6 Kebutuhan Emosional Perempuan agar Tidak Merasa Kosong dalam Hubungan

Florence Febriani Susanto | Beautynesia
Senin, 10 Nov 2025 20:00 WIB
6 Kebutuhan Emosional Perempuan agar Tidak Merasa Kosong dalam Hubungan
Kebutuhan Emosional Perempuan/Foto: Freepik

Beauties, pernah nggak, sih, kamu merasa hampa meski hidupmu terlihat baik-baik saja? Mungkin kamu punya pekerjaan yang stabil, hubungan yang tampak ideal, atau rutinitas yang lancar, tapi tetap ada ruang kosong yang nggak bisa dijelaskan.

Ini bukan hal aneh. Banyak perempuan mengalami hal yang sama karena kebutuhan emosional perempuan tidak dipenuhi sepenuhnya dalam hubungan atau kesehariannya.

Rasa kosong ini bukan soal drama atau bersikap berlebihan, ya. Saat kamu merasa tidak dimengerti, tidak diprioritaskan, atau tidak dihargai secara emosional, efeknya bisa begitu besar. Makanya, penting buat mengenali kebutuhan emosionalmu. Bukan cuma biar hubungan makin sehat, tapi juga biar kamu bisa jadi versi terbaik dari dirimu sendiri. 

Dirangkum dari Healthline, yuk, kita bahas enam kebutuhan emosional utama yang bisa jadi kunci agar kamu nggak lagi merasa kosong dalam hidup maupun cinta.

Afeksi

Afeksi/Foto: Freepik

Afeksi itu bukan cuma pelukan atau ciuman. Tapi juga senyuman, sapaan hangat, dan sentuhan ringan yang bikin kamu merasa dilihat dan dihargai. Banyak perempuan merasa kosong ketika bentuk afeksi dalam hubungan mulai hilang atau berubah. Padahal, keintiman emosional sering kali diawali dari hal-hal kecil seperti ini. 

Jika kamu terbiasa mendapat pelukan sebelum tidur tapi sekarang tidak, kamu mungkin mulai bertanya-tanya. Apa dia masih peduli? Kalau kamu mulai merasa seperti itu, jangan disimpan. Bicarakan baik-baik. 

Ingat, afeksi bisa berbeda tiap orang. Ada yang menunjukkan lewat kata, ada yang lewat tindakan. Hal yang penting, kamu dan pasangan saling paham bagaimana menunjukkan cinta masing-masing. Afeksi yang konsisten bisa jadi fondasi kuat sebagai cara agar perempuan tidak merasa kosong dalam hubungan jangka panjang.

Penerimaan

Penerimaan/Foto: Freepik

Setiap perempuan ingin orang lain menerima mereka, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Lingkungan, termasuk pasangan, berperan penting dalam memberikan penerimaan ini.

Kalau kamu terus berpura-pura menjadi sosok ideal demi disukai, kamu akan cepat lelah. Lama-lama, kamu bisa kehilangan rasa layak dalam dirimu. Padahal, hubungan yang sehat menuntut kamu untuk tampil apa adanya. 

Kamu nggak perlu terus-menerus menyenangkan orang lain. Kalau pasangan menerima dirimu dengan tulus, kamu akan merasa tenang dan aman. Sebaliknya, kalau pasangan memperlakukanmu seperti “tamu” dalam hidupnya, kamu akan merasa terasing.

Coba perhatikan, apakah pasangan sudah benar-benar mengajakmu masuk dalam lingkaran hidupnya? Kalau belum, sampaikan harapanmu dengan terbuka. Kebutuhan emosional perempuan yang satu ini jadi dasar penting dari koneksi emosional yang sehat.

Validasi

Validasi/Foto: Freepik

Siapa, sih, yang nggak pengin didengarkan dan dimengerti? Perempuan ingin tahu bahwa perasaannya penting. Bukan cuma didengar, tapi juga dipahami. Saat kamu sedih dan hanya dibalas dengan, “Kamu lebay,” rasanya sakit, kan? Itu karena kamu tidak merasa divalidasi. 

Penelitian tahun 2016 menunjukkan bahwa pasangan yang saling memvalidasi perasaan lebih cenderung merasa dekat dan puas secara emosional. Jadi kalau kamu sering merasa diabaikan atau perasaanmu dianggap remeh, itu bisa mengikis harga diri secara perlahan. 

Jangan tunggu sampai meledak, Beauties. Latih komunikasi yang sehat. Gunakan kalimat seperti, “Aku merasa tidak didengar saat kamu langsung menyela.” Validasi bukan soal membenarkan, tapi soal memberi ruang pada perasaan yang muncul. Ketika kamu merasa divalidasi, kamu tidak mudah goyah oleh emosi negatif.

Kepercayaan

Kepercayaan/Foto: Freepik

Tanpa kepercayaan, hubungan akan mudah dipenuhi curiga dan kecemasan. Perempuan butuh rasa percaya untuk merasa nyaman dan aman, baik secara fisik maupun emosional. Kamu ingin tahu bahwa pasanganmu bisa diandalkan dan jujur. Kalau kamu mulai merasa ragu dengan kejujurannya, atau dia sering menyembunyikan hal kecil sekalipun, alarmmu pasti berbunyi. 

Ini bukan tentang posesif, tapi tentang menjaga ketenangan batin. Jika kamu merasa tidak bisa berbagi cerita dengan bebas karena takut dikritik atau dibocorkan, itu juga tanda kepercayaan mulai menurun. 

Dalam kondisi ini, penting banget untuk membuka dialog dan menyampaikan perasaanmu. Jika kamu merasa batasmu dilanggar, jangan ragu untuk menegaskan nilai dan prioritasmu.

Rasa Aman

Rasa Aman/Foto: Freepik

Rasa aman bukan cuma soal fisik. Kamu juga perlu aman secara emosional. Kalau kamu takut jujur karena pasangan suka menyindir atau menyalahkan, kamu sedang tidak aman. Kamu mulai menyimpan perasaan. Lama-lama, kamu kehilangan koneksi dan menarik diri.

Kamu butuh ruang yang ramah untuk jadi dirimu sendiri. Tempat kamu bisa mengeluh tanpa dihakimi. Tempat kamu bisa menangis tanpa dikatai “lemah.” Kalau kamu sudah nggak merasa aman, jangan abaikan itu. 

Coba sampaikan ke pasangan, minta mereka lebih mendengar. Rasa aman akan muncul kalau kalian saling menghargai batas dan cara masing-masing berekspresi. Ini adalah pondasi penting dalam hubungan yang sehat. Tanpa rasa aman, kamu hanya akan terus merasa tertekan dan hampa.

Diprioritaskan

Diprioritaskan/Foto: Freepik

Semua orang ingin merasa penting, termasuk kamu. Tapi kadang, prioritas pasangan berubah. Kamu yang dulu selalu jadi yang pertama, sekarang sering diabaikan. Chat-mu dibalas seminggu sekali, janji bertemu selalu dibatalkan, dan kamu mulai merasa nggak dilihat. 

Ini bukan sekadar soal waktu, tapi soal rasa dihargai. Kalau kamu tidak merasa diprioritaskan, perasaan nggak berarti bisa muncul. Mungkin kamu bertanya-tanya, “Aku ini penting nggak, sih, buat dia?” Kalau ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin kamu mulai menarik diri dan merasa hampa.

Ingat, terkadang perempuan merasa kosong bukan karena kurang cinta, tapi karena kurang perhatian dan usaha dari orang yang dia sayang. Maka, penting untuk membicarakan ini dengan cara yang dewasa. Jangan menyalahkan, tapi sampaikan harapanmu secara jujur.

Beauties, memahami kebutuhan emosional bukan berarti kamu lemah. Justru itu tanda kamu sadar akan dirimu dan tahu apa yang kamu perlukan untuk tumbuh. Saat kebutuhan emosionalmu terpenuhi, kamu akan lebih tenang, percaya diri, dan lebih bahagia dalam hubungan maupun dalam hidup. 

Jangan takut untuk jujur pada dirimu sendiri. Apa yang kamu butuhkan? Apa yang selama ini kamu tahan? Kapan terakhir kali kamu merasa sungguh-sungguh dimengerti?

Setiap hubungan yang sehat harus punya ruang untuk saling mengisi. Kamu tidak egois saat kamu ingin merasa dicintai dengan utuh. Mulai hari ini, yuk, lebih peduli pada kebutuhan emosionalmu!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.