5 Kode Rahasia yang Sering Diucapkan oleh Para Pilot

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Senin, 30 Dec 2024 12:00 WIB
Deadhead
Ilustrasi/Foto: Freepik/tirachardz

Jika kamu sering melakukan perjalanan dengan menumpangi pesawat, mungkin kamu sering bertanya-tanya alasan pilot menggunakan kalimat tertentu yang tidak dimengerti oleh penumpang. Jawabannya adalah, untuk memastikan komunikasi yang jelas, efisien, dan aman antara mereka, kru pesawat, dan pengontrol lalu lintas udara.

Penggunaan kalimat rahasia atau kode khusus ini dirancang agar dapat menghindari kebingungan atau kesalahan dalam situasi kritis. Bahasa yang lebih teknis dan terstandardisasi memungkinkan pesawat untuk beroperasi dengan koordinasi yang tinggi, terutama saat berkomunikasi dalam kondisi darurat atau cuaca buruk.

Dilansir dari Reader’s Digest, inilah beberapa kalimat yang sering diucapkan pilot itu!

Alfabet Penerbangan

Ilustrasi/Foto: Freepik/DC Studio
Ilustrasi/Foto: Freepik/DC Studio

Alfabet penerbangan atau pilot alphabet adalah sistem fonetik yang digunakan oleh dunia penerbangan internasional untuk memastikan komunikasi yang jelas dan mengurangi potensi kebingungannya. Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) menetapkan alfabet fonetik standar yang meliputi kata-kata seperti Alpha, Bravo, Charlie, Delta, dan seterusnya, yang masing-masing mewakili huruf dalam abjad. Dengan sistem ini, bunyi huruf yang mirip, seperti “B” dan “D”, dapat dibedakan dengan jelas untuk menghindari kesalahan komunikasi yang bisa berbahaya dalam dunia penerbangan.

Selain itu, angka juga memiliki pengucapan khusus dalam komunikasi penerbangan. Misalnya, angka “0” selalu diucapkan sebagai “zero” bukan “oh”, sedangkan angka “3” diucapkan sebagai “tree”, “5” menjadi “fife”, dan “9” menjadi “niner”. Penggunaan alfabet dan angka ini tidak hanya berlaku pada penerbangan internasional, tetapi juga diterapkan di negara-negara dengan standar komunikasi penerbangan yang tinggi.

Crosscheck

Ilustrasi/Foto: Freepik/DC Studio

Dalam dunia penerbangan, istilah “crosscheck” memiliki peran yang sangat vital untuk memastikan keselamatan dan kelancaran operasional pesawat. Proses crosscheck dilakukan antara sesama anggota kru, terutama pramugari dan pramugara, untuk saling memverifikasi tugas dan prosedur yang telah dijalankan.

Salah satu aspek penting yang diperiksa adalah pintu pesawat, di mana kru akan memastikan bahwa pintu sudah dalam posisi yang benar, baik sebelum lepas landas maupun setelah pesawat mendarat. Verifikasi ini juga melibatkan pemeriksaan terhadap peralatan keselamatan lainnya, seperti sabuk pengaman, pelampung, dan oksigen masker, untuk memastikan bahwa semuanya dalam kondisi yang siap pakai.

Holding Pattern

Ilustrasi/Foto: Freepik/wirestock

Holding pattern adalah prosedur yang diterapkan oleh pesawat yang belum diizinkan untuk mendarat di bandara tujuan. Selama periode ini, pesawat akan terbang dalam pola melingkar (biasanya berbentuk oval) di sekitar area tertentu, yang dikenal dengan nama “holding fix”.

Pola tersebut dirancang agar pesawat tetap berada di jalur yang aman sementara menunggu giliran untuk mendarat. Prosedur holding pattern umumnya dilakukan oleh pesawat yang terhalang untuk mendarat karena berbagai faktor, seperti cuaca buruk, antrian pesawat di bandara, atau keterlambatan pemberian izin mendarat oleh pengatur lalu lintas udara.

Final Approach

Ilustrasi/Foto: Freepik/4045

Final approach adalah tahap terakhir dalam penerbangan yang menandakan pesawat akan segera mendarat. Pada fase ini, pesawat akan berada dalam jalur lurus menuju landasan pacu dan tidak ada lagi perubahan arah atau penundaan.

Proses ini sangat penting karena memastikan pesawat mendarat dengan aman dan tepat waktu. Begitu pesawat memasuki final approach, pilot harus melakukan serangkaian prosedur untuk mempersiapkan pendaratan, seperti menurunkan ketinggian dan menyesuaikan kecepatan agar pesawat bisa menyentuh landasan pacu dengan stabil.

Deadhead

Ilustrasi/Foto: Freepik/tirachardz

Istilah “deadhead” dalam dunia penerbangan merujuk pada kru pesawat, seperti pilot atau pramugari, yang sedang tidak bertugas, tetapi ikut terbang sebagai penumpang, baik untuk kembali ke tempat tugas atau tujuan lain yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. Mereka biasanya terbang dengan tiket yang disediakan oleh maskapai, tetapi tidak memiliki tanggung jawab operasional pada penerbangan tersebut.

Maskapai biasanya mengatur kursi kosong atau cadangan untuk kru yang melakukan deadheading agar mereka bisa kembali ke lokasi tugas mereka tanpa harus membayar tiket penuh. Deadheading memiliki manfaat operasional bagi maskapai, terutama untuk meminimalisir biaya perjalanan kru dan memastikan kru berada di lokasi yang diperlukan untuk penerbangan selanjutnya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.