7 Kalimat Gaslighting Orang Tua yang Meremehkan Emosi Anak

Florence Febriani Susanto | Beautynesia
Selasa, 30 Dec 2025 21:30 WIB
“Kapan kamu mau tenang?”
Kalimat Gaslighting Orang Tua yang Meremehkan Emosi Anak/Foto: Freepik

Kalimat gaslighting orang tua kadang muncul tanpa niat buruk, tapi efeknya bisa berkepanjangan. Beauties, mungkin kamu pernah ngobrol santai lalu tiba-tiba muncul komentar yang membuat kamu ragu pada perasaan sendiri. Ucapannya terdengar ringan, tapi, kok, rasanya menusuk? Kamu jadi bertanya-tanya apakah kamu terlalu sensitif, padahal sebenarnya ucapan mereka memang tidak sehat.

Banyak anak dewasa masih membawa luka kecil dari cara orang tua berkomunikasi. Ini sering terjadi bukan karena orang tua ingin menyakiti, tetapi karena pola lama terus terbawa sampai sekarang.

Orang tua merasa itu “normal”, sementara kamu yang sudah tumbuh belajar memahami batas diri. Akhirnya, kalimat yang meremehkan emosi anak jadi terasa makin jelas dan makin melelahkan. Karena itu, penting untuk mengenali pola-pola gaslighting ini supaya kamu bisa melindungi kesehatan emosimu. Yuk, simak ulasannya dirangkum dari Your Tango!

“Kapan kamu mau tenang?”

Kalimat Gaslighting Orang Tua yang Meremehkan Emosi Anak/Foto: Freepik

Kalimat gaslighting orang tua bisa terdengar halus, salah satunya pertanyaan tentang kapan kamu akan tenang. Orang tua mungkin bermaksud baik, tetapi pertanyaan ini bisa membuat kamu merasa kurang, seolah perkembangan hidupmu tidak sesuai standar mereka.

Ucapan ini juga membuat anak dewasa merasa pilihan hidupnya tidak dihargai. Mereka seakan lupa kamu sudah mampu menentukan jalan sendiri. Kamu sudah berusaha hadir sebagai diri sendiri, tapi justru disambut dengan penilaian. Ini bisa bikin kamu menjauh secara emosional, karena merasa tidak pernah cukup bagi orang tua.

“Kamu itu nggak tahu apa-apa.”

Kalimat Gaslighting Orang Tua yang Meremehkan Emosi Anak/Foto: Freepik

Kalimat meremehkan emosi seperti ini membuat kamu merasa dianggap tidak mampu mengambil keputusan. Orang tua kadang ingin tetap merasa dibutuhkan, sehingga tanpa sadar mereka merendahkan kemampuan anak dewasa. Padahal perubahan dinamika hubungan memang wajar. Anak tumbuh, belajar mengambil keputusan, dan belajar bertanggung jawab.

Saat orang tua merespons dengan nada merendahkan, komunikasi jadi tegang. Anak dewasa sulit terbuka karena takut dianggap bodoh atau tidak kompeten. Padahal hubungan sehat dibangun lewat dialog terbuka, bukan lewat meremehkan emosi anak. Dengan komunikasi yang saling menghargai, batas baru dalam hubungan bisa terbentuk tanpa saling menjatuhkan.

“Kamu tuh lebay.”

Kalimat Gaslighting Orang Tua yang Meremehkan Emosi Anak/Foto: Freepik

Menurut Harvard psychologist Dr. Cortney Warren, orang tua dengan kecenderungan narsistik sering memakai kalimat seperti ini untuk menekan reaksi emosional anak. Mereka ingin mempertahankan kontrol. Namun dalam hubungan yang sehat, setiap perasaan seharusnya diberi ruang, meski kadang tidak nyaman.

Kalimat ini membuat kamu mempertanyakan perasaan sendiri. Kamu jadi takut jujur, karena respon mereka selalu sama. Ini adalah bentuk gaslighting yang halus, tapi sangat melukai. Karena itu, penting bagi kamu untuk menyadari bahwa emosi valid, dan kamu berhak mendapat respons yang menghargai.

“Ya sudah, aku memang orang tua yang buruk.”

Kalimat Gaslighting Orang Tua yang Meremehkan Emosi Anak/Foto: Freepik

Kalimat seperti ini sebenarnya bentuk self-victimizing. Orang tua mengalihkan fokus pembicaraan supaya tidak perlu menerima tanggung jawab. Bukannya mendengarkan kritik atau pendapat kamu, mereka menjadikan diri sendiri sebagai korban. Hasilnya, kamu malah merasa bersalah padahal kamu hanya menyampaikan perasaan.

Cara ini membuat hubungan makin jauh dari sehat. Anak dewasa bisa berhenti berbagi cerita karena tahu pembicaraan akan berubah arah. Jika setiap dialog berakhir dengan drama, tidak ada ruang untuk kedewasaan emosional. Komunikasi yang sehat memerlukan kejujuran dan kemampuan menerima kritik, bukan menyalahkan diri demi menghindar.

“Sudahlah, jangan rusak harinya.”

Kalimat Gaslighting Orang Tua yang Meremehkan Emosi Anak/Foto: Freepik

Kalimat ini sering muncul saat ada acara keluarga. Ketika kamu mencoba membicarakan sesuatu, respons mereka adalah menyuruh kamu diam agar suasana tidak rusak. Di sini, perasaanmu diposisikan sebagai ancaman, bukan sebagai hal yang penting. Orang tua mungkin ingin menjaga citra, tapi tanpa sadar mereka menyakiti kamu.

Ucapannya juga memberi pesan bahwa kebahagiaan keluarga lebih penting daripada kenyamanan emosimu. Kamu jadi belajar menekan perasaan dan bersikap “baik-baik saja” di depan orang lain. Padahal kebutuhan emosionalmu sama pentingnya. Kamu berhak didengarkan tanpa dianggap merusak apa pun.

“Tuh kan, Mama/Papa sudah bilang.”

Kalimat Gaslighting Orang Tua yang Meremehkan Emosi Anak/Foto: Freepik

Kalimat ini mungkin terdengar sepele, tapi efeknya besar. Orang tua yang memakai ucapan ini ingin menunjukkan bahwa mereka “lebih tahu”. Sayangnya, ucapan tersebut justru menjauhkan anak. Daripada memberi dukungan saat kamu sedang kesulitan, mereka memakai kesempatan itu untuk menguatkan ego.

Psikoterapis Patricia Morgan menegaskan bahwa sikap “aku kan sudah bilang” tidak membangun komunikasi. Sebaliknya, itu memperkuat jarak dan membuat anak merasa tidak aman untuk berbagi. Padahal yang kamu butuhkan saat gagal adalah dukungan, bukan penghakiman.

“Dulu Mama/Papa lebih susah dari kamu.”

Kalimat Gaslighting Orang Tua yang Meremehkan Emosi Anak/Foto: Freepik

Kalimat ini adalah bentuk perbandingan yang meremehkan emosi anak. Orang tua menganggap perjuangan kamu tidak sebanding dengan apa yang mereka alami dulu. Menurut ahli dari Lartney Wellness Group, orang tua yang tidak nyaman dengan emosi mereka cenderung meremehkan perasaan orang lain untuk merasa lebih baik.

Kalimat ini membuat kamu enggan berbagi karena kamu takut dibandingkan terus. Padahal tantangan tiap generasi berbeda. Hal yang kamu butuhkan adalah validasi, bukan kompetisi soal siapa yang paling menderita. Dengan mendengarkan tanpa menghakimi, hubungan dapat tumbuh lebih sehat dan saling memahami.

Beauties, setiap hubungan keluarga pasti mengalami dinamika yang tidak mudah. Namun mengenali pola kalimat gaslighting orang tua adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan emosimu. Karena kamu sudah dewasa, kamu berhak memahami batasan, berhak didengarkan, dan berhak mendapat komunikasi yang sehat.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE