5 Ungkapan yang Sering Diucapkan Orang dengan Etika Bicara yang Buruk, Menurut Pakar Public Speaking

Dwi Lindah Permatasari | Beautynesia
Kamis, 07 Dec 2023 09:30 WIB
Baiklah, Cari Tahu Caranya
5 Ungkapan yang Sering Diucapkan Orang dengan Etika Bicara yang Buruk, Menurut Pakar Public Speaking/Foto: Unsplash/ CoWomen

Beauties, kita pasti berkomunikasi dengan orang setiap hari. Jadi, tidak dapat dipungkiri bahwa kita kadang-kadang akan merasa tidak nyaman atau bahkan tersinggung oleh hal-hal yang kita dengar.

Namun, pertimbangkan kemungkinan bahwa kamu terkadang bersalah karena mengomentari seseorang dengan cara yang keliru. Oleh sebab itu, pastikan kamu memikirkan baik-baik sebelum berbicara.

Pasalnya, tidak mungkin untuk mengevaluasi setiap kata sebelumnya, namun akan sangat membantu jika kita menyadari ungkapan atau sikap yang menghalangi kita berkomunikasi secara efektif.

Melansir dari CNBC, ada beberapa ungkapan kasar yang selalu digunakan oleh orang-orang dengan etika bicara yang buruk. Apa saja?

Apakah Kamu Ingin…?

Frasa yang pertama ini cocok digunakan saat kamu menawarkan pilihan kepada seseorang. Misalnya, “Maukah kamu pergi makan siang bersamaku?” Namun, sebagai cara menyampaikan pesanan, “Apakah kamu ingin membuang sampah?” Ungkapan-ungkapan ini ternyata termasuk kesopanan palsu yang tidak langsung terlihat meremehkan.

Lantas, apa yang harus kamu katakan? Nyatakan permintaan kamu secara langsung. Kamu bisa menyampaikan permintaan dengan bertanya, “Maukan kamu membantu saya?” lagipula, orang pada umumnya suka ikut campur. Tapi mereka tidak suka merasa dimanipulasi.

Ini Masalahnya ….

Ilustrasi sedang mengobrol dengan rekan kerja/Foto: Pexels/Alexander Suhorucov

5 Ungkapan yang Sering Diucapkan Orang dengan Etika Bicara yang Buruk, Menurut Pakar Public Speaking/Foto: Pexels/Alexander Suhorucov

Frasa ini menegaskan bahwa apapun yang terjadi selanjutnya akan menjadi keputusan final dan otoritatif mengenai subjek yang sedang dibahas. Bahkan, ketika ungkapan ini digunakan secara tidak sengaja, ini mungkin terdengar terlalu penting. Sementara orang yang benar-benar berwibawa cenderung tidak membuang waktu untuk pernyataan yang seperti ini.

Jika kamu memberikan pendapat, sebaiknya pertimbangkan untuk mengawali pernyataan kamu dengan frasa “Saya pikir….” Kedua kata ini akan menghilangkan kesan bahwa kamu sedang mengeluarkan penyataan yang sombong.

Baiklah, Cari Tahu Caranya

5 Ungkapan yang Sering Diucapkan Orang dengan Etika Bicara yang Buruk, Menurut Pakar Public Speaking/Foto: Unsplash/ CoWomen

Frasa ini adalah akhir dari percakapan dan itu jahat! Meskipun pendelegasian itu penting, kepemimpinan menuntut bahwa jika seorang karyawan membutuhkan bantuan atau mencoba berkomunikasi tentang suatu hambatan. Jadi, tugas kamu adalah membantu mereka mengatasinya, bukan menghina mereka.

Bahasa yang lebih hangat dan pendekatan terbuka akan selalu mendorong eksplorasi solusi yang lebih baik. Pergeseran sederhananya mungkin dengan mangatakan, “Baiklah, mari kita bicarakan hal ini dan cari tahu caranya.”

Itulah Adanya

5 Ungkapan yang Sering Diucapkan Orang dengan Etika Bicara yang Buruk, Menurut Pakar Public Speaking/Foto: Unsplash/Brooke Cagle

Frasa seperti ini biasanya banyak digunakan sebagai singkatan dari “Berhenti mengeluh.” Jika seseorang meminta simpati atau bantuan, kamu mungkin ingin atau tidak ingin untuk membantu mereka. Tapi, setidaknya berbaik hatilah untuk mengakhiri pembicaraan.

Sebaiknya, cobalah menawarkan sedikit rasa ingin tahu dan empati. Kamu tidak perlu bersikap palsu atau terlalu demonstratif. Namun, mengatakan sesuatu yang sederhana seperti, “Itu sulit. Saya turut prihatin karena kamu mengalami hal itu,” akan membuat perbedaan dengan membiarkan orang lain merasa didengarkan.

Kalau Kamu Mau Pendapat Jujurku….

5 Ungkapan yang Sering Diucapkan Orang dengan Etika Bicara yang Buruk, Menurut Pakar Public Speaking/Foto: Unsplash/LinkedIn Sales Solutions

Frasa ini akan terdengar kasar, terlebih apakah ada yang menanyakan pendapat kamu atau tidak. Jika demikian, mereka mungkin sebenarnya tidak mengharapkan tanggapan kasar yang menyamar sebagai kejujuran.

Pada dasarnya, semua orang menginginkan bantuan, dukungan, dan solusi. Mengatakan “mungkin” alih-alih memberikan “pendapat jujur” adalah kata pengantar yang bagus. Mengatakan “maaf” terhadap sebuah komentar kasar jauh lebih baik daripada pembenaran yang bersifat diplomatis dan palsu.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE