5 Rasa Takut Terbesar dan Paling Mengganggu Menurut Psikolog, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Riswinanti Pawestri Permatasari | Beautynesia
Senin, 26 Feb 2024 20:00 WIB
3. Takut dengan Kesepian
Ilustrasi Takut Kesepian/Foto: Freepik.com

Rasa takut sejatinya adalah hal normal yang dialami setiap makhluk hidup. Melansir Reader’s Digest, psikolog di Northwestern Medicine Huntley Hospital, Chicago bernama Zachary Sikora menjelaskan bahwa ketakutan merupakan respon alami yang membuat manusia mampu bertahan hidup karena secara otomatis akan meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi berbagai macam hal.

Namun yang jadi masalah, rasa takut kadang muncul tidak terkendali sehingga membuat seseorang overthinking dan enggan melangkah. Padahal ketakutan tersebut sering kali tidak beralasan, misalnya takut melamar kerja, takut berkenalan dengan lawan jenis, dan lain-lain.

Lalu bagaimana cara menghadapinya? Berikut adalah rasa takut terbesar yang dialami manusia beserta cara mengatasinya.

1. Takut Gagal

Ilustrasi Takut Gagal/Foto: Freepik.com/yanalya
Ilustrasi Takut Gagal/Foto: Freepik.com/yanalya

Rasa takut gagal adalah faktor yang paling bikin orang sulit sukses. Jika dibiarkan, perasaan ini juga bisa berkembang menjadi sindrom impostor, di mana seseorang merasa tidak layak mendapatkan penghargaan atas pencapaian dan kesuksesan yang diraih.

Pertama-tama, ubah pola pikir. Alih-alih melihat kegagalan sebagai cerminan nilai diri, kamu dapat melihatnya sebagai batu loncatan menuju kesuksesan. Merangkul kegagalan berarti mengakui bahwa hal ini adalah bagian alami dari setiap perjalanan yang menawarkan pelajaran berharga.

Sekalipun gagal, jangan pernah menganggap diri sebagai pecundang. Lihat dirimu sebagai sosok yang pemberani dan bermental baja karena berusaha keras mengalahkan tantangan. Di sisi lain, cobalah untuk mencari support system yang mendukung dan tak menjatuhkanmu saat sedang terpuruk.

2. Takut dengan Penolakan

Ilustrasi Takut dengan Penolakan/Foto: Freepik.com/Drazen Zigic

Penolakan adalah salah satu hal yang paling memalukan dan menyakitkan, dengan proses penyembuhan yang mungkin tidak sebentar. Wajar jika banyak orang takut menghadapinya, namun jangan sampai perasaan macam ini membuatmu enggan melangkah.

Untuk menghadapi rasa takut atas penolakan, atau bahkan jika kamu sudah mengalami penolakan, maka langkah pertama adalah merangkul emosimu sendiri. Sedih adalah hal normal, dan tak perlu menyangkal. Meski demikian, jangan berlarut-larut dan pahami bahwa setiap kejadian pasti membawa hikmah. Kalau tidak sekarang, mungkin penolakan yang dialami justru akan membawa kebaikan di masa depan.

Amy Lombardo, penulis buku Brilliance: A Coaching Guide to Clearing Inner Obstacles and Letting Your Authenticity Shine, mengatakan pada Reader’s Digest bahwa penolakan diibaratkan sebagai sebuah pintu yang tertutup. Ketika satu terkunci, kamu masih membuka pintu lain yang mungkin menyimpan hal lebih indah di baliknya. Ingat juga bahwa penolakan bukan standar untuk mendefinisikan seseorang.

3. Takut dengan Kesepian

Ilustrasi Takut Kesepian/Foto: Freepik.com

Rasa takut kesepian umumnya muncul karena manusia cenderung ingin diakui dan divalidasi. Namun kekhawatiran berlebihan terhadap kesendirian bisa berdampak kesehatan mental, yang akhirnya berdampak ke fisik, sehingga kebanyakan orang berusaha keras menghindarinya. Sayangnya daripada merasa kesepian, banyak orang justru beralih pada hubungan yang toksik.

Hal yang perlu kamu lakukan untuk mengatasinya adalah mencoba untuk lebih banyak me-time dan memberikan waktu berkualitas untuk dirimu sendiri. Dengan demikian, perlahan kamu akan menyadari bahwa kamu bisa tetap bahagia dan termanjakan tanpa harus bergantung dengan orang lain.

Meski demikian, bukan berarti kamu harus mengabaikan hubungan sosial. Jika kamu sudah berhasil berdamai dan bahagia dengan diri sendiri, coba cari tahu penyebab kamu merasa kesepian.

Jika ternyata masalahnya adalah support system yang lemah, maka sudah saatnya kamu mencari koneksi yang bisa memberikan dukungan. Kamu bisa memulainya dengan mengikuti komunitas, bergabung dengan kegiatan sosial, dan hal-hal yang memungkinkan bertemu dengan orang lain.

4. Khawatir pada Perubahan atau Ketidakpastian

Ilustrasi Khawatir pada Perubahan atau Ketidakpastian/Foto: Freepik.com

Berpikir tentang menghadapi hal-hal yang tidak diketahui kadang memang cukup menakutkan, misalnya takut menikah, perpisahan, atau kemungkinan adanya perubahan memaksa kita keluar dari zona nyaman (seperti PHK, penggusuran, dan lain-lain). Melansir Reader’s Digest, berbagai penelitian menunjukkan bahwa otak manusia secara harfiah diprogram untuk melihat ketidakpastian sebagai ancaman.

Untuk mengatasinya, pertama-tama pahami bahwa perubahan tak selamanya memberikan konsekuensi negatif. Hal hebat takkan muncul dari sesuatu yang stagnan, melainkan dari gebrakan yang berani. Jika bisa menanamkan pemikiran itu, kamu bisa tumbuh menjadi pribadi yang optimis sehingga berusaha sebaik mungkin untuk menyiapkan diri menghadapi perubahan dan ketidakpastian.

Pada akhirnya, sikap optimis ini akan menjadi bekal untuk membuatmu lebih mampu beradaptasi terhadap apa pun yang datang. Boleh saja memikirkan kemungkinan terburuk, namun siapkan juga strategi untuk menghadapinya. Hal ini akan membuatmu selalu merasa siap dan tenang menghadapi apapun.

5. Takut pada Kematian

Ilustrasi Takut pada Kematian/Freepik.com

Kekhawatiran atas kematian diri sendiri maupun orang terdekat mungkin menjadi rasa takut paling besar dalam diri manusia. Kematian adalah hal yang pasti, namun kebanyakan orang merasa tak punya kendali untuk menghadapi rasa sakit, kehilangan, dan berbagai konsekuensi yang muncul. Lalu bagaimana cara mengatasinya?

Pertama-tama, rangkul rasa takut dan ubah pola pikirmu tentang kematian. Menganggap kematian sebagai sebuah bencana hanya akan membuatmu resah, karenanya ubah pola pikir dan pahami bahwa maut pada dasarnya adalah proses bertahap yang akan dialami semua orang. Hal ini akan membuat keresahanmu mereda dan mulai fokus pada kehidupan saat ini.

Ketika kamu mampu berdamai dengan rasa takut mati, perlahan kamu akan menyadari bahwa hidup yang singkat ini sudah seharusnya diisi dengan hal bermanfaat. Selanjutnya, carilah makna hidup yang membuatmu merasa berarti dalam kehidupan.

Ketika kamu berhasil menemukan hal berharga dan melakukan kebaikan sebanyak mungkin dalam hidup, maka ketenangan akan muncul dan membuatmu lebih siap menghadapi kejadian paling buruk sekalipun.

Demikian beberapa ketakutan terbesar yang seringkali muncul dan mengganggu kehidupan manusia. Pada dasarnya kamu tak perlu menyingkirkan sepenuhnya, karena rasa takut itu justru membuat kamu bertahan hidup. Coba rangkul semua kekhawatiran dan langkahkan kaki dengan lebih ringan untuk menghadapi tantangan. Selamat mencoba!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.