5 Jejak Toleransi dan Aksi Peduli Kemanusiaan Paus Fransiskus

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 21 Apr 2025 20:00 WIB
Kunjungan ke Indonesia: Hadir ke Masjid Istiqlal Jakarta-Bertemu Penyandang Disabilitas
Paus Fransiskus/Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Pemimpin Gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus, meninggal dunia di usia 88 tahun pada Senin (21/4) di Casa Santa Marta, Vatikan. Selama beberapa bulan terakhir, kondisi Paus Fransiskus sempat dinyatakan kritis dan dilaporkan mengalami pneumonia. Paus Fransiskus sempat dirawat selama 38 hari di rumah sakit sebelum melanjutkan perawatan di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan.

Kabar duka Paus Fransiskus tutup usia disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrell dalam pernyataannya yang dipublikasikan oleh Vatikan. Misa untuk Paus Fransiskus akan digelar di Gereja Makam Suci: Patriarkat Latin Yerusalem, yang disucikan oleh umat Kristiani, pada Rabu (23/4) mendatang.

Paus Fransiskus merupakan salah satu sosok yang dikenang sebagai tokoh toleransi antarumat beragama dengan pesan-pesan kedamaian yang selalu disampaikannya. Semasa hidupnya, ia vokal membicarakan isu-isu sosial dan menekankan pentingnya kemanusiaan di tengah keberagaman.

Penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia

Paus Fransiskus

Paus Fransiskus/Foto: Instagram.com/franciscus

Pada 2019, Paus Fransiskus bersama Imam Besar Al-Azhar, Ahmed Al-Tayeb, menandatangani "Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama" (The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together). dalam sebuah upacara di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. 

Dokumen ini menyerukan umat beragama di seluruh dunia untuk bekerja sama demi perdamaian, toleransi, dan hidup berdampingan secara harmonis. Selain itu, penandatanganan dokumen ini menjadi salah satu pertemuan bersejarah antara dua tokoh agama paling berpengaruh, yaitu pemimpin Gereja Katolik dunia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb. Pertemuan ini menjadi langkah penting dalam dialog antaragama.

Bawa Pengungsi ke Vatikan

Paus Fransiskus

Paus Fransiskus/Foto: Instagram/franciscus

Pada 2016, Paus Fransiskus mengunjungi sebuah kamp pengungsi Suriah di Pulau Lesbos, Yunani. 

"Kami datang untuk menarik perhatian dunia terhadap krisis kemanusiaan yang serius ini dan memohon penyelesaiannya," kata Paus Fransiskus, dilansir dari NPR. "Kami berharap dunia akan memperhatikan situasi yang tragis dan sangat membutuhkan ini, dan menanggapinya dengan cara yang sesuai dengan kemanusiaan kita bersama."

Tak hanya menunjukkan kepedulian terhadap pengungsi melalui kata-kata, Paus Fransiskus juga menyambut pengungsi Suriah di Vatikan. Di kunjungannya tersebut, Paus Fransiskus membawa 12 migran dari Suriah ke Vatikan, yang terdiri dari tiga keluarga, termasuk enam orang anak, yang semuanya Muslim.

"Paus ingin memberikan isyarat penyambutan terkait pengungsi," kata Vatikan dalam sebuah pernyataan.

Menjamu Makan Siang Tunawisma

Paus Fransiskus

Paus Fransiskus/Foto: Instagram/franciscus

Paus Fransiskus terkenal sebagai sosok yang sangat peduli dengan rakyat kecil. Salah satu aksinya yang selalu dikenang adalah ketika ia makan siang dengan 300 tunawisma di Washington DC pada 2015. Di antara para tamu tersebut, terdapat ibu tunggal, korban kekerasan dalam rumah tangga, hingga orang-orang dengan disabilitas intelektual.

Tak hanya itu, Paus Fransiskus juga pernah makan siang bersama ribuan orang miskin, tunawisma, dan imigran untuk memperingati Hari Orang Miskin Sedunia di Vatikan, 17 November 2019.  Makan bersama dengan orang miskin telah menjadi tradisi Paus Fransiskus sejak ia menetapkan Hari Orang Miskin Sedunia pada 2017.

Kunjungan ke Indonesia: Hadir ke Masjid Istiqlal Jakarta-Bertemu Penyandang Disabilitas

Paus Fransiskus tiba di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Paus Fransiskus tiba di Masjid Istiqlal pada pukul 09.15 WIB. Dia menggunakan kursi roda yang didorong oleh salah satu pengawalnya.

Paus Fransiskus/Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Paus Fransiskus sempat bertandang ke Indonesia selama 4 hari pada 2024. Kunjungan Paus ke Indonesia memiliki pesan penting untuk merayakan perbedaan serta kerukunan antar umat beragama.

Selain memimpin Misa Agung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal juga menjadi salah satu momen tak terlupakan. Paus Fransiskus hadir di Masjid Istiqlal untuk bertemu dan berdialog bersama bersama tokoh lintas agama.

Bersama Imam Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, Paus Fransiskus mengunjungi terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta. Paus Fransiskus mengatakan terowongan itu sebagai simbol memperkuat persaudaraan.

"Kita kaum beriman yang berasal dari tradisi keagamaan yang berbeda-beda memiliki sebuah tugas untuk dilakukan. Membantu semua orang melewati terowongan ini dengan pandangan yang diarahkan menuju terang. Dengan demikian, di akhir perjalanan, kita akan mampu mengenal dalam diri mereka yang berjalan di samping kita seorang saudara seorang saudari yang dengannya kita dapat berbagi kehidupan yang saling mendukung satu sama lain," kata Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (6/9), dilansir dari detikNews.

Selain itu, Paus Fransiskus juga bertemu dengan sejumlah penyandang disabilitas di kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jakarta Pusat. Dari kunjungannya tersebut, Paus Fransiskus mengatakan bahwa penyandang disabilitas adalah bintang yang bersinar di langit.

"Kalian adalah bintang yang bersinar di langit nusantara ini, para anggota yang paling berharga dari gereja ini. Kalian harta karunia," ucap Paus.

Desak Gencatan Senjata di Palestina

Paus Fransiskus

Paus Fransiskus/Foto: Instagram/franciscus

Paus Fransiskus juga termasuk sosok yang vokal dalam menyerukan perdamaian dan gencatan senjata di Palestina. Pada 29 Oktober 2023, dalam pidato Angelusnya, Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata di Gaza.

Dilansir dari Palestine Chronicle, ia mendesak agar bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza dan agar semua tawanan dibebaskan. Ia menekankan bahwa “Perang selalu merupakan kekalahan! Setiap perang adalah kekalahan!"

Pada April 2024, Paus Fransiskus mengutuk pembunuhan pekerja bantuan di Gaza oleh Israel dan kembali menyerukan gencatan senjata.

Berbicara di hadapan 25.000 orang di Lapangan Santo Petrus, Paus menyampaikan kesedihan atas tewasnya tujuh relawan World Central Kitchen, yang tewas akibat serangan Israel saat mengirimkan makanan di tempat yang telah ditetapkan sebagai "zona bebas konflik".

"Saya menyampaikan penyesalan yang mendalam atas tewasnya para relawan saat mendistribusikan bantuan makanan di Gaza," katanya.

Paus Fransiskus juga mengecam pengeboman anak-anak di Gaza, dan menyebutnya sebagai tindakan “kekejaman.”

"Kemarin, anak-anak dibom. Ini kekejaman, ini bukan perang,” ujar Paus.

Sebelum tutup usia, Paus Fransiskus tetap gencar menyerukan gencatan senjata di Gaza. Hal tersebut ia sampaikan saat muncul di hadapan publik pada perayaan Paskah di balkon utama Basilika Santo Petrus, Minggu (20/4).

Dilansir Reuters, pesan Paus Fransiskus itu dibacakan oleh seorang ajudan saat Paus, yang masih dalam pemulihan dari pneumonia, menyaksikan di balkon utama Basilika Santo Petrus. Paus Fransiskus mengatakan situasi di Gaza "dramatis dan menyedihkan".

"Saya menyatakan kedekatan saya dengan penderitaan ... seluruh rakyat Israel dan rakyat Palestina," kata pesan itu.

"Saya mengimbau pihak-pihak yang bertikai: menyerukan gencatan senjata, membebaskan para sandera dan membantu orang-orang yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai," katanya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE