8 Fakta Kasus Satu Keluarga Tewas 'Mengering' di Kalideres, Sebab Kematian Masih Jadi Misteri

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 14 Nov 2022 17:00 WIB
8 Fakta Kasus Satu Keluarga Tewas 'Mengering' di Kalideres, Sebab Kematian Masih Jadi Misteri
Fakta Kasus Satu Keluarga Tewas Mengering di Kalideres, Sebab Kematian Masih Jadi Misteri/Foto: dok. detikcom

Beauties, baru-baru ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan kasus satu keluarga yang ditemukan meninggal secara misterius dalam keadaan 'mengering'. Jasad satu keluarga tersebut ditemukan di di Perum Citra Garden I Extension, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/110) malam.

Satu keluarga itu terdiri dari empat orang, yaitu Rudyanto Gunawan (71), Margaretha (68), Budianto Gunawan (68), dan Dian (42). Keempat orang itu diduga meninggal dalam periode waktu yang berbeda.

Hingga saat ini, kasus kematian satu keluarga tersebut masih penuh misteri dan menyimpan teka-teki. Sebelumnya beredar dugaan bahwa empat orang tersebut meninggal karena kelaparan. Namun seiring penyelidikan, faktor tersebut diragukan. Sebab, menurut penuturan Ketua RT setempat, keluarga tersebut memiliki kondisi finansial yang cukup berada.

Dirangkum dari detikcom, berikut sederet fakta soal kasus sekeluarga tewas mengering di Kalideres.

Awal Kasus Satu Keluarga Tewas Mengering Terungkap

Awal mula kasus ini terungkap ketika pihak RT mencium bau tak sedap berasal dari sebuah rumah di Perum Citra I Extension Blok AC5 RT 7 RW 7 Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis (10/11). Pengurus RT pun langsung melapor ke polisi.

Sesampainya di lokasi, polisi menemukan pintu pagar dan rumah dalam kondisi terkunci. Akhirnya, pagar dan pintu rumah terpaksa dibobol. Ketika berhasil dibuka, ada empat jasad ditemukan tergeletak di tempat yang berbeda. Ada yang berada di kamar, ada pula yang berada di ruang tamu.

Kondisi Jasad Ditemukan Mengering

Polisi gelar olah TKP di rumah sekeluarga tewas 'mengering' di Kalideres, Jakarta Barat.Polisi gelar olah TKP di rumah sekeluarga tewas 'mengering' di Kalideres, Jakarta Barat./ Foto: Ilham Oktafian/detikcom

Menurut Kasi Humas Polres Jakarta Barat Kompol Taufik, kondisi keempat jasad sudah dalam keadaan 'mengering'. Tulang belulang keempat jasad itu terlihat jelas.

"Tinggal tulang sama kulit, sudah kering," kata Taufik, dilansir dari detikNews.

Keempat jasad itu kemudian dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati. Sejumlah saksi diperiksa, termasuk sekuriti perumahan tersebut.

Kematian di Dua Periode Waktu Berbeda

Empat jenazah yang merupakan satu keluarga ditemukan di sebuah rumah di kawasan Kalideres, Jakbar. Garis polisi tampak terpasang di pagar rumah tersebut. (Rumondang N/detikcom)Empat jenazah yang merupakan satu keluarga ditemukan di sebuah rumah di kawasan Kalideres, Jakbar. Garis polisi tampak terpasang di pagar rumah tersebut/ Foto: (Rumondang N/detikcom)

Keempat korban diketahui meninggal di periode waktu yang berbeda. Dua orang yang meninggal lebih dahulu adalah suami istri.

"Menurut laporan dari Polsek yang meninggal duluan ini suami istri. Meninggal posisinya di ranjang kamar nomor satu," kata Ketua RT 007 RW 015 Perum Citra Garden I Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Asiung, dilansir dari detikNews.

Keempat korban tewas yakni: ayah, Rudyanto Gunawan (71); ibu, Margaretha (68); paman, Budianto Gunawan (68); dan anak, Dian (42). Saat ditemukan, keempat jenazah berada di 3 ruangan berbeda.

Jasad Margeretha dan Dian ditemukan di kamar depan. Sedangkan jasad Rudyanto ditemukan di kamar belakang.

"Yang di ruang tengah itu omnya. Yang kamar belakang itu orang tuanya, ayahnya. Jadi yang meninggal dulu itu suami istri," kata Asiung.

Ditemukan Kapur Barus hingga Bungkus Bekas Makanan

Empat jenazah yang merupakan satu keluarga ditemukan di sebuah rumah di kawasan Kalideres, Jakbar. Garis polisi tampak terpasang di pagar rumah tersebut. (Rumondang N/detikcom)

Empat jenazah yang merupakan satu keluarga ditemukan di sebuah rumah di kawasan Kalideres, Jakbar. Garis polisi tampak terpasang di pagar rumah tersebut./Foto: Rumondang N/detikcom

Ditemukan Kapur Barus-Lilin

Menurut penuturan Asiung, ditemukan lilin, kapur barus, hingga bedak di dalam rumah satu keluarga yang tewas mengering.

"Ya, betul. Ditemukan di atas meja itu (ada) kapur barus sama lilin. Di meja makan posisinya, mejanya meja kaca. (Diwadahi) pakai mangkuk," kata Asiung saat dihubungi detikcom, Sabtu (12/11).

Ada pula bedak tabur yang ditemukan berada di meja makan.

"Bedak di meja. Pokoknya semangkuk, udah bubuk, sudah ancuran," katanya.

Saat ini, temuan-temuan tersebut sudah diamankan pihak kepolisian

Kapur Barus Dipakai Anak Hilangkan Bau di Jasad Orangtuanya

Dilansir dari detikNews, berdasarkan laporan forensik kepolisian yang diketahui Asiung, anak dan paman meninggal belakangan setelah orang tua meninggal. Asiung menduga, kapur barus tersebut sengaja disimpan untuk menghilangkan bau busuk mayat orang tua yang sudah mati lebih dahulu.

Asiung mengatakan ada dua kondisi berbeda dari jasad korban yang dilihatnya di lokasi. Jasad korban Rudyanto Gunawan dan istrinya, Margaretha ditemukan dalam kondisi yang telah 'mengering'.

Hal berbeda ditemukan pada jasad anak, Dian dan pamannya, Budianto Gunawan. Kedua jasad itu ditemukan masih dalam keadaan utuh dan menimbulkan bau tidak sedap.

"Mungkin kondisi orang tuanya sudah tiada. Tapi si anak sama si om mungkin masih hidup. Jadi tidak ditemukan rasa bau, itu ditemukan kurang lebih 2-3 minggu lalu," jelas Asiung.

"Betul (kapur barus kemungkinan untuk hilangkan bau mayat), karena orang tuanya sudah meninggal duluan," tambahnya.

Polisi lakukan olah TKP ulang di rumah sekeluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat,Sabtu (12/11/2022). Petugas juga melakukan penyemprotan disinfektan.Polisi lakukan olah TKP ulang di rumah sekeluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat,Sabtu (12/11/2022). Petugas juga melakukan penyemprotan disinfektan./ Foto: (Rumondang Naibaho/detikcom)

Bau menyengat baru tercium seminggu terakhir. Bau menyengat ini kemungkinan berasal dari jasad anak dan paman yang meninggal belakangan.

"Itu Dian (anak) dan omnya itu yang menimbulkan bau busuk itu, karena tidak ada yang ngurusin lagi bau busuknya itu. Saya tanya ke dokter, perkiraan berapa hari dok meninggal? Baru satu minggu. Berarti betul, karena bau busuk itu dari hari Sabtu udah kecium, tiga hari ke sini baunya makin kenceng," papar Asiung.

Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar membenarkan adanya bedak dan kapur barus di rumah tersebut, tetapi jumlahnya tidak banyak. Syafri mengungkapkan kapur barus dan bedak itu untuk menghilangkan bau mayat.

"Itu ditemukan ada beberapa bekas bedak bayi dan kapur barus. Menurut dokter, itu untuk menghilangkan bau," katanya.

Ditemukan Bungkus Bekas Makanan hingga Struk Belanja

Tidak hanya kapur barus, pihak kepolisian juga menemukan bungkus bekas makanan. Benda tersebut ditemukan usai melakukan olah TKP ulang untuk mencari bukti tambahan guna mencari petunjuk terkait kematian sekeluarga 'mengering'.

"Dari berbagai penyelidikan kami terakhir ini, termasuk hari ini, kita temukan bungkus bekas makanan," ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Minggu (13/11), dilansir dari detikNews.

Selain bungkus makanan, polisi juga menemukan struk belanja.

"Akan kita dalami kapan terakhir makan, termasuk struk belanja di salah satu supermarket. Kita akan teliti lagi," kata Hengki Haryadi.

Hengki Haryadi belum menjelaskan rinci apa yang dibeli di supermarket. "Itu sedang kita dalami, nggak serta merta kita tentukan kapan. Kita akan dalami," katanya.

Kaki Terbungkus Plastik hingga Tidak Bertemu dengan Keluarga Inti Sejak 5 Tahun Lalu

Sekeluarga Tewas di Kalideres: Ini 7 Kejanggalan yang Ditemukan

Fakta Kasus Satu Keluarga Tewas Mengering di Kalideres, Sebab Kematian Masih Jadi Misteri/Foto: Ilham Oktafian/detikcom

Kaki Terbungkus Plastik

Calvin, tetangga satu keluarga yang tewas mengering di Kalideres, Jakarta Barat, bercerita bahwa ia pernah bertemu ayah dari keluarga tersebut dalam keadaan kaki terbungkus plastik pada September lalu. Rumah Calvin sendiri persis di sebelah kediaman keluarga tersebut.

"Bapaknya, sekitar 1 atau 2 bulan yang lalu, berarti Agustus atau September. Kalau Oktober sudah nggak. Saya tegur, kenapa kakinya dibungkus plastik, terus anaknya ke mana?" ujar Calvin, kepada wartawan, Minggu (13/11), dilansir dari detikNews.

Namun ayah dari keluarga tersebut tidak menjawab mengapa kakinya terbungkus plastik. Korban pun hanya menjawab soal keberadaan anaknya.

"Yang dibungkus plastik kakinya ayahnya. Satu kaki aja. Yang ditanyakan kenapa? Terus nggak dijawab. Nanya anaknya ke mana udah lama nggak kelihatan, katanya pindah," imbuhnya.

Tak Bertemu dengan Keluarga Inti Sejak 5 Tahun Lalu

Polisi lakukan olah TKP ulang di rumah sekeluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat,Sabtu (12/11/2022). Petugas juga melakukan penyemprotan disinfektan.Polisi lakukan olah TKP ulang di rumah sekeluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat,Sabtu (12/11/2022). Petugas juga melakukan penyemprotan disinfektan./ Foto: (Rumondang Naibaho/detikcom)

Menurut keterangan adik salah satu korban tewas bernama Margaretha, yaitu Ris Astuti, satu keluarga tersebut terkesan menjauhkan diri dari keluarga inti. Margaretha sudah lama tidak berkomunikasi dengan keluarganya, di mana komunikasi terakhir sekitar satu tahun lalu. 

"Mereka menyampaikan bahwa keluarga ini terkesan menjauhkan diri dari keluarga inti," kata Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar di kantornya, Sabtu (12/11/2022), dilansir dari detikNews.

"Yang mana dia berkomunikasi terakhir lebih dari satu tahun lalu, komunikasi via telepon. Dan untuk bertemu lebih dari 5 tahun lalu dan itu hanya sebatas mengucapkan selamat ulang tahun," ungkapnya.

"Kalau kita melihat apa yang kita sudah periksa saksi ya, diperiksa di Kalideres, keterangan warga sekitar, RT, dan petugas jumantik, keluarga ini memang tertutup, tidak berkomunikasi dengan warga sekitar," bebernya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.