8 Fakta Menarik Randoseru, Tas Ransel Anak Sekolah di Jepang yang Dikenal Mahal Tapi Penuh Makna

Nazwa Yuliana | Beautynesia
Selasa, 19 Aug 2025 13:00 WIB
6. Randoseru untuk Dewasa? Bisa Banget!
Mahasiswi/ Foto: Pexels.com/ Kaboompics.com

Beauties, jika kamu pernah melihat tayangan anak sekolah di Jepang, pasti mengenali tas berbentuk kotak yang mereka pakai. Tas itu bernama Randoseru, sebuah simbol yang jauh lebih dalam daripada sekadar perlengkapan sekolah. Terbuat dari bahan kuat, digunakan selama enam tahun masa sekolah dasar, dan sering kali menjadi hadiah penuh makna dari kakek dan nenek kepada cucu mereka.

Tapi tahukah kamu? Randoseru bukan hanya tentang gaya atau fungsi. Di balik desain klasiknya yang tampak sederhana, tersembunyi nilai-nilai budaya, sejarah, dan filosofi hidup bangsa Jepang yang sangat menarik untuk diulas. Yuk, simak fakta-fakta berikut, dilansir dari Tokyo Weekender dan Elearn College!

1. Awalnya dari Tas Tentara Belanda

Tentara/ Foto: Pexels.com/ Pixabay

Fakta menarik randoseru yang pertama adalah asal-usulnya yang tidak berasal dari dunia pendidikan, melainkan militer. Kata randoseru diambil dari kata Belanda ransel, yang berarti ransel atau tas punggung.

Jepang mulai mengenal bentuk tas ini pada abad ke-19, ketika sistem militer Barat mulai diadopsi di era Restorasi Meiji. Tas bergaya militer ini kemudian diadaptasi dan diperkenalkan ke dunia pendidikan pada tahun 1887.

Saat itu, tas ini diberikan sebagai hadiah kepada Putra Mahkota Jepang (yang kemudian menjadi Kaisar Taisho) ketika ia mulai masuk sekolah dasar. Dari sinilah randoseru mulai dipopulerkan sebagai perlengkapan sekolah anak-anak di kalangan bangsawan, dan kemudian menyebar ke masyarakat umum.

2. Filosofi di Balik Penggunaan Randoseru

Siswi Jepang/ Foto: Pinterest.com/ Natalie Simpson

Bagi masyarakat Jepang, randoseru bukan hanya sekadar tas sekolah, tetapi juga lambang dari transisi masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Anak-anak mulai mengenal tanggung jawab melalui penggunaan tas ini.

Desainnya yang kokoh dan tahan lama dirancang agar bisa bertahan selama enam tahun masa sekolah dasar tanpa perlu diganti. Penggunaan tas ini juga menjadi bentuk latihan mandiri bagi anak-anak. Sejak usia dini, mereka diajarkan untuk bertanggung jawab membawa perlengkapan sekolah sendiri, tanpa bantuan orang tua.

Budaya ini sejalan dengan prinsip pendidikan di Jepang yang menekankan kemandirian, kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab sosial. Tidak hanya itu, penggunaan randoseru secara nasional juga menghapuskan kesenjangan sosial. Setiap anak membawa tas dengan desain serupa, sehingga meminimalkan perbedaan mencolok dalam penampilan yang mungkin berasal dari latar belakang ekonomi yang berbeda.

3. Desain Klasik dengan Standar yang Ketat

Desain yang klasik/ Foto: Pinterest.com/ INACTIVE!!

Salah satu ciri khas dari randoseru adalah bentuknya yang kaku dan kokoh. Tas ini umumnya berukuran sekitar 30x23x18 cm, cukup untuk menampung buku-buku pelajaran ukuran B5 dan A4.

Awalnya dibuat dari kulit asli yang berat dan mahal, kini randoseru banyak diproduksi dengan bahan sintetis bernama Clarino, yang lebih ringan namun tetap kuat. Berat randoseru biasanya sekitar 1 kilogram, tetapi bisa terasa lebih berat ketika dipenuhi buku dan perlengkapan lainnya.

Namun tenang, bagian tali tas didesain khusus untuk mengurangi tekanan pada bahu anak dan menjaga postur tubuh mereka tetap baik. Desain tas ini juga dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan, seperti strip reflektif agar anak mudah terlihat di jalanan saat malam hari, serta pengunci otomatis yang memudahkan anak-anak membuka dan menutup tas.

4. Warna dan Model Semakin Variatif

Warna yang semakin variatif/ Foto: Pinterest.com/ Japan Objects - The Most Inspiring Japanese Art & Design

Dulu, pilihan warna randoseru terbatas hanya dua: merah untuk anak perempuan dan hitam untuk anak laki-laki. Tapi seiring berjalannya waktu dan semakin majunya kesetaraan gender di Jepang, kini randoseru hadir dalam berbagai warna menarik seperti ungu, biru muda, kuning, hijau toska, hingga motif dua warna yang modis.

Tren warna pastel mulai populer sejak awal tahun 2000-an, didorong oleh perubahan selera anak-anak dan kemunculan merek-merek randoseru yang berfokus pada desain modis. Tak hanya anak-anak, para orang tua juga turut aktif dalam memilih desain dan warna yang sesuai karakter anak mereka.

5. Harganya Bisa Setara Sepeda Motor!

Sepeda motor/ Foto: Pexels.com/ Nicholas Dias

Kalau kamu kira tas ini biasa saja, kamu salah besar, Beauties! Harga randoseru bisa bikin kaget, berkisar antara Rp3 juta hingga Rp10 juta, bahkan lebih. Merek premium seperti Tsuchiya Kaban bahkan menjual randoseru edisi khusus yang harganya di atas Rp15 juta!

Kenapa mahal? Karena randoseru dirancang untuk awet selama enam tahun, dengan material yang tidak mudah rusak, serta pengerjaan yang detail dan presisi. Banyak di antaranya dibuat secara handmade, dan dilengkapi garansi Panjang, beberapa bahkan menjamin tas akan diganti gratis jika rusak selama masa SD.

Biasanya, randoseru menjadi hadiah dari kakek dan nenek kepada cucu mereka yang baru masuk sekolah dasar. Tradisi ini disebut sebagai bagian dari “shūgaku iwai” atau perayaan masuk sekolah.

6. Randoseru untuk Dewasa? Bisa Banget!

Mahasiswi/ Foto: Pexels.com/ Kaboompics.com

Popularitas randoseru kini menembus batas usia. Tak sedikit orang dewasa di Jepang (dan luar negeri) yang menggunakan randoseru versi dewasa sebagai tas kerja atau fashion statement. Desainnya yang kokoh dan unik menjadikan tas ini pilihan menarik bagi mereka yang ingin tampil beda.

Merek-merek seperti Tsuchiya Kaban, Haruhino, hingga Fujioka Bag telah meluncurkan randoseru versi dewasa dengan bahan kulit premium dan model lebih ramping. Bahkan, beberapa selebritas dunia tertangkap kamera mengenakan tas serupa dalam kegiatan sehari-hari.

7. Simbol Nostalgia dan Warisan Keluarga

Keluarga/ Foto: Pexels.com/ Emma Bauso

Setelah enam tahun digunakan, randoseru biasanya tidak dibuang. Banyak keluarga di Jepang menyimpan tas ini sebagai kenang-kenangan masa kecil. Ada pula yang memodifikasi tas bekas menjadi barang baru seperti kotak pensil, dompet, hingga miniatur tas, sebagai bentuk penghormatan terhadap masa kecil yang penuh perjuangan.

Ada pula layanan daur ulang khusus untuk randoseru bekas, di mana tas tersebut bisa dijadikan barang kenangan bagi anak-anak setelah lulus sekolah dasar. Ini menunjukkan bagaimana masyarakat Jepang menghargai setiap tahapan hidup mereka.

8. Menginspirasi Dunia Internasional

Bola dunia/ Foto: Pexels.com/ Porapak Apichodilok

Popularitas randoseru tidak hanya mewabah di Jepang. Di beberapa negara seperti Korea Selatan, Tiongkok, dan bahkan Amerika Serikat, randoseru mulai menjadi tren tersendiri. Banyak sekolah internasional mulai mengenalkan tas ini sebagai bagian dari budaya Jepang yang edukatif dan fungsional.

Tak hanya itu, dalam dunia mode, randoseru sering muncul di panggung fashion show sebagai simbol gaya retro yang eksentrik. Beberapa brand lokal juga mulai membuat versi randoseru-inspired bag yang lebih ringan dan terjangkau.

Beauties, siapa sangka tas kecil berbentuk kotak ini menyimpan begitu banyak cerita dan nilai. Dari asalnya sebagai ransel militer hingga menjadi simbol kedewasaan, tanggung jawab, dan cinta keluarga, randoseru benar-benar lebih dari sekadar tas sekolah. Desainnya yang timeless, penggunaannya yang penuh filosofi, dan perannya dalam kehidupan masyarakat Jepang menjadikan randoseru sebagai ikon budaya yang layak dilestarikan. Kalau kamu berkunjung ke Jepang atau tertarik dengan budaya mereka, mungkin randoseru bisa jadi oleh-oleh unik sekaligus bermakna.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

 

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE