6 Ciri-Ciri Pola Asuh Toksik yang Perlu Dihindari, Bisa Menghambat Kesuksesan dan Mentalnya!

Meuthia Khairani | Beautynesia
Minggu, 13 Apr 2025 15:30 WIB
1. Tidak Mendukung Anak
Tidak mendukung anak/Foto: Pexels/RDNE

Setiap orang tua tentu berharap agar anaknya tumbuh sehat baik fisik dan mentalnya, cerdas, dan bisa meraih mimpinya di masa depan. Namun, harapan tersebut harus sejalan dengan pola asuhnya sehari-hari. 

Ya, pola asuh terbaik berperan penting dalam tumbuh kembang anak. Apabila anak tumbuh dengan pola asuh toksik, bisa memberikan hambatan kesuksesan dan merusak mentalnya. 

Karena itu, kenali sederet ciri pola asuh toksik agar kamu menghindarinya. Apa saja, simak!

1. Tidak Mendukung Anak

Tidak mendukung anak/Foto: Pexels/RDNE

Dikutip dari Choosing Therapy, orang tua yang toksik adalah yang tidak mendukung pilihan, minat, dan prestasi anak sendiri. Alih-alih menyemangati usaha anak atau merayakan prestasi anak, orang tua toksik justru mengabaikan dan meremehkan si anak. Mungkin cemburu atau iri karena masa kecil atau masa mudanya tidak semampu itu untuk meraih apa yang dapat diraih sang anak, ingin mengendalikan, atau murni tidak peduli.

Tanda orang tua tidak mendukung, yakni tidak berminat memperhatikan aktivitas dan prestasi anak, tidak memberikan dukungan emosional atau finansial saat dibutuhkan, suka sekali mengkritik anak dengan bahasa negatif atau menyakitkan.

2. Terlalu Mengkritik Anak

Terlalu mengkritik anak/Foto: Pexels/Karolina Grabowska

Orang tua yang beracun ditandai dengan terlalu kritis terhadap pikiran, emosi, atau tindakan anak. Alih-alih menawarkan dukungan dan dorongan, mereka berfokus pada kekurangan dan kesalahan anak tanpa melihat atau mengapresiasi sedikit pun hal benar atau baik yang sudah dilakukan anaknya. Orang tua toksik terus menerus mengkritik sehingga anak merasa tidak pernah cukup baik, kurang merasa berharga, hingga tidak percaya diri.

3. Suka Membanding-bandingkan Anak

Suka membanding-bandingkan anak/Foto: Pexels/Artempodrez

Dilansir dari Marriage, terus menerus membandingkan anak dengan saudara kandung, teman sebaya, atau artis, merupakan tanda ibu atau ayah beracun. Praktik ini cepat atau lambat dapat menumbuhkan perasaan cemburu, tidak mampu, dan harga diri yang rendah, karena anak mulai melihat dirinya tidak pernah cukup ideal di mata orang tuanya.

4. Melakukan Kekerasan Fisik dan Emosional

Melakukan kekerasan fisik dan emosional/Foto: Freepik/master1305

Tanda ini merupakan indikator yang jelas dari perilaku beracun, di mana kekerasan fisik atau emosional, termasuk serangan verbal, ancaman, atau penghinaan terus-menerus, dilakukan oleh orang tua. Dampaknya adalah mengurangi rasa aman dan harga diri anak.

5. Menganggap Anak Tidak Bisa Dewasa

Menganggap anak tidak bisa dewasa/Foto: Pexels/Michael Koneckiy

Dikutip dari Okay Now Breathe, jika orang tua masih memperlakukan anaknya layaknya anak kecil, hal ini bisa menghambat kemandirian dan pertumbuhan pribadi sang buah hati.

Adapun tanda orang tua denial bahwa anaknya sudah dewasa adalah tidak memberikan kesempatan anak untuk mandiri dan membuat keputusan sendiri, menasihati tanpa diminta, mengabaikan pendapat dan perasaan sang anak, tidak mendengarkan perspektif si anak, dan selalu mengendalikan tindakan anak seolah anak tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam hidupnya tanpa petunjuk dari orang tua.

6. Memfavoritkan Anak Tertentu

Memfavoritkan anak tertentu/Foto: Pexels/Fernanda de Freitas

Anak-anak tidaklah bodoh. Mereka tahu apabila dia tidak diperlakukan adil oleh orangtua atau orang tuanya pilih kasih terhadapnya. Tanda orang tua melakukan pilih kasih atau memfavoritkan sebagian anak adalah suka membandingkan anak-anaknya, sering menghabiskan lebih banyak waktu dengan satu anak tertentu, suka memihak satu anak daripada yang lain.

Beauties, sederet ciri orang tua toksik di atas tentunya perlu dihindari ya!

*** 

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE