5 Pesan tentang Feminisme yang Bisa Dipetik dari Film Barbie
Setelah lama ditunggu, Warner Bros dan Mattel akhirnya resmi merilis film Barbie yang dibintangi oleh Margot Robbie (Barbie) dan Ryan Gosling (Ken). Film yang disutradarai oleh Greta Gerwig ini sontak menjadi perhatian, salah satunya karena mengangkat tema feminism dengan sangat dalam.
Terlepas dari kehidupannya yang digambarkan glamor dan bisa menjadi apapun di Barbieland, ternyata banyak rintangan yang harus dijalani Barbie dengan titel perempuan. Penasaran?
Berikut ulasannya sebagaimana dilansir dari berbagai sumber.
1. Perempuan Tak Selalu Soal Kesempurnaan Fisik
![]() Cuplikan Film Barbie/Foto: Warner Bros. Pictures |
Sejak muncul tahun 1959, dilansir dari Huffpost, Barbie digambarkan sebagai sosok berkulit putih, berambut blonde, dan tampak sempurna dengan kaki jinjitnya di atas high heels. Hal itu sesuai dengan yang ditampilkan oleh Margot Robbie.
Namun dalam film rekaan Greta Gerwig, Barbie bukan satu-satunya perempuan di Barbieland. Di dunia tersebut tinggal banyak Barbie lain yang memiliki keragaman bentuk fisik. Ada yang berkulit gelap, rambut hitam, tubuh berisi, bahkan ada yang duduk di atas kursi roda.
Gambaran ini seolah menegaskan bahwa setiap perempuan memiliki kecantikannya sendiri dan tak selalu soal fisik yang sempurna. Padahal, selama ini Barbie dianggap membuat banyak perempuan menerapkan standar kecantikan yang salah sehingga tak menghargai diri sendiri.
2. Kehidupan Nyata Tak Seindah di Barbieland
![]() Cuplikan Film Barbie/Foto: Warner Bros. Pictures |
Masih ingat lagu “Barbie Girl” yang dipopulerkan grup musik Aqua pada tahun 1990an? Disebutkan bahwa kehidupan Barbie dalam plastik memang fantastis. Dalam film ini pun, para Barbie bisa menjadi apa pun yang mereka inginkan. Mereka bisa memiliki rumah impian, menjalani profesi apapun yang diinginkan, punya sahabat dekat, dan berbagai kesempurnaan hidup lainnya.
Namun Greta Gerwig menyajikan fakta bahwa kehidupan perempuan nyatanya tak seindah harapan. Ketika Barbie dikirim ke dunia nyata, dia melihat banyak hal mengejutkan di depan matanya. Perempuan seperti dirinya nyatanya tak selalu diperlakukan baik. Bahkan beberapa orang menganggap kehadirannya sebagai bencana.
Selain itu, America Ferrera yang berperan sebagai Gloria, seorang ibu, perempuan bekerja, sekaligus pecinta Barbie, juga menampilkan scene cukup menyentuh. Dia menunjukkan betapa beratnya kehidupan yang dipikulnya sebagai perempuan.
3. Fenomena Pelecehan pada Perempuan
![]() Cuplikan Film Barbie/Foto: Warner Bros. Pictures |
Saat Barbie baru saja hadir ke dunia nyata, dia tampak berjalan bersama Ken di tempat umum. Namun alih-alih menjadi momen menyenangkan, dia justru menjadi perhatian publik dan mendapat perilaku pelecehan seksual.
Setelah menjadi korban catcalling, seorang pria bahkan dengan sengaja menepuk bagian tubuhnya. Barbie langsung memukul pria tersebut, namun malah dirinya yang ditangkap polisi. Sementara Barbie merasa tidak nyaman, Ken justru menikmati semua perhatian publik kepadanya.
Film Barbie Menyinggung Soal Sistem Patriarki di Dunia Nyata
Film Barbie/Foto: Instagram.com/barbiethemovie
4. Sindiran untuk Sistem Patriarki
![]() Ryan Gosling Sebagai Ken dalam Film Barbie/Foto: Instagram.com/barbiethemovie |
Di dunia nyata, Ken dan Barbie akhirnya melihat bagaimana dunia dikuasai dengan sistem patriarki. Barbie jelas tidak nyaman namun Ken malah terlihat antusias dan menerima konsep tersebut mentah-mentah. Dia mulai beranggapan bahwa menjadi seorang pria berarti bisa melakukan segalanya. Bahkan saat kembali ke dunia Barbie, dia mulai menggerakkan Ken yang lain untuk menerapkan konsep yang sama.
Karenanya, film ini juga menyinggung tentang pentingnya bagi seorang perempuan untuk memiliki “power”. Hal ini disadari oleh Barbie saat bertemu dengan anak perempuan bernama Shasa yang ternyata adalah pemiliknya di dunia nyata. Dilansir dari NBC News, otonomi bukan untuk mendominasi, melainkan untuk mengimbangi agar perempuan mampu bertahan di dunia yang kejam.
5. Feminisme Bukan Stereotip
![]() Cuplikan Film Barbie/Foto: Warner Bros. Pictures |
Secara keseluruhan, film Barbie ini bukan hanya sekadar sajian musim panas, namun juga memiliki pesan yang sangat kuat. Sementara banyak orang yang salah memahami konsep feminisme, bahkan menganggapnya sebagai stereotip, tayangan ini justru menyajikan fakta-fakta nyata tentang pentingnya kesetaraan gender bagi perempuan.
Tingginya eksploitasi seksual pada perempuan, ketidaksetaraan hak di berbagai bidang, serta mengakarnya sistem patriarki jelas hal yang harus jadi keprihatinan. Dengan demikian, melalui film Barbie yang sarat komedi ini, segenap tim produksi berharap bisa menanamkan konsep yang benar dari feminisme, sehingga tercipta kehidupan yang lebih baik di masa depan.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!




