8 Ciri Kepribadian Orang yang Lebih Suka Membaca daripada Menonton Film

Gayuh Tri Pinjungwati | Beautynesia
Selasa, 21 Oct 2025 14:30 WIB
8. Menghargai Hubungan yang Dalam
Menghargai Hubungan yang Dalam/Foto: Pexels.com/ RDNE Stock project

Ada sebagian orang yang lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca buku ketimbang menonton film. Mereka bisa larut berjam-jam dalam cerita tanpa merasa bosan, menikmati setiap kata, dan tenggelam dalam imajinasi tanpa batas.

Buat sebagian orang, mungkin hal ini terdengar membingungkan, kenapa harus repot membaca kalau film bisa langsung menampilkan visualnya? Tapi justru di situlah letak keunikan mereka, Beauties.

Orang yang lebih suka membaca buku punya karakter dan cara berpikir yang menarik, bahkan sering kali lebih dalam dari yang terlihat. Berikut beberapa ciri kepribadian yang biasanya dimiliki oleh mereka yang lebih memilih buku daripada layar kaca seperti yang dilansir dari Geediting.

1. Memiliki Imajinasi yang Kuat

Memiliki Imajinasi yang Kuat/ Foto: Pexels.com/ Min An

Mereka yang suka membaca punya dunia di dalam kepala yang begitu hidup. Setiap kali membaca, mereka tak sekadar memahami kata-kata, tapi juga menciptakan gambar, suasana, dan emosi dari cerita itu. Imajinasi mereka kaya karena otak mereka terus dilatih untuk membayangkan sesuatu tanpa bantuan visual. Tak heran kalau pembaca buku sering kali lebih kreatif, penuh ide, dan pandai mengekspresikan perasaan lewat kata atau tulisan.

Membaca bukan hanya tentang melihat sesuatu dalam benak, tetapi juga tentang merasakan dan mendengar. Membaca adalah pengalaman sensorik yang lengkap, yang membutuhkan tingkat kreativitas dan imajinasi tertentu.

2. Menemukan Kenyamanan dalam Kesendirian

Menemukan Kenyamanan dalam Kesendirian/Foto: Pexels.com/ EGO AGENCY

Mereka yang suka membaca bukan berarti antisosial, tapi merasa nyaman ketika sendiri dengan buku di tangan. Ada sesuatu yang menenangkan tentang keheningan yang menyertai sebuah buku yang bagus.

Di tengah hening, tidak ada interupsi dari dialog film atau adegan yang cepat berpindah, hanya kamu, pikiranmu, dan cerita yang mengalir pelan namun dalam. Moment seperti ini jadi saat yang berharga untuk refleksi diri, menyusun ulang pemikiran, dan meresapi emosi yang mungkin tersembunyi.

3. Sabar dan Gigih

Sabar dan Gigih/Foto: Pexels.com/ Chu Chup Hinh

Membaca buku yang tebal, kompleks, dengan plot yang tak selalu mudah dimengerti memerlukan kesabaran. Ada bagian yang lambat, ada kata atau ide yang harus dipikirkan ulang sebelum lanjut ke halaman berikutnya.

Kesabaran dan kegigihan, membaca buku yang menantang membutuhkan keduanya. Mereka yang tetap menyelesaikan buku seperti ini menunjukkan ketekunan, tidak cepat bosan, dan punya dorongan untuk mengerti sesuatu sampai tuntas.

4. Empati yang Mendalam

Empati yang Mendalam/Foto: Pexels.com/ Ryanniel Masucol

Membaca memberi akses ke dalam pikiran karakter, apa yang mereka rasakan, pikirkan, takutkan, harapkan, sehingga seorang pembaca buku sering lebih mampu merasakan perasaan orang lain. Mereka tidak hanya melihat apa yang terlihat di permukaan, tapi memahami motivasi di balik tindakan, bahkan konflik batin yang tak tertulis langsung. Empati ini memberi warna dalam hubungan antar manusia, karena mereka terbiasa “melangkah ke sepatu orang lain.”

Studi menunjukkan bahwa orang yang membaca fiksi lebih baik dalam memahami emosi dan sudut pandang orang lain. Membaca seolah-olah membantu kita mengembangkan empati. Ini bukan berarti penonton film tidak memiliki empati, sama sekali tidak. Namun, saat membaca, mereka sering kali mendapatkan lebih banyak wawasan tentang pikiran dan perasaan batin karakter, yang dapat membantu menumbuhkan pemahaman dan empati yang lebih dalam.

5. Refleksi Diri yang Kuat

Refleksi Diri yang Kuat/Foto: Pexels.com/ nguyễn hoàng việt

Setiap buku sering membuka pertanyaan tentang siapa kita, apa yang kita nilai, bagaimana kita bereaksi jika berada di situasi serupa. Orang yang suka membaca biasanya menghabiskan waktu bukan sekadar menikmati cerita, tapi menganalisis reaksi sendiri, membandingkan pilihan karakter dengan keputusan dalam kehidupan nyata, dan belajar dari situ. Mereka menggunakan membaca sebagai cermin diri.

Orang yang lebih suka membaca daripada menonton film biasanya cenderung melakukan refleksi diri seperti itu. Mereka tidak hanya membaca untuk hiburan atau mengisi waktu. Mereka membaca untuk memahami, belajar, dan berkembang.

6. Menghargai Keindahan Bahasa

Menghargai Keindahan Bahasa/Foto: Pexels.com/ Sixtine 식스틴 Epitalon

Pernahkah kamu membaca kalimat yang begitu indah sehingga membuatmu berhenti sejenak dan membacanya kembali? Menemukan kata baru yang dengan sempurna menangkap perasaan yang sulit kamu gambarkan?

Bukan hanya cerita yang penting, tapi bagaimana cerita itu disampaikan mulai dari, pilihan kata, alur kalimat, majas, metafora, ritme bahasa. Ada kepuasan tersendiri ketika menemukan frasa yang tepat, deskripsi yang indah, atau gambaran yang “mengenai hati.” Orang yang gemar membaca sering kali peka terhadap bahasa, mereka menghargai keaslian dan rasa estetika dari susunan kata.

7. Rasa Ingin Tahu Alami

Rasa Ingin Tahu Alami/Foto: Pexels.com/ Xuan Thanh

Setiap buku adalah petualangan pengetahuan baru, apakah itu fakta, budaya asing, psikologi karakter, atau hanya cara penulis merangkai gagasan. Pembaca buku selalu mempertanyakan, selalu penasaran, “Kenapa tokohnya membuat pilihan itu?”, “Apa makna yang tersembunyi?”, atau “Bagaimana jika saya berada di tempat mereka?”.

Rasa ingin tahu inilah yang mendorong mereka untuk membalik halaman, terus membaca bahkan ketika mata mereka lelah. Membaca tidak hanya memberi makan rasa ingin tahu ini, tetapi juga memacunya. Setiap buku membuka dunia baru, perspektif baru, dan pemahaman baru. Rasanya setiap halaman adalah undangan untuk belajar lebih banyak, menjelajah lebih banyak, dan memahami lebih banyak.

8. Menghargai Hubungan yang Dalam

Menghargai Hubungan yang Dalam/Foto: Pexels.com/ RDNE Stock project

Karakter dari buku bisa jadi teman dalam pikiran, cerita bisa jadi ruang untuk berbagi emosi dengannya. Tetapi bukan hanya hubungan dengan tokoh fiksi, sifat ini juga tercermin dalam hubungan nyata. Orang yang suka membaca cenderung lebih memilih percakapan bermakna, mendengarkan dengan sungguh, memberi dukungan emosional, dan lebih suka hubungan yang tidak cuma permukaan atau basa-basi.

Jadi, kalau kamu merasa lebih senang membaca novel daripada menonton film, atau lebih nyaman menghabiskan sore dengan buku ketimbang streaming banyak episode, bisa jadi kamu memiliki banyak dari ciri-ciri di atas. Itu bukan kebiasaan yang aneh, malah, itu menunjukkan bahwa kamu punya kedalaman pikiran, selera akan keindahan, dan cara meresapi dunia yang sangat unik. Membaca bukan hanya hobi, untuk banyak orang, itu cara memahami diri dan dunia dengan cara yang lebih halus dan bermakna.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE