Baskara Putra Tulis Surat untuk Para Aktivis yang Ditahan: yang Kalian Perjuangkan Hari Ini Bermekaran Nanti
Musisi Baskara Putra dengan nama panggung Hindia, yang juga vokalis band .Feast, baru-baru ini menunjukkan solidaritas untuk para aktivis yang ditahan atas dugaan penghasutan massa untuk melakukan tindakan anarkis pada demonstrasi Agustus 2025.
Baskara menulis sebuah surat yang ditujukan pada beberapa nama aktivis muda yang kini masih menjadi tahanan politik, yaitu Muzaffar, Delpedro, Syahdan, dan Khariq.
"Saya tidak akan pernah punya kedalaman, dedikasi dan pemahaman seperti kalian dalam memperjuangkan demokrasi di Indonesia. Itu urusan yang pelik, penuh liku terjal dan besar sekali amanah," bunyi surat Baskara seperti yang diunggah akun Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Instagram, Senin (13/10).
Sebagai informasi, Delpedro Marhaen adalah Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, yaitu sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Jakarta. Sementara itu, Muzaffar adalah staf dari Lokataru Foundation.
Syahdan adalah aktivis dan admin dari media sosial Gejayan Memanggil, dan Khariq adalah admin Instagram Aliansi Mahasiswa Penggugat.
Isi Surat Baskara untuk Para Aktivis yang Ditahan
Isi Surat Baskara untuk Para Aktivis yang Ditahan/Foto: Rini Apriliani/Beautynesia
Baskara menyoroti risiko-risiko yang harus dihadapi para aktivis dalam menyuarakan kebenaran, salah satunya seperti apa yang kini dialami oleh Muzaffar, Delpedro, Syahdan, dan Khariq.
"Tiap kali melihat apa yang kalian tekuni melalui layar ponsel di beberapa tahun terakhir, mungkin tingkat komprehensi saya hanya setengahnya. Begitulah juga alasan saya memilih musik, karena tak merasa mampu bicarakan hal-hal tersebut dengan cara kalian, belum lagi jika kita bicara tentang risikonya. Risiko-risiko seperti yang menjadi alasan menggapa mengapa saya menulis ini di rumah, dan kalian ada di Polda Metro Jaya," lanjut Baskara.
Pelantun lagu "Evaluasi" ini mengatakan bahwa para aktivis yang kini ditahan adalah orang baik dengan tujuan baik. Ia juga mengatakan bahwa dirinya akan terus memberi dukungan.
"Kami yang ada di luar tahu betul kalian orang baik, dengan tujuan yang baik, yang kebetulan dijadikan "contoh" agar yang lain berbaris. Berkali kami sampaikan ke ruang-ruang yang lebih "pop" bahwa kalian masih ada di sana, dikriminalisasi, dan belum pulang.
Lagi-lagi, karena kami semua yang ada di luar dan waras tahu betul bahwa kalian orang baik. Surat ini saya kirimkan sembari mencari waktu untuk berkunjung. Percayalah bahwa Semesta dan kami semua bersama kalian. Yang kalian perjuangkan hari ini bermekaran nanti," tutur Baskara.
Surat dari Delpedro dan Syahdan
Delpedro Marhaen/Foto: LinkedIn/Delpedro Marhaen
Baru-baru ini, Delpedro Marhaen dan Syahdan mengirimkan surat dari tahanan. Para aktivis ini akan menjalani sidang praperadilan di pada 17 Oktober 2025.
Berikut ini isi pesan Delperdo Marhaen:
"Di hari yang ke 35 hari ini saya dalam keadaan sehat dan baik. Hingga saat ini saya tak kunjung juga diadili. Saya hanya dibiarkan begitu saja, mendekam didalam sel tahanan. Saya menanti untuk diadili. Kita jadikan pengadilan sebagai wadah untuk "MENAMPAR" aparat penegak hukum yang kian dzalim. 17 Oktober nanti sidang praperadilan saya dan rekan-rekan lainnya. Kita menanti para anak muda untuk hadir mendukung. MAKIN DITEKAN, MAKIN MELAWAN!"
Sementara itu, Syahdan membagikan sebuah puisi yang ditulisnya dari balik jeruji besi:
Dilahirkan dan Melawan.
Aku lahir dari ceceran-ceceran darah manusia
Aku besar dari suara-suara yang tak sampai menjadi pesan
Aku tumbuh dari jalan-jalan konflik kelas pekerjá peradaban
Aku mati untuk rakyat yang tiap hari lapar ditindas oleh penguasa jahanam
Dan aku hidup dari doa-doa harapan orang sekarat yang terus berjuang
Dan akan selalu ada didepan disamping dibelakang kawan sejalan.
Rutan Polda Metro Jaya
Sosok Delpedro Marhaen dan Syahdan
Syahdan/Foto: Instagram/mandiri.my
Sebelumnya viral di media sosial Direktur Eksekutif Lokataru Foundation Delpedro Marhaen dilaporkan dijemput paksa oleh aparat kepolisian pada Senin (1/9) sekitar pukul 22.45 WIB. Kabar ini diunggah langsung oleh akun Instagram Lokataru Foundation, @lokataru_foundation.
Delpedro Marhaen ditangkap dan jadi tersangka terkait dugaan penghasutan massa untuk melakukan tindakan anarkistis. Penetapan Delpedro Marhaen sebagai tersangka dilakukan setelah polisi melakukan penyelidikan sejak sejak 25 Agustus 2025.
"Seseorang yang ditangkap oleh penyidik tentunya sudah lebih dahulu ditetapkan tersangka," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, menjawab pertanyaan apakah Delpedro sudah ditetapkan sebagai tersangka, Selasa (2/9), dikutip dari detikNews.
Selain Delpedro Marhaen, salah satu staf Lokataru Foundation juga telah diamankan dan ditetapkan jadi tersangka, yaitu Muzaffar.
Lokataru Foundation adalah organisasi nirlaba yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Organisasi ini didirikan pada Mei 2017 atas prakarsa beberapa aktivis hak asasi manusia yang telah lama bekerja di bidang tersebut, sebagaimana dikutip dari situs resminya.
Berdirinya Lokataru Foundation ditujukan untuk memberikan kontribusi dalam setiap situasi pemenuhan dan penegakan hak asasi manusia sebagai tanggung jawab negara. Lokataru Foundation telah berjejaring dengan banyak elemen masyarakat sipil. Lokataru mempunyai tiga area kerja yaitu Riset, Advokasi, dan Pengembangan Kapasitas.
Sementara itu, Delpedro Marhaen adalah sosok pembela HAM yang konsisten memperjuangkan hak pelajar, masyarakat sipil, kelompok rentan, hingga isu internasional. Rekam jejaknya untuk demokrasi cukup luas, mulai dari advokasi penangkapan sewenang-wenang, dampak proyek strategis, hingga perlindungan ruang sipil.
Delpedro Marhaen sebelumnya pernah menjadi Program Assistant di Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) dan Researcher di Haris Azhar Law Office. Ia mengenyam pendidikan di Universitas Tarumanegara di Fakultas Hukum, lalu melanjutkan studi masternya di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta dan Universitas Tarumanegara.
Selain Delpedro Marhaen, aktivis dari Gejayan Memanggil Syahdan Husein juga ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Nama Gejayan Memanggil lahir dari seruan aksi damai yang dilakukan oleh mahasiswa dari beberapa kampus di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2019. Sebagai informasi, Gejayan adalah nama suatu daerah di Sleman, Yogyakarta.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!