Arti Posesif dalam Suatu Hubungan, Bukan Cinta Mati Tapi Bisa Jadi Racun Mematikan
Tentang Rasa Sayang
Cinta atau rasa sayang seharusnya tidak membuat siapapun merasa terkekang, terdominasi, atau bahkan sampai mengalami tindak kekerasan fisik. Dalam sudut pandang psikologi, rasa menyayangi merupakan perasaan dekat secara emosional dengan seseorang. Ini bisa ditandai dengan perilaku yang berusaha mencari kedekatan, timbulnya rasa sedih saat berpisah, dan juga rasa peduli pada yang bersangkutan (pasangan). Cinta yang dilandasi rasa sayang harusnya juga dibarengi dengan kepercayaan satu sama lain, jujur, saling mendukung, terbangun komunikasi yang baik, serta ada kesetaraan.
Tentang Arti Posesif dalam Hubungan
Rasa sayang yang ideal memiliki tiga komponen, yaitu passion, intimacy, dan commitment. Ketiga hal tersebut bertentangan dengan arti posesif. Posesif merupakan usaha berlebihan untuk memiliki sesuatu. Jadi, dalam konteks hubungan, si posesif ini akan melakukan pembatasan hubungan sosial pasangannya atau mengontrol pasangannya karena dianggap sebagai kepunyaan atau barang miliknya. Sifat posesif ini bisa tergolong salah satu bentuk kecemburuan, namun dalam dosis yang sangat berlebihan. Dari sini terlihat perbedaannya, kasih sayang itu saling mendukung, sementara posesif itu penuh dominasi.
Berdalih Cinta Mati, Posesif Memang Bisa Berujung Maut
Tindakan posesif yang mengganggu misalnya seperti terus-menerus menelepon pasangannya, marah-marah jika pesan tidak dibalas dalam waktu lima menit, menyambangi kantornya setiap hari, bahkan mengecek semua akun pribadi. Keinginan untuk mengecek pasangan secara berkala ini dilakukan untuk menghilangkan keraguan atau kegelisahan dalam dirinya.
Gejala posesif seperti ini mungkin bisa terlihat sejak awal, tapi tidak jarang hubungan berjalan hingga bertahun-tahun. Biasanya, korban menganggap bahwa perilaku posesif sang kekasih bisa diubah sehingga dia bertahan dengan hubungannya.
Akan tetapi, mengubah seseorang yang memiliki sifat posesif bukanlah perkara mudah layaknya membalikkan telapak tangan. Bisa jadi, sifat posesif itu merupakan hal yang sudah melekat pada diri seseorang sejak kanak-kanak. Mungkin saja dulu saat masih bayi dan tidak berdaya, kebutuhannya kurang diperhatikan. Demikian juga seiring ia beranjak dewasa, kemungkinan juga ia merasa ditolak dan diabaikan. Mempertahankan hubungan dengan si posesif yang mudah naik pitam dan main tangan, akan membahayakan nyawa keduanya. Karena seperti lagu Naif, si posesif mungkin akan sampai pada pemikiran “bila ku mati, kau juga mati". Tetap waspada ya, ladies!
Cara Menghilangkan Sifat Posesif
Sekali lagi, sikap posesif bukanlah sesuatu yang gampang diubah. Tapi kalau pasanganmu menunjukkan tanda-tanda posesif, atau bahkan kamu sendiri yang merasakannya, beberapa hal yang perlu kalian lakukan adalah membangun, memelihara, dan menjaga sikap saling percaya.
Redam rasa posesif dengan mengambil waktu sendiri atau me time. Gunakan waktu untuk merawat diri dan menjalani hobi. Lakukan aktivitas fisik, karena baik bagi tubuh maupun mental. Bisa juga melakukan kegiatan sosial agar tidak melulu memikirkan pasangan.