Belakangan ini, gagasan untuk mengurangi jam kerja dari rata-rata 5 hari kerja menjadi 4 hari mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan di seluruh dunia. Pebisnis dan politikus telah mempertimbangkan untuk mulai menerapkan jam kerja yang lebih sedikit, tetapi lebih produktif.
Pro dan kontra mungkin akan terdengar seiring dengan dipertimbangkannya gagasan tersebut. Selama ini pada umumnya, hari libur jatuh pada hari Sabtu dan Minggu. Nah, pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa hari libur dan akhir pekan jatuh di kedua hari tersebut, Beauties?
Dilansir dari BBC, sebenarnya libur di hari Sabtu dan Minggu sendiri merupakan fenomena yang relatif baru. Begini asal-usulnya!
Senin Suci
Ilustrasi hari libur (Foto: Unsplash/Towfiqu barbhuiya) |
Meskipun nama sekaligus praktik Senin Suci meniru hari-hari libur keagamaan, faktanya, praktik Senin Suci sepenuhnya sekular. Praktik ini dimulai oleh pekerja untuk menyediakan waktu istirahat lebih panjang setelah beberapa hari bekerja.
Pada abad ke-19, pekerja pengrajin terampil mengadopsi ritme kerja mereka sendiri. Di sebuah bengkel yang mereka sewa, mereka akan bekerja memproduksi barang untuk pembeli setiap minggunya.
Ilustrasi hari libur (Foto: Unsplash/Waldemar Brandt) |
Pengrajin akan bekerja secara intensif dari hari Selasa hingga hari Sabtu malam untuk menyelesaikan produk sehingga mereka bisa menikmati hari Minggu sebagai hari libur resmi. Sementara itu, hari Senin dipakai untuk waktu istirahat demi mengembalikan energi setelah lembur di Sabtu malam dan kerja keras di hari-hari sebelumnya.
Di pertengahan abad ke-19, Senin Suci adalah fenomena populer di antara warga Inggris. Saking populernya, beberapa fasilitas hiburan komersial seperti studio musik, teater, hingga tempat karaoke selalu mengadakan acara pada hari libur tidak resmi ini.