Hubungan antarmanusia bisa jadi rumit, inilah sebabnya tanpa disadari kita sering kali menjadi korban stereotip tentang bagaimana suatu hubungan seharusnya berjalan. Meski stereotip tersebut menjadi hal yang normal dalam masyarakat, terkadang stereotip tersebut dapat berkontribusi pada perilaku yang tidak membantu, beracun, bahkan berbahaya.
Stereotip hubungan dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis, yang pada akhirnya mempersulit individu dan pasangan untuk membentuk hubungan yang sehat dan bahagia.
Dilansir dari Very Well Mind, berikut 5 stereotip dalam hubungan yang dianggap "normal" padahal bisa merusak.
1. Hubungan Putus-Nyambung Dianggap Menarik dan Menantang
Ilustrasi/Foto: Freepik.com |
Hubungan yang putus-nyambung sering kali dianggap menarik sekaligus menantang. Faktanya, hubungan seperti ini sering kali digambarkan sebagai hubungan emosional yang mendalam dan intens.
Menurut Anabel Basulto, seorang terapis pernikahan dan keluarga berlisensi di Kaiser Permanente di California Selatan, hubungan seperti ini terkadang terjadi karena beberapa orang yakin bahwa mereka pada akhirnya dapat mengubah pasangan mereka.
Namun, hubungan seperti ini bisa menjadi racun jika kebutuhan kita tidak terpenuhi. "Polanya berubah dari putus hingga berbaikan dan itu tidak pernah mengarah pada perasaan puas dalam hubungan. Kegembiraan karena percaya 'saat ini akan lebih baik' menyebabkan peningkatan endorfin yang menipu otak kita untuk percaya bahwa pola beracun ini baik," ungkapnya.
Ini bukan berarti putusnya suatu hubungan diartikan tidak sehat. Basulto menyarankan bahwa mengambil jeda untuk menilai apa yang kita butuhkan dapat bermanfaat dalam beberapa kasus.