Asal-usul Nama Kapal 'Madleen' yang Dibajak Israel, Terinspirasi dari Nelayan Perempuan di Gaza

Nadya Quamila | Beautynesia
Rabu, 11 Jun 2025 06:15 WIB
Asal-usul Nama Kapal 'Madleen' yang Dibajak Israel, Terinspirasi dari Nelayan Perempuan di Gaza
Asal-usul Nama Kapal 'Madleen' yang Dibajak Israel, Terinspirasi dari Nelayan Perempuan di Gaza/Foto: Instagram/gretathunberg

Kapal layar Madleen yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza dibajak oleh pasukan militer Israel. Tak hanya itu, 11 aktivis yang berada di kapal tersebut, termasuk aktivis lingkungan asal Sweden Greta Thunberg, diculik oleh pasukan Israel pada Senin (9/6).

Kapar layar yang dioperasikan kelompok aktivis Freedom Flotilla Coalition (FFC), berangkat dari pelabuhan Catania di Sisilia, Italia selatan, pada Minggu (1/6) menuju Gaza. Dilansir dari AP, menurut penyelenggara, selain membawa bantuan kemanusiaan, seperti makanan, obat-obatan, dan susu formula, hingga produk kebersihan perempuan, kapal tersebut juga bertujuan untuk "mematahkan pengepungan Israel" atas wilayah yang hancur di Gaza.

Kapal layar Madleen kini tengah menjadi perhatian dunia. Namun, tahukah kamu kalau nama 'Madleen' berasal dari nama perempuan yang jadi satu-satunya nelayan perempuan di Gaza? Yuk, simak asal-usul nama kapal layar Madleen berikut ini!

Bentuk Penghormatan kepada Satu-satunya Nelayan Perempuan di Gaza

Madleen Kulab

Madleen Kulab/Foto: Al Jazeera/Abdelhakim Abu Riash

Kapal layar milik FCC itu diberi nama 'Madleen' sebagai bentuk penghormatan kepada satu-satunya nelayan perempuan di Gaza, Madleen Kulab. Madleen menikah dengan seorang nelayan bernama Khader Bakr dan memiliki beberapa anak.

Madleen mengatakan bahwa pihak awak kapal telah menghubunginya perihal penggunaan namanya untuk kapal layar tersebut. Menurut Madleen, pihak FCC tersentuh dengan kisah hidupnya dan profesinya sebagai nelayan.

"Saya memulai perjalanan saya sebagai nelayan perempuan ketika saya berusia lima tahun," kata Madleen (31) kepada The Arab News.

“Saya biasa menemani ayah saya dan mulai menangkap ikan penuh waktu ketika dia jatuh sakit, pada usia 13 tahun. Seperti semua nelayan Palestina di Gaza, hidup saya berputar di sekitar laut dan rumah. Saya akan membaca ombak dan angin untuk mengetahui kapan dan di mana harus memancing," tambahnya.

Selain menangkap ikan, Madleen juga seorang juru masak yang terampil, Beauties. Ia menyiapkan hidangan ikan musiman yang sangat lezat sehingga memiliki banyak klien yang ingin membelinya. Hidangan Madleen yang paling populer adalah hidangan yang dibuat dengan ikan sarden yang ada di Gaza.

Serangan Israel Menghancurkan Kapal Milik Madleen Kulab

Madleen Kulab

Madleen Kulab/Foto: Al Jazeera/Abdelhakim Abu Riash

Seperti warga Gaza lainnya, Madleen telah mengalami banyak penderitaan dan kehilangan akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023. Kini, Madleen dan suaminya tak bisa lagi memancing.

"Perahu kami hancur, jala kami robek. Semua yang kami bangun, perbaikan perahu, tabungan kami, musnah akibat serangan Israel," katanya.

Sejak lama, menurut Madleen, nelayan di Gaza telah menghadapi tantangan besar. Bukan hanya dari sifat pekerjaan mereka yang berbahaya, tetapi juga karena pembatasan terus-menerus, kurangnya peralatan, hingga serangan tanpa henti dari Israel.

Kehilangan Madleen bukan hanya perkara pendapatan, namun juga identitas dan hubungannya yang mendalam dengan laut dan memancing. Kebahagiaannya bisa makan ikan 10 kali dalam seminggu juga direnggut akibat genosida Israel di Gaza.

"Sekarang ikan terlalu mahal jika Anda bisa menemukannya. Hanya beberapa nelayan yang masih memiliki peralatan, dan mereka mempertaruhkan nyawa mereka hanya untuk menangkap sedikit," katanya, dilansir dari Al Jazeera.

"Semuanya telah berubah. Kami sekarang mendambakan ikan di tengah kelaparan yang sedang kami alami," tuturnya.

Madleen bersyukur dirinya bisa dikenang dalam kapal layar Madleen. Namun, Madleen mengungkapkan kekhawatiran bahwa otoritas Israel tidak akan membiarkan kapal tersebut mencapai Gaza, salah satunya melalui pencegatan.

Apa pun yang terjadi, Madleen yakin pesan sebenarnya dari misi Greta Thunberg dan aktivis lainnya telah tersampaikan.

“Ini adalah seruan untuk memecah kesunyian global, untuk menarik perhatian dunia terhadap apa yang terjadi di Gaza. Blokade harus diakhiri, dan perang ini harus segera dihentikan. Ini juga merupakan pesan harapan bagi saya. Mereka mungkin telah mengebom kapal saya, tetapi nama saya akan tetap ada, dan akan mengarungi lautan," tutur Madleen.

Kabar Terbaru Aktivis di Kapal Madleen yang Diculik Israel

Israel Bajak Kapal Layar Madleen yang Bawa Bantuan ke Gaza

Kabar Terbaru Aktivis di Kapal Madleen yang Diculik Israel/Foto: Tangkapan Layar

Kekhawatiran Madleen menjadi kenyataan. Aktivis yang ada di kapal layar Madleen telah dicegat dan diculik oleh pasukan Israel. Para penumpang ditahan, komunikasi diputus, dan bahan bantuan disita.

“SOS! Para relawan di Madleen telah diculik oleh pasukan Israel,” kata FFC di saluran Telegram, dilansir dari Anadolu Agency.

"Madleen saat ini sedang diserang di perairan internasional. Drone mengelilingi kapal, menyemprotnya dengan zat seperti cat putih. Komunikasi terputus, dan suara-suara mengganggu diputar melalui radio," tulis akun @gazafreedomflotilla.

Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan angkatan laut memerintahkan kapal layar Madleen untuk mengubah arah karena kapal layar disebut mendekat kepada "daerah terlarang".

Dilansir dari Al Jazeera, tentara Israel memerintahkan para penumpang kapal Madleen untuk membuang ponsel mereka ke laut. Tentara Israel lalu merekam situasi tersebut, salah satunya saat mereka memberikan sandwich dan botol air kepada awal kapal. Tak lama kemudian setelah penangkapan, tentara Israel mengunggah di X bahwa "kapal pesiar swafoto" telah dihentikan.

"Semua penumpang "kapal pesiar selfie" selamat dan tidak terluka. Mereka diberi roti lapis dan air. Pertunjukan berakhir," tulis akun Kementerian Luar Negeri. Hal ini menuai kecaman dari publik karena Israel dianggap berusaha membuat narasi seolah-olah mereka menyelamatkan para awal kapal Madleen, padahal mereka sendiri yang mencegat bantuan kemanusiaan sampai di Gaza.

[Gambas:Instagram]

Kabar terbaru, Greta Thunberg dideportasi Israel pada Selasa (10/6) buntut kapal bantuan menuju Gaza yang ditumpanginya dibajak pasukan militer Israel. Greta Thunberg dideportasi bersama dua aktivis serta satu jurnalis, dikutip dari France 24.

Sementara itu, penumpang kapal layar Madleen lainnya dilaporkan menolak menandatangani dokumen deportasi untuk meninggalkan Israel dan akan dibawa ke otoritas pengadilan Israel.

"Mereka yang menolak menandatangani dokumen deportasi dan meninggalkan Israel akan dibawa ke hadapan otoritas peradilan, sesuai dengan hukum Israel, untuk mengesahkan deportasi mereka. Konsul dari negara asal penumpang menemui mereka di bandara," tulis akun Kemlu Israel di X.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE