8 Hal yang Perlu Dihindari saat Lagi Emosi, Penting Diingat agar Tidak Menyesal!

Regitha Mandasari Putri Suryana | Beautynesia
Senin, 04 Aug 2025 17:30 WIB
5. Menghukum Diri Sendiri
Menghukum diri sendiri/ Foto : Freepik/ 8photo

Saat emosi memuncak, mengendalikan diri memang bukan hal yang mudah. Pikiran bisa terasa kabur, kata-kata keluar tanpa disaring, dan tindakan sering dilakukan tanpa pertimbangan. Padahal, keputusan atau sikap yang diambil saat marah kerap berakhir dengan penyesalan.

Mengelola emosi bukan perkara mudah, namun dengan memahami hal-hal yang sebaiknya dihindari saat sedang emosi, kita bisa lebih bijak dalam menjaga hubungan, reputasi, dan kesehatan mental. Yuk, simak cara mengendalikan emosi, dengan tidak melakukan hal-hal di bawah ini!

1. Membuat Keputusan Besar

Membuat keputusan besar/ Foto : Freepik/ Freepik

Saat emosi sedang memuncak, kemampuan berpikir jernih bisa menurun drastis. Dalam kondisi ini, keputusan seperti resign dari pekerjaan, memutuskan hubungan, atau pindah rumah seringkali diambil secara impulsif. Sayangnya, keputusan yang dibuat di tengah badai emosi biasanya tidak mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.

Sebaiknya beri waktu untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Setelah emosi lebih stabil, pikirkan kembali apakah keputusan tersebut masih terasa masuk akal atau ternyata hanya luapan sesaat.

2. Menyalahkan Orang Lain

Menyalahkan orang lain/ Foto : Freepik/ Freepik

Saat marah atau kecewa, kita sering secara spontan menyalahkan orang lain. Meski terasa melegakan sesaat, sikap ini justru bisa memperburuk konflik dan membuat komunikasi jadi semakin sulit.

Menuduh atau menyudutkan seseorang juga bisa merusak hubungan yang sebenarnya masih bisa diperbaiki. Lebih baik tenangkan diri, sadari bahwa kamu sedang emosi, lalu coba refleksikan, apa sebenarnya yang kamu rasakan? Apa yang kamu butuhkan? Cara ini lebih bijak dan membantu menemukan solusi tanpa memperkeruh keadaan.

3. Melampiaskan Emosi ke Orang yang Tak Terkait

Melampiaskan emosi ke orang yang tak terkait/ Foto : Freepik/ Freepik

Pernah merasa kesal karena pekerjaan, lalu tanpa sadar melampiaskannya pada pasangan atau keluarga di rumah? Itu contoh pelampiasan emosi yang kurang sehat.

Saat emosi tidak dikelola dengan baik, kita bisa menyakiti orang-orang terdekat yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan masalah kita. Akibatnya, hubungan yang seharusnya jadi tempat aman justru ikut terganggu.

Saat emosi mulai muncul, coba jeda sejenak dan tanyakan pada diri sendiri siapa sebenarnya yang membuat kesal, kesadaran kecil ini bisa mencegah keretakan besar.

4. Mencari Validasi dari Orang Lain Secara Berlebihan

Mencari validasi dari orang lain secara berlebihan/ Foto : Freepik/ Freepik

Curhat memang bisa membantu, tapi jika dilakukan secara berlebihan dalam kondisi emosi tinggi, justru bisa jadi bumerang. Kita mungkin hanya ingin didengarkan dan dibenarkan, tapi orang lain bisa menerima versi cerita yang belum lengkap.

Ini dapat menimbulkan gosip, salah paham, dan memperkeruh situasi. Alih-alih langsung mencari pembenaran, cobalah menenangkan diri dan melakukan refleksi pribadi terlebih dahulu. Setelah itu, baru tentukan siapa yang bisa kamu percaya untuk diajak bicara secara objektif.

5. Menghukum Diri Sendiri

Menghukum diri sendiri/ Foto : Freepik/ 8photo

Beberapa orang melampiaskan amarah atau kecewa dengan menyakiti diri sendiri, baik secara fisik maupun emosional. Misalnya dengan mengisolasi diri, tidak mau makan, menyalahkan diri terus-menerus, atau bahkan melakukan hal buruk pada diri sendiri.

Ini bukan solusi, justru memperparah keadaan. Kamu berhak merasa marah, sedih, atau kecewa, tapi jangan jadikan diri sendiri sasaran empuk. Emosi perlu diproses dengan cara yang sehat, bukan dilawan dengan kekerasan terhadap diri sendiri.

6. Mengintimidasi atau Mengancam

Mengintimidasi atau mengancam/ Foto : Freepik/ Freepik

Ucapan yang keluar saat marah sering kali lebih menyakitkan daripada tindakan fisik. Kalimat ancaman mungkin terlontar tanpa maksud sungguhan.

Namun, bagi lawan bicara, itu bisa sangat menyakitkan dan membekas lama. Bahkan, jika nanti dimaafkan, kata-kata seperti ini bisa mengikis rasa aman dan kepercayaan.

Sebisa mungkin hindari berkata-kata saat masih dikuasai amarah. Lebih baik diam sejenak, beri jeda, dan bicara saat kepala sudah dingin.

7. Menghindari Masalah

Menghindari masalah/ Foto : Freepik/cooking studio

Beberapa orang memilih lari daripada menghadapi konflik saat emosi sedang panas. Mereka menutup komunikasi, kabur dari percakapan penting, atau berpura-pura semuanya baik-baik saja.

Ini bukan menyelesaikan masalah, justru menumpuk bom waktu. Konflik yang tidak diselesaikan akan muncul lagi dalam bentuk yang lebih besar di kemudian hari.

Hadapi masalah saat suasana sudah lebih tenang, bukan saat sedang memuncak. Hindari pola ‘diam-diam meledak’ yang bisa merusak hubungan perlahan.

8. Merusak Barang

Merusak barang/ Foto : Freepik/ DC Studio

Beberapa orang memilih membanting piring, menutup pintu dengan keras, atau melempar barang saat marah sebagai bentuk pelampiasan emosi. Meskipun tampak melegakan sesaat, tindakan seperti ini tidak menyelesaikan masalah apa pun.

Justru, hal tersebut dapat menimbulkan kerugian, rasa bersalah, bahkan menakuti orang-orang di sekitar. Sebagai gantinya, salurkan emosi melalui cara yang lebih positif dan membangun, seperti menulis, berolahraga, atau berjalan kaki sejenak hingga perasaan lebih tenang.

Menahan diri saat marah bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk kedewasaan. Dengan menghindari tujuh hal di atas, kita membuka ruang untuk menyelesaikan masalah dengan lebih sehat dan menjaga hubungan tetap kuat.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE