7 Kalimat Toksik Orang Tua yang Merusak Mental dan Kecerdasan Anak, Jangan Diucapkan!

Rini Apriliani | Beautynesia
Jumat, 19 Sep 2025 15:30 WIB
7. “Kalau Kamu Nakal Lagi, Ibu Tinggalkan Kamu Sendirian di Sini!”
Ilustrasi ibu memarahi anak/Foto: Thinkstock

Orang tua tentunya memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak. Apa yang diucapkan dan apa yang dilakukannya saat ini, bisa memiliki pengaruh besar di masa mendatang.

Seperti halnya sebuah tanaman, jika dirawat dengan baik, maka akan menghasilkan bunga yang cantik juga. Karena itulah, pentingnya menanamkan hal-hal baik.

Nah, Beauties, ada sejumlah kalimat toksik orang tua yang merusak mental dan kecerdasan anak. Dengan mengetahui hal ini, semoga kamu tidak akan pernah mengucapkannya!

Apa saja sederet kalimat toksik orang tua tersebut? Simak!

1. “Aku Berkorban Banyak Untukmu”

Ibu marah, ibu kesal, ibu khawatir

Ilustrasi ibu/Foto: Thinkstock

Melansir Your Tango, kalimat di atas sering kali digunakan oleh orang tua untuk menunjukkan bahwa mereka telah melakukan banyak hal untuk anaknya. Namun, yang perlu diketahui adalah anak-anak tidak meminta dilahirkan atau dimiliki olehmu. 

Kalimat “Aku berkorban banyak untukmu”, bisa membuat anak merasa telah berutang budi pada orang tua. Lalu, saat dirinya merasa bersalah, bisa memengaruhi kesehatan mentalnya. 

Sebuah studi menemukan, anak-anak yang orang tuanya menggunakan taktik menyalahkan atau penolakan, lebih mungkin memiliki harga diri rendah dan mengalami depresi. Tentu hal itu bukan yang diinginkan orang tua yang baik untuk anak-anaknya. 

2. “Tetap Lakukan Itu…”

Kalimat “Tetap lakukan itu” dapat melukai dan menghambat kreativitas, serta kemampuan anak memecahkan masalah. Mereka jadi tidak bisa mengeksplorasi dirinya lebih jauh lagi.

Ilustrasi ibu dan anak/Foto: Freepik.com/freepik

Di satu sisi, mendengar kalimat ini mungkin akan terdengar seperti orang tua yang begitu perhatian pada anaknya. Namun, kalimat di atas juga dapat menunjukkan bahwa orang tua terlalu mengekang anak. 

Kalimat “Tetap lakukan itu...” dapat melukai dan menghambat kreativitas, serta kemampuan anak memecahkan masalah. Mereka jadi tidak bisa mengeksplorasi dirinya lebih jauh lagi. 

3. “Kamu Itu Bodoh, Masa Soal Begini Saja Nggak Bisa!”

“Kamu Itu Bodoh, Masa Soal Begini Saja Nggak Bisa!”
Kalimat di atas secara langsung telah merendahkan anak dan menciptakan rasa tidak mampu dalam diri mereka. Hal ini bisa merusak kepercayaan dirinya, menurunkan semangatnya untuk belajar, dan membuat mereka merasa tidak cukup baik.

Ilustrasi ibu memarahi anak/Foto: ilustrasi/thinkstock

Kalimat di atas secara langsung telah merendahkan anak dan menciptakan rasa tidak mampu dalam diri mereka. Hal ini bisa merusak kepercayaan dirinya, menurunkan semangatnya untuk belajar, dan membuat mereka merasa tidak cukup baik. 

Melansir SMC Hospital, jika terus diucapkan berulang, hal ini bisa meninggalkan luka psikologis yang mengganggu kesehatan mental dan kecerdasan anak. 

4. “Rasanya Seperti Aku Bicara Padamu dengan Tembok Bata”

Kalimat toksik orang tua yang mengganggu kesehatan mental dan kecerdasan anak

Ilustrasi ibu memarahi anak/Foto: Freepik.com

Kalimat di atas bisa menyebabkan rasa sakit emosional paling hebat pada anak-anak. Hal ini dapat berdampak negatif pada kepercayaan diri, perkembangan emosi, dan keterampilan komunikasinya. 

Daripada menggunakan kalimat toksik di atas, sebuah studi tahun 2022 merekomendasikan orang tua untuk coba mendengarkan secara aktif, memvalidasi perasaannya, dan terlibat komunikasi yang terbuka dan empati untuk membangun hubungan yang sehat. 

5. “Ah Segitu Aja Nangis”

Anak yang menunjukkan emosi seperti marah, sedih, atau takut adalah hal yang wajar.

Ilustrasi anak menangis/Foto: thinkstock

Anak yang menunjukkan emosi seperti marah, sedih, atau takut adalah hal yang wajar. Namun, jangan sampai sebagai orang tua meresponsnya dengan kalimat di atas. 

Hal ini bisa membuat anak merasa bahwa perasaannya tidak penting. Jika terus-menerus terjadi, anak akan merasa tidak didengar atau dianggap remeh. Alhasil, mereka jadi enggan menyampaikan emosinya. 

6. “Berhenti Bertanya Padaku”

Anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Ia cenderung penasaran dan bertanya banyak hal tentang apa yang mereka dengar atau lihat.

Ilustrasi anak belajar/Foto: Pexels/Annushka Ahuja

Anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Ia cenderung penasaran dan bertanya banyak hal tentang apa yang mereka dengar atau lihat. 

Sebuah studi menjelaskan, ketika anak-anak bertanya “Mengapa?”, mereka tidak bermaksud mengganggu orang tuanya, tapi mereka berusaha mencari akar permasalahan. Menurut penelitian tersebut, anak-anak lebih puas ketika menerima jawaban yang menjelaskan daripada tidak mendapat jawaban yang bukan penjelasan dan cenderung akan mengulangi pertanyaan mereka. 

Sebagai orang tua, penting untuk melihat keingintahuan anak sebagai hal baik dan bermanfaat agar mereka terus belajar, bukan menganggapnya sebagai gangguan. 

7. “Kalau Kamu Nakal Lagi, Ibu Tinggalkan Kamu Sendirian di Sini!”

“Kalau Kamu Nakal Lagi, Ibu Tinggalkan Kamu Sendirian di Sini!” Kalimat di atas adalah kalimat ancaman. Mungkin dimaksudkan untuk menakut-nakuti agar anak nurut, tapi kenyataannya dapat merusak rasa aman anak secara emosional.

Ilustrasi ibu memarahi anak/Foto: Thinkstock

Kalimat di atas adalah kalimat ancaman. Mungkin dimaksudkan untuk menakut-nakuti agar anak nurut, tapi kenyataannya dapat merusak rasa aman anak secara emosional. 

Hal ini bisa membuat anak merasa tidak dicintai dan membentuk ketakutan mendalam. Selain itu, juga bisa menimbulkan rasa cemas, trauma, dan mengganggu kesehatan mentalnya dalam jangka panjang. 

Beauties, itu dia kalimat toksik orang tua yang merusak mental dan kecerdasan anak. Semoga kamu tidak pernah mengucapkannya ya!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE