5 Tradisi Tahun Baru di Indonesia

Octaviani | Beautynesia
Rabu, 11 Aug 2021 22:30 WIB
Tradisi tahun baru Islam/jogya.com

Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, tentu saja beberapa wilayah di Indonesia memiliki berbagai cara untuk merayakan Tahun Baru Islam 1443 Hijriah yang dimulai dengan 1 Muharram ini. Tradisi-tradisi ini memadukan unsur agama dan budaya setempat, beda wilayah beda juga cara perayaannya. Biasanya tradisi ini dilakukan pada saat malam menjelang pergantian tahun dan pada saat 1 Muharram.

Kita simak yuk, seperti apa sih tradisi tahun baru Islam di beberapa daerah berikut ini :

Yogyakarta

Tradisi tahun baru Islam di Yogyakarta disebut dengan Mubeng Beteng atau Lampah Mubeng. Tradisi ini biasa dilakukan dengan para abdi dalem keraton yang mengeliling benteng keraton di malam hari dengan mengenakan pakaian adat Jawa, tanpa membawa keris dan tidak beralas kaki. Pada saat menjalani ritual, tidak diperbolehkan untuk saling bicara satu sama lain. Mereka hanya memanjatkan doa dan permohonan untuk kebaikan diri sendiri, keluarga dan bangsa.


Tradisi Mubeng Beteng/youtube.com

Jawa Barat

Lain lagi dengan tradisi perayaan tahun baru Islam di daerah Jawa Barat, yaitu Bubur Suro. Pada tanggal 10 Muharram biasanya masyarakat setempat membuat bubur merah dan bubur putih yang disajikan secara terpisah. Kemudian bubur ini dibawa ke masjid bersama hidangan lainnya, dan akan dinikmati bersama-sama selepas sholat di masjid.


Bubur suro/antaranews.com

Garut

Masih di Jawa Barat, namun berbeda lagi dengan tradisi di daerah Garut. Masyarakat setempat biasanya akan berjalan keliling kampung sambil membawa obor, biasanya disebut pawai obor. Pelaksanaannya biasanya setelah sholat Isya hingga malam. Sambil menyalakan obor dan membaca selawat, ada juga yang menabuh bedug membuat suasana makin meriah. Walaupun dilakukan di malam hari tapi biasanya banyak anak muda bahkan anak kecil yang ikut serta pada pawai obor ini.

Jawa

Masyarakat di daerah Jawa biasanya melakukan ritual Ngumbah Keris atau mencuci keris. Tradisi ini biasanya dilakukan pada bulan-bulan yang dianggap sakral. Tahun baru Islam atau mereka menyebutnya bulan Suro, dianggap sebagai bulan keramat yang dapat menambahkan kekuatan ghaib pada keris. Hal ini masih mengundang banyak perdebatan dan kontroversi karena dianggap musyrik.


Ritual ngumbah keris/youtube.com

Bengkulu

Untuk daerah Bengkulu, tradisi perayaan tahun baru Islam disebut dengan Upacara Tabot. Tradisi ini mengandung 2 aspek, yaitu aspek ritual dan aspek non ritual. Untuk aspek ritual, upacara hanya bisa dilakukan oleh keluarga dengan garis keturunan tertentu yang telah memenuhi sejumlah syarat tertentu juga. Sedangkan untuk aspek non ritual, kegiatan bisa diikuti oleh masyarakat umum dengan bebas. Biasanya dimeriahkan dengan kegiatan perlombaan, mulai dari tari kreasi, rebana, hingga pukul gendang bagi anak-anak. Masyarakat setempat mempercayai jika tidak melakukan tradisi ini pada tahun baru Islam, maka akan terjadi bencana atau musibah.

Namun dengan adanya pandemi covid19 ini, sejumlah tradisi tahun baru Islam terpaksa tak bisa dilakukan. Kalaupun tetap dilakukan maka dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat. Bagaimana dengan perayaan di tempatmu, Beauties?

(raf/raf)
Loading ...