Antropolog Luar Negeri Lakukan Penelitian tentang Kuntilanak dan Tuyul, Ternyata Ini Hasilnya!

Tim Redaksi detikEdu | Beautynesia
Rabu, 03 May 2023 13:00 WIB
Antropolog luar negeri lakukan penelitian tentang kuntilanak dan tuyul/Foto: Istimewa

Keberadaan makhluk halus selama ini sudah menjadi bagian dari mitos dan berkembang menjadi sebuah kepercayaan yang ada di masyarakat. Beberapa di antaranya seperti kuntilanak dan tuyul. 

Sejak kecil, hidup kita sudah diwarnai dengan wejangan dan peringatan-peringatan kecil yang berkaitan dengan makhluk halus. 

"Jangan keluar malam, nanti ada kuntilanak,"

"Jangan simpan uang di celengan langsung, nanti diambil tuyul,"

Kalimat-kalimat di atas tentu sudah bukan hal yang aneh lagi untukmu, kan Beauties?

Nah, kepercayaan ini kemudian diteliti oleh antropolog asal luar negeri. Seorang antropolog Jerman, Timo Duile mengungkap sejarah tentang kuntilanak di Indonesia.

Lalu ada antropolog lain, asal Amerika Serikat yang mengungkap penelitian tentang tuyul. 

Penelitian Kuntilanak oleh Antropolog Jerman

Penampakan Kuntilanak. (Foto: Istimewa)/ Foto: Istimewa

Timo Duile telah mempublikasikan penelitiannya dalam Journal of The Humanities and Social Sciences of Southeast Asia pada 2020, dengan judul "Kuntilanak: Ghost Narrativest and Malay Modernity in Pontianak, Indonesia"

Penelitian ini bukan dimaksud untuk membuktikan ada tidaknya fisik kuntilanak itu sendiri, melainkan tentang kepercayaan masyarakat terhadap kuntilanak. 

Dalam studinya, Timo menuturkan bahwa kuntilanak bukan hanya menjadi ikon budaya di Indonesia saja, tapi juga dikenal di beberapa negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, serta Filipina dan Thailand. 

Timo menggunakan tiga jenis narasi, yakni narasi kuntilanak dalam budaya populer (seperti dalam novel dan film horor), cerita rakyat Melayu, dan mitos pendiri kota. 

Narasi kuntilanak ini sebagian besar didasarkan pada cerita yang dikumpulkan selama kunjungan kerja lapangan selama enam bulan pada 2014. Penelitian yang digunakan Timo adalah pendekatan objek seputar manusia dan roh, terutama dalam sudut pandang orang-orang di Pontianak, Kalimantan Barat. 

Dalam temuannya, disebutkan bahwa orang-orang Pontianak mengklaim kotanya didirikan dengan menggusur kuntilanak yang mendiami pertemuan sungai Kapuas dan Landak sebelum Kota Pontianak dibangun. Yang mana, dulunya daerah ini masih rawa-rawa dan hutan lebat. 

Lalu, ada yang mengklaim jika nama 'Pontianak' berasal dari bahasa Melayu po(ho)n ti(nggi), yang berarti pohon tinggi. 

Dari sinilah, kemudian hari muncul narasi kuntilanak sering dihubungkan dengan pohon tinggi di pedesaan Kalimantan Barat. 

Lantas bagaimana dengan penelitian Antoropolog Amerika Serikat tentang tuyul? Baca selengkapnya di sini. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Loading ...