5 Lagu yang Menggaungkan Sikap Kritis pada Pemerintahan, Sudah Pernah Mendengarnya?
Ngomongin soal birokrasi di Indonesia memang tidak akan ada habisnya. Polemik demi polemik selalu ada. Saking lelahnya dengan dinamika politik dan hukum yang ada, sebagian orang mencurahkan uneg-unegnya lewat lagu.
Berikut 5 lagu yang vokal kritisi pemerintah. Simak!
1. Surat Buat Wakil Rakyat – Iwan Fals
Foto: istimewa
Lagu musisi ternama Iwan Fals, memang sarat akan kritikan pedas atas ketidakadilan di masyarakat. Salah satu lagunya adalah Surat Buat Wakil Rakyat yang dirilis pada 1987. Meski lagu jadul, Surat Buat Wakil Rakyat masih terngiang hingga kini di telinga masyarakat.
Surat Buat Wakil Rakyat dinilai menyentil kinerja anggota DPR. Lewat lagu tersebut, Iwan Fals menumpahkan rasa kekecewaan lantaran anggota DPR yang terlibat dalam praktik nepotisme.
Selain itu, mengharapkan setiap anggota DPR bisa menyuarakan aspirasi publik dengan lantang. Bukan hanya diam menjadi pengikut dan menyetujui semua keputusan ‘bos’, terlepas itu baik untuk publik atau tidak.
“Di hati dan lidahmu kami berharap. Suara kami tolong dengar lalu sampaikan. Jangan ragu jangan takut karang menghadang. Bicaralah yang lantang jangan hanya diam.…….. Wakil rakyat bukan paduan suara. Hanya tau nyanyian lagu setuju…”, begitulah penggalan lirik lagu Surat Buat Wakil Rakyat.
2. Bongkar – Iwan Fals
Iwan Fals/Foto: Andhika Prasetya/detikFoto
Masih dari lagu musisi Iwan Fals. Lagu Bongkar tidak kalah pedas dalam mengkritisi kinerja pemerintahan. Diketahui, lirik dalam lagu tersebut terdapat sarkasme dari publik yang merasa muak dengan para pejabat pemerintah.
“Sabar sabar sabar dan tunggu. Itu jawaban yang kami terima. Ternyata kita harus ke jalan. Robohkan setan yang berdiri mengangkang.…….. Penindasan serta kesewenang-wenangan. Banyak lagi t’ramat banyak untuk disebutkan. Hoi! Hentikan hentikan jangan diteruskan. Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan….”.
Dalam penggalan lirik di atas, tersirat makna bahwa publik hanya dibodohi dengan kata ‘sabar dan tunggu’ oleh pemerintah. Disuruh menunggu padahal penindasan dan kesewenang-wenangan semakin terlihat jelas. Di sini, publik didorong untuk sadar dan segera bertindak menegakkan keadilan.
3. Manusia Setengah Dewa – Iwan Fals
Manusia Setengah Dewa/Foto: istimewa
Manusia Setengah Dewa menjadi salah satu lagu yang terus digaungkan oleh masyarakat hingga saat ini. Lagu ini mengungkapkan harapan rakyat kepada pemimpin baru, di mana kondisi Indonesia yang tidak ubah lebih baik.
“….... Urus saja moralmu, urus saja akhlakmu. Peraturan yang sehat yang kami mau. Tegakkan hukum setegak-tegaknya. Adil dan tegas tak pandang bulu. Pasti ku angkat engkau menjadi manusia setengah dewa…”.
Rakyat menginginkan pemimpin yang menjunjung tinggi nilai kepemimpinan dan integritas. Hukum di Indonesia harus ditegakkan tanpa melihat ‘siapa dia’. Jangan menjadikan peraturan hanya sebatas ‘pajangan’. Sebab, penindasan dan ketidakadilan terhadap rakyat kecil masih sering terjadi.
4. Gossip Jalanan – Slank
Slank/Foto: Grandyos Zafna
Beberapa lagu Slank juga menyuarakan sikap kritis terhadap pemerintah, salah satunya pada lagu Gossip Jalanan. Lagu tersebut dirilis pada 2004 dalam album bertajuk PLUR.
Lagu Gossip Jalanan menggambarkan bagaimana ketegasan hukum di Indonesia. Kasus korupsi semakin menjadi di lembaga pemerintahan. Hukum dipermainkan oleh uang. Istilahnya di sini ‘kamu punya uang dan kuasa, semua aman’.
Begini penggalan lirik dari lagu Gossip Jalanan, "Ada yang tau mafia peradilan? Tangan kanan hukum di kiri pidana. Dikasih uang habis perkara.……. Mau tau nggak mafia di Senayan? Kerjaannya tukang bual peraturan. Bikin UUD, ujung ujungnya duit….”.
5. Kami Belum Tentu – Feast
Kami Belum Tentu/Foto: istimewa
Terakhir, ada lagu bertajuk Kami Belum Tentu dari band Feast. Setiap lirik yang ditulis Baskara Putra ini memiliki makna yang tersembunyi. Secara keseluruhan menggaungkan kegerahan masyarakat terhadap kepemimpinan dan isu-isu nasional yang tidak pernah ada ujungnya.
“Pemimpin di esok hari. (Adakah yang cukup mampu?). Mewakilkan suara kami. (Jelas tak ada yang tahu). Ada yang cukup peduli. Umat yang dikelabui. Melupakan masa lalu. (Namun kami belum tentu!)”. Earth-03 kerusuhan lagi. Earth-04 perang nuklir lagi. Jadikan pelajaran. Jangan sampai rusak beneran……”.
Lirik di atas menggambarkan kegundahan publik terhadap kepemimpinan pemimpin selanjutnya. Publik tidak pernah lupa terhadap kasus-kasus yang terjadi di Indonesia dan bagaimana respon pemerintah saat itu.
Sementara lirik “Pura-pura bersih lagi. (Bagaikan Kalpataru). Jelas-jelas tangan besi. (Masih berlagak rindu!). Sembah Tuhan tiap minggu. (Tapi masih lempar batu)” ditafsirkan sebagai sindiran untuk pejabat pemerintah yang penuh topeng.
Itulah 5 lagu yang menggaungkan sikap kritis terhadap peliknya birokrasi di Indonesia. Adakah lagu kesukaan, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!