Waspada Pelecehan Terselubung di Pusat Kebugaran: Ketika Perempuan Merasa 'Was-was' untuk Berolahraga
Selama beberapa dekade, banyak perempuan pergi ke pusat kebugaran dengan penuh rasa waswas. Sepanjang sesi olahraga, mereka merasa banyak “mata nakal” mengawasi diam-diam. Sayangnya, sebelum era smartphone, hal ini sulit dibuktikan sehingga pada akhirnya, korban hanya akan dianggap overthinking.
Namun beberapa waktu lalu, sebuah video di TikTok berhasil membuktikan bahwa pelecehan terselubung di pusat kebugaran bukan sekadar mitos. Rekaman berjudul “Watch this Creep” menunjukkan betapa mudahnya perempuan menjadi target asusila, bahkan tanpa disadari. Seperti apa fenomena ini? Dikutip dari The Guardian, berikut ulasannya!
Berawal dari Unggahan yang Viral di TikTok
![]() Ilustrasi Pelecehan Terselubung di Gym/Foto: Unsplash.com/Danielle Cerullo |
Penggunggah video TikTok yang viral itu bernama Gina Love (29). Dia adalah pelanggan di sebuah pusat kebugaran dan berkunjung setidaknya 4 kali dalam seminggu. Tujuannya ke sana adalah melakukan olahraga deadlift, yang dirasanya paling berpengaruh untuk menjaga kesehatan mental dan fisiknya. Dia pun menuliskan caption yang menjelaskan apa yang terjadi dalam rekaman itu.
“Lihat dia [pelaku] datang mengincar bagian pribadiku saat melakukannya (deadlift Rumania),” tulisnya pada caption. “Gym-nya kosong, dan ada banyak banget tempat, tapi dia memilih di situ,” lanjutnya.
Dalam video, terlihat pria itu memilih berdiri persis di belakang Love yang saat itu sedang mengangkat dumbbell. Namun kamera telah dipasang oleh Gina Love sehingga mampu merekam momen itu dengan baik hingga sang pria akhirnya pergi. Sesaat setelah diunggah, video rekaman itu berhasil meraih puluhan ribu like dan komentar netizen.
Tingginya Kasus Pelecehan Terselubung di Pusat Kebugaran
Ilustrasi/Foto: Unsplash/Danie Franco |
Saat wawancara dengan Guardian, Gina Love mengungkapkan bahwa dirinya sangat sering mendapat perilaku pelecehan, sebagaimana digambarkan dalam video. Para pria melakukan tindakan tidak menyenangkan lewat tatapan “mupeng” dalam waktu lama, sehingga membuatnya tidak nyaman.
“Bisa dibilang aku mengalami tindakan ini sebanyak 15 persen dari seluruh waktu yang kuhabiskan untuk olahraga,” ungkap perempuan asal Atlanta tersebut, dilansir dari The Guardian. “Seolah mereka berusaha menelanjangimu dalam kepala mereka,” lanjutnya.
Love mengungkapkan pengalaman rekannya yang lebih parah, di mana seorang pria bahkan nekat membuat rekaman. Dalam beberapa situasi, Love merasa benar-benar tidak nyaman sehingga memutuskan berhenti. Namun pada akhirnya dia kembali menepis keinginan untuk meninggalkan gym karena merasa olahraga jauh lebih penting untuk kesehatan mental dan fisiknya.
Berbagai studi juga mengungkap bahwa tindakan asusila, terutama pandangan mesum, memang cukup sering terjadi, baik di pusat kebugaran maupun tempat umum lainnya. Berdasarkan studi pada tahun 2021, yang dipaparkan oleh Guardian, 76 persen perempuan merasa tidak nyaman berolahraga di tempat umum lantaran adanya tindak pelecehan. Sementara dalam survei lain yang dilakukan Run Repeat, 56 persen perempuan mengaku mengalami pelecehan saat melakukan olahraga.
Pro dan Kontra Terkait Pelecehan Terselubung di Gym
Waspada Pelecehan Terselubung di Pusat Kebugaran: Ketika Perempuan Merasa 'Was-was' untuk Berolahraga/Foto: Pixabay.com/5132824
Reaksi Masyarakat
![]() Ilustrasi Pelecehan Terselubung di Gym/Foto: Unsplash.com/Harsh Gupta |
Sebagian kalangan menganggap unggahan Gina Love sangat mewakili apa yang selama ini mereka keluhkan, namun tak pernah bisa terungkap. Unggahan ini bahkan disambut dengan lebih banyak cerita lain yang diunggah para netizen.
Namun sedihnya, masih banyak masyarakat, yang diwakili netizen, mengungkapkan komentar perlawanan terhadap cerita Gina Love. “Ini kan bukan ruang pribadimu,” tulis salah satu netizen. “Apa itu maksudnya bilang ada bagian pribadi di gym umum?” imbuh yang lain.
Pelecehan di Gym, Apakah Salah Perempuan?
![]() Ilustrasi Pelecehan Terselubung di Gym/Foto: Pexels.com/Julia Larson |
Kasus dugaan pelecehan, sebagaimana diungkapkan di atas, memang masalah yang dilematik. Perilaku tidak menyenangkan umumnya terjadi karena busana olahraga yang dianggap terbuka dan ketat, ditambah dengan aktivitas olahraga yang kerap menonjolkan bentuk tubuh perempuan.
Padahal, perempuan mengenakan pakaian olahraga bukan untuk dianggap seksi, namun karena baju itulah yang memiliki desain terbaik untuk menyerap keringat, mencegah gerah, hingga memudahkan gerakan saat berolahraga. Gerakan work-out juga bukan untuk pamer aurat, melainkan telah didesain oleh profesional untuk melatih bagian tubuh yang ditargetkan.
Kondisi inilah yang membuat serba salah. Ketika perempuan mengenakan busana “sebagaimana mestinya” di pusat kebugaran, banyak mata nakal yang justru mengambil kesempatan. Pada akhirnya, para pelaku akan menuding hal ini sebagai kesalahan perempuan karena memilih mengenakan busana dan melakukan gerakan “mengundang” di area umum.
“Ketika aku mendengar soal pria yang mengerling atau menggoda perempuan di gym, aku sering mengingatkan kembali bahwa selama beberapa dekade, perempuan yang berolahraga dianggap sebagai semacam momen seksi,” ungkap Natalia Mehlman Petrzela, penulis buku Fit Nation: The Gains and Pains of America’s Exercise Obsession.
Dia juga memaparkan bahwa selama beberapa dekade itu berbagai pihak juga telah memberikan solusi. Pusat kebugaran yang memisahkan pria dan perempuan sempat dibuat, namun pada akhirnya hal itu dianggap bertentangan dengan konsep kesetaraan gender.
Kesimpulan
![]() Ilustrasi Pelecehan Terselubung di Gym/Foto: Pexels.com/Andrea Piacquadio |
Pelecehan terselubung di pusat kebugaran yang selama ini dianggap sebagai “mitos” atau “perasaan semata”, sudah saatnya dilawan dengan nyata. Perlu kebijakan yang jelas terkait etika di tempat umum untuk melindungi perempuan yang sedang berolahraga di gym.
Sayangnya, rasa tertarik pada tubuh lawan jenis mungkin bukan hal yang bisa dijangkau oleh konsep feminisme maupun kesetaraan gender. Namun dalam kasus ini, perlu pemahaman yang positif tentang bagaimana menghargai keberadaan perempuan di tempat umum.
Perlu dipahami juga bahwa pakaian dan gerakan perempuan di gym telah dilakukan pada tempatnya, dan bukan sebagai cara untuk menarik pria. Namun terlepas dari itu, Gina Love juga mengungkapkan bahwa dirinya berusaha meminimalisir tindakan asusila dengan membawa teman ke gym.
“Saya cenderung pergi dengan teman karena “orang mesum” jadi lebih pemalu ketika ada dua perempuan bersama. Saya mencoba untuk menjaga pakaian saya: hoodie oversized dan topi. Menyedihkan bahwa perempuan tidak bisa nyaman mengenakan apa pun yang mereka sukai untuk berolahraga tanpa dilecehkan,” ungkapnya.
Bagaimana menurutmu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

Ilustrasi/Foto: Unsplash/Danie Franco


