5 Kesalahan Merawat Rumah yang Dikira Benar, Yuk Cek Kebenarannya dari Para Ahli!
Pernah merasa sudah merawat rumah dengan benar, tetapi tetap saja ada bagian yang cepat rusak atau sudut yang terasa kurang nyaman? Banyak orang tanpa sadar melakukan beberapa kesalahan merawat rumah, padahal cara merawat rumah yang keliru bisa berdampak besar, bukan hanya pada kebersihan dan kesehatan keluarga, tetapi juga pada nilai jual properti di masa depan.
Nah, agar rumah tetap nyaman dan investasi tetap terjaga, penting untuk mengetahui cara merawat rumah yang tepat. Dilansir dari The Spruce, berikut ini 5 perawatan rumah yang salah—yang sayangnya sering dianggap benar—dilengkapi penjelasan akurat dari para ahli. Yuk, cek apakah kamu juga pernah melakukannya!
Tidak Merawat Bangunan Baru
![]() Ilustrasi/Foto: Vecteezy/Benis Arapovic |
Memiliki rumah baru sering kali membuat pemilik merasa tenang dan yakin bahwa mereka tak perlu repot-repot melakukan perawatan dalam waktu dekat. Hal ini bisa dimaklumi karena tampilan rumah yang masih segar dan infrastruktur yang belum terpakai lama bisa menimbulkan kesan bahwa segalanya akan baik-baik saja untuk beberapa tahun ke depan. Namun, menurut Rachel Blindauer, seorang desainer interior dan produk, justru tahun pertama adalah masa yang rentan terhadap masalah-masalah tersembunyi yang sering kali terabaikan.
Masalah seperti retakan karena pergeseran struktur, cat yang tidak mengering dengan sempurna, hingga sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara yang tidak bekerja seimbang bisa muncul meskipun rumah masih baru. Karena itu, Blindauer menyarankan agar pemilik rumah membuat daftar pengecekan secara menyeluruh pada bulan ke-6 dan ke-12 setelah rumah mulai ditempati.
Setiap masalah, sekecil apa pun, sebaiknya dicatat dan didokumentasikan dengan foto. Bahkan kerusakan kecil yang tampak hanya bersifat estetika bisa menjadi petunjuk adanya permasalahan yang lebih serius dibaliknya.
Mematikan Sistem HVAC Menghemat Energi
Ilustrasi/Foto: Vecteezy/Sorapong Chaipanya
Banyak orang percaya bahwa mematikan sistem HVAC (pemanas, ventilasi, dan pendingin udara) ketika tidak digunakan akan menghemat energi. Padahal, anggapan ini keliru. Menurut Tim Alagushov dari IRBIS Air, Plumbing & Electrical, justru menyalakan dan mematikan HVAC secara berulang sepanjang hari dapat menyebabkan konsumsi energi yang sama atau bahkan lebih besar.
Hal tersebut terjadi karena setiap kali sistem dinyalakan kembali, ia harus bekerja lebih keras untuk mencapai suhu yang diinginkan, dan proses ini memerlukan energi dalam jumlah besar. Selain itu, jika suhu di dalam rumah dibiarkan berubah terlalu jauh—misalnya menjadi sangat panas atau dingin—maka sistem HVAC harus bekerja ekstra keras untuk mengembalikannya ke suhu ideal.
Faktanya, HVAC memang dirancang untuk bekerja secara stabil dan efisien jika dijalankan terus-menerus dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, justru lebih hemat energi dan lebih baik untuk kenyamanan jika sistem ini tetap dinyalakan dan dibiarkan bekerja sebagaimana mestinya.
Mengabaikan Faktor Waktu saat Membersihkan Jendela
Ilustrasi/Foto: Vecteezy/dao_kp20226443
Membersihkan jendela bisa terasa mendesak saat kaca terlihat kusam dan kotor. Saat semangat datang, kita pun sering berpikir bahwa saat itulah waktu terbaik untuk melakukannya. Namun menurut Chris Hurd, Direktur Senior di perusahaan jendela Marvin, memilih waktu yang tepat sangat penting saat membersihkan jendela agar hasilnya maksimal.
Lebih lanjut lagi, Hurd menjelaskan bahwa sinar matahari yang langsung mengenai jendela bisa mempercepat pengeringan cairan pembersih sehingga bisa meninggalkan bekas noda dan membuat hasilnya kurang bersih. Oleh karena itu, Hurd menyarankan agar jendela dibersihkan di waktu-waktu ketika sinar matahari tidak langsung menyinarinya, entah itu sebelum atau sesudah matahari menyinari jendela. Membersihkan saat cuaca mendung atau ketika jendela berada di tempat yang teduh juga merupakan pilihan yang baik.
Tidak Memakai Wallpaper karena Takut Susah Dibersihkan
Ilustrasi/Foto: Vecteezy/Tonefoto grapher
Wallpaper sering kali dianggap tidak cocok untuk dapur atau kamar mandi karena diyakini tidak bisa dibersihkan. Pandangan ini berakar dari masa lalu, ketika bahan wallpaper yang ada belum mampu bertahan menghadapi kelembapan. Namun, seiring berkembangnya teknologi material, anggapan tersebut kini tak lagi relavan.
Arvid Lithander, Direktur Kreatif dan salah satu pendiri Wild Palace, menjelaskan bahwa wallpaper modern—terutama yan berbahan non-woven dan bebas PVC serta vinil—sudah cukup kuat untuk digunakan di area lembap. Bahkan, jenis wallpaper ini mampu menahan uap hingga cipratan air. jadi, tak perlu ragu lagi memasang wallpaper di dapur atau kamar mandi—selama jenisnya tepat, wallpaper tetap bisa dibersihkan dan tetap tampil menawan.
Jarang Membersihkan Karpet secara Menyeluruh
Ilustrasi/Foto: Vecteezy/dao_kp20226443
Idealnya, menyedot debu karpet dilakukan satu hingga dua kali seminggu, atau bahkan lebih sering jika diperlukan. Namun, jarang sekali orang yang melakukan pembersihan karpet secara menyeluruh. Banyak orang yang menganggap bahwa terlalu sering melakukan deep clean bisa merusak bahan karpet.
Padahal menurut Olivia Martin, desainer interior dari Berberorugs, karpet—terutama yang terbuat dari wol atau buatan tangan—justru perlu dibersihkan secara profesional setiap enam hingga sembilan bulan sekali. Menurutnya, menunggu sampai satu tahun adalah waktu yang terlalu lama karena selama itu kotoran, alergen, dan kelembapan bisa merusak serat-serat alami karpet.
Agar lebih optimal, sebaiknya jadwalkan pembersihan menyeluruh ini menjelang pergantian musim. Dengan melakukan hal ini, karpet bisa tetap bersih, awet, dan nyaman digunakan sepanjang tahun.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
