5 Hal yang Nggak Pernah Dilihat Orang Pintar

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Senin, 22 Dec 2025 11:30 WIB
5 Hal yang Nggak Pernah Dilihat Orang Pintar
Tontonan yang dihindari orang cerdas/Foto: Unsplash/Clay Banks

Waktu adalah satu-satunya sumber daya yang tak bisa diulang atau dibeli kembali, tetapi sering kali kita menggunakannya tanpa sadar. Pernahkah kamu sendiri berhenti sejenak dan bertanya pada dirimu bagaimana sebenarnya kamu menghabiskan waktu luangmu?

Dilansir dari Your Tango, ada 5 jenis konten atau tontonan yang dihindari orang cerdas dan mereka yang benar-benar menghargai waktunya dan berkomitmen pada pengembangan diri. Tujuannya sederhana, yaitu mengajakmu untuk meninjau kembali pilihan hiburan yang selama ini menjadi kebiasaan, lalu mempertimbangkan alternatif yang bukan hanya menyenangkan, tetapi juga memberi nilai tambah untuk hidupmu.

Acara TV Realitas yang Diskenariokan

Menonton acara TV realitas yang penuh sensasi dan dibuat-buat adalah salah satu hal yang dihindari orang pintar. Mereka lebih memilih hiburan yang memberi makna dan wawasan. Meski begitu, beberapa reality show tetap menarik karena mengungkap dinamika hubungan dan sifat manusia.
Menonton acara TV realitas yang dibuat-buat adalah salah satu hal yang dihindari orang pintar/Foto: Unsplash/Kevin Woblick

Menonton acara TV realitas yang dibuat-buat, penuh sensasi, dan jelas palsu adalah salah satu hal yang dihindari orang pintar. Mereka cenderung memilih hiburan atau kegiatan yang memberikan rasa puas, makna dalam hidup, wawasan, atau tantangan bagi pikiran.

Meskipun begitu, bukan berarti mereka sepenuhnya lepas dari tontonan tersebut. Menurut psikolog Melanie Greenberg, banyak individu ber-IQ tinggi tetap menikmati reality show biasa sama seperti orang kebanyakan karena mereka menemukan nilai di baliknya, terutama wawasan tentang sifat manusia, dinamika hubungan, dan makna cinta yang tersirat di dalamnya.

Drama Daring

Menonton drama daring adalah kebiasaan yang nggak dilakukan orang pintar/Foto: Unsplash/Hao Pan

Menurut The Academy of Management Review, drama yang tidak perlu dapat mengikis kepercayaan dan memicu kebencian. Orang dengan kecerdasan tinggi biasanya sudah paham betul risiko ini sehingga mereka tidak menjauh dari drama dalam pertemuan tatap muka, tetapi juga dari drama yang beredar di dunia maya.

Mengikuti gosip selebritas, drama daring, atau hubungan parasosial di internet adalah kebiasaan yang nggak dilakukan orang pintar. Bagi mereka, waktu telah berharga untuk dihabiskan pada hal-hal yang tidak memberi manfaat nyata.

Itulah alasan mereka lebih mengalokasikan energi dan pikiran pada hobi, interaksi, dan percakapan yang menambah nilai hidup. Jadi, kecuali jika percakapan tentang selebritas di dunia maya atau gosip dari grup chat benar-benar merangsang pikiran dan memberikan wawasan yang layak untuk waktu mereka, mereka akan memilih untuk mengabaikan dan menghindarinya.

Propaganda dan Berita Palsu

Kemampuan berpikir kritis dan kecerdasan emosional membekali orang pintar untuk menghadapi berita palsu. Mereka mampu menilai kebenaran informasi meski disajikan dengan intensitas emosional tinggi. Hal yang dihindari orang pintar adalah jebakan informasi yang sengaja menyesatkan.

Tontonan yang Dihindari Orang Pintar/Foto: Freepik

Sebuah penelitian dalam jurnal berjudul The Use of Critical Thinking to Identify Fake News: A Systemic Literature Review yang dipublikasikan pada 2020 mengungkap bahwa kemampuan utama untuk membongkar propaganda dan memilah informasi yang benar terletak pada keterampilan berpikir kritis.

Orang dengan IQ tinggi sudah terbiasa mengasah kemampuan ini dalam keseharian mereka. Sebagai pemikir yang kompleks, mereka mampu menerapkan literasi digital di dunia online dan dengan cepat mengenali berita palsu atau informasi menyesatkan yang sering mengecoh orang lain.

Ditambah dengan kemampuan mengelola emosi dan kecerdasan emosional yang baik, mereka dapat melindungi diri dari jebakan propaganda dan berita palsu, khususnya di internet. Studi dari Columbia Business School yang dipublikasikan pada Januari 2025 menjelaskan bahwa informasi menyesatkan kerap dirancang untuk memicu emosi kuat, seperti marah atau takut, sehingga membuat orang yang kurang waspada mudah terperangkap.

Hal yang sedang Ngetren

Hal yang sedang ngetren adalah salah satu tontonan yang dihindari orang cerdas/Foto: Unsplash/Pablo Toledo

Praktisi kesehatan mental Ankita Guchait menjelaskan bahwa banyak orang terjebak dalam mengikuti tren demi validasi di media sosial. Mereka terdorong oleh keinginan mendapatkan kepuasan instan dan ledakan dopamin dari interaksi daring.

Memang, mencoba berbagai tren bisa menumbuhkan rasa kebersamaan dan memperluas jaringan pertemanan. Namun, jika seluruh jati diri dibangun hanya berdasarkan tren, seseorang justru berisiko kehilangan arah, ambisi pribadi, dan keaslian dirinya.

Berbeda dengan kebiasaan itu, orang yang benar-benar cerdas, percaya diri, dan disiplin mungkin tetap mengambil inspirasi dari tren, tetapi tidak larut dalam arusnya. Mereka memilih membangun kebiasaan dan perilaku yang sesuai dengan nilai serta tujuan pribadinya sehingga benar-benar membawa manfaat bagi hidup mereka.

Konten Media Sosial yang Terlalu Banyak

Hal yang dihindari orang pintar adalah terlalu banyak menonton konten media sosial/Foto: Unsplash/Sinitta Leunen

Banyak orang terjebak dalam penggunaan media sosial berlebihan karena terdorong oleh budaya membandingkan diri dan rasa tidak percaya diri. Kebiasaan ini kerap ditemukan pada mereka yang kurang mengasah kecerdasan emosional dan keterampilan praktisnya.

Sementara itu, orang yang benar-benar cerdas tidak menggunakan media sosial atau teknologi sekadar untuk melarikan diri dari rasa tidak nyaman. Mereka lebih memilih cara yang sehat dan terarah seperti melakukan refleksi diri, menulis jurnal, atau mengikuti terapi demi memahami dan mengelola emosi mereka dengan baik.

Bagi orang-orang yang pintar, memposting sesuatu demi mencari validasi bukanlah pilihan. Bahkan, mereka menetapkan batasan yang jelas terhadap penggunaan gawai, waktu layar, dan media sosial sehingga teknologi menjadi alat yang membantu, bukan yang mengendalikan hidup mereka.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.