Aksi Protes Razia Imigrasi Meluas di Amerika Serikat, Apa Penyebabnya?
Sejak hari Jumat (6/6/2025), kerusuhan terjadi di Los Angeles, Amerika Serikat, Beauties. Aksi protes dilakukan masyarakat akibat razia imigrasi yang dilakukan ICE (The United States Immigration and Custom Enforcement atau Badan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat) dan Departemen Pertahanan Dalam Negeri.
Razia imigrasi tersebut menimbulkan kegeraman berbagai pihak. Pasalnya, para petugas imigrasi menangkap orang yang diklaim sebagai imigran ilegal atau anggota geng kriminal. Melansir dari CNBC Indonesia, aksi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi bentrokan hebat yang berujung pada penangkapan massal. Setidaknya ratusan orang ditangkap per Selasa (10/6/2025). Kini, aksi protes merambah ke kota lain seperti New York, Texas, Austin, sampai Washington D.C.
Kericuhan hingga Dikerahkannya Pasukan
Donald Trump/ Foto: Instagram.com/realdonaldtrump
Pasalnya, operasi penegakan hukum oleh ICE dan Departemen Pertahanan Dalam Negeri selaras dengan arahan Presiden AS Donald Trump yang berupaya mendeportasi imigran ilegal, Beauties. Los Angeles jadi target utama karena sepertiga penduduknya lahir di luar AS.
Pada Jumat pagi, ICE menuju kawasan padat imigran, seperti Garment District dan Compton, untuk menangkap orang-orang yang dituding menghalangi penegakan hukum. ICE menangkap 44 imigran ilegal pada hari Jumat dan 77 imigran lainnya yang tak terinci. Bahkan, KJRI Los Angeles juga melaporkan ada 2 WNI yang turut diamankan dalam operasi tersebut, Beauties.
Demonstrasi menjadi ricuh setelah aparat kepolisian menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa. Tensi memanas, kendaraan dan fasilitas umum dirusak saat kerusuhan terjadi.
Trump menanggapi kerusuhan tersebut dengan mengerahkan militer dan Garda Nasional untuk mengawasi unjuk rasa yang terjadi di Los Angeles. Setidaknya ada 4.000 personel militer, 2.000 anggota Garda Nasional, dan 2.000 Marinir dikirimkan.
Langkah tersebut tentu menuai kritik dari para pemimpin negara bagian California. Melansir dari laman LAist, mereka meminta pengadilan federal untuk memblokir pemerintahan Trump dari penggunaan pasukan militer dan Garda Nasional itu. Gubernur California Gavin Newsom ikut angkat bicara melalui konferensi pers (9/6/2025), “Ini bukan soal keamanan, ini soal ego Presiden”.
Selebriti Merespon ICE
Mark Ruffalo/ Foto: instagram.com/markruffalo
Ini bukan pertama kalinya penangkapan imigran ilegal dilakukan di AS, Beauties. Pada bulan Mei lalu, ICE melaporkan telah menangkap 239 migran tidak berdokumen selama seminggu operasi di LA. Angka tersebut masih jauh di bawah ekspektasi Trump sehingga Gedung Putih meningkatkan target penangkapan ICE menjadi 3.000 per hari. Razia juga mencakup tempat kerja seperti toko eceran dan restoran, sampai kegiatan wisuda sekolah.
Razia imigrasi itu pun menjadi sorotan, terlebih setelah terjadi kericuhan akhir pekan kemarin, termasuk dari para selebritis Hollywood yang ikut bersuara. Mark Ruffalo menanggapi ICE lewat unggahan postingan dalam akun Instagram-nya dengan caption, “When you have working class people going after the poor and other working class people you know you are living in an oligarchy.”
Pedro Pascal turut mendukung aksi komunitas dan mengajak untuk tetap melawan. “Los Ángeles. Built by the best of U.S. #Protect our #Protectors #RESIST,” tulisnya dalam caption Instagram.
Eva Longoria menyatakan kesedihannya atas apa yang terjadi dan mengajak pengikutnya untuk dukung sederet komunitas. “I just hope that everybody has more compassion to this issue and realize we have industry dependent on immigrant labor”.
Pidato Doechii saat terima penghargaan Best Female Hip Hop Artist dari BET Awards 2025 turut menyinggung razia imigran di Los Angeles, Beauties. “As much as I’m honored by this award, I do wanna address what’s happening right now outside of the building. There are ruthless attacks that are creating fear and chaos in our communities in the name of law and order. Trump is using military forces to stop a protest. And I want you all to consider what kind of government it appears to be when everytime we exercise our democratic rights of protest, the military is deployed against us”.
(Meskipun saya merasa terhormat atas penghargaan ini, saya ingin menyampaikan apa yang terjadi saat ini di luar gedung. Ada serangan kejam yang menciptakan ketakutan dan kekacauan di masyarakat kita atas nama hukum dan ketertiban. Trump menggunakan kekuatan militer untuk menghentikan protes. Dan saya ingin kalian semua mempertimbangkan seperti apa pemerintahan itu ketika setiap kali kita menjalankan hak demokratik kita untuk protes, militer dikerahkan untuk melawan kita)
Bagaimana menurut kamu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!