Be Aware, Ini Tanda-tanda Krisis Kepercayaan Diri yang Menghambat Prosesmu

Dian Aprilia | Beautynesia
Jumat, 05 Feb 2021 16:00 WIB
Be Aware, Ini Tanda-tanda Krisis Kepercayaan Diri yang Menghambat Prosesmu
Ilustrasi minder/ foto: pexels.com

“Self confidence is a super power, once you start to believe in yourself, magic starts happening”. Bukan berlebihan jika menyebut kepercayaan diri adalah kekuatan super. Sebab, berkat rasa percaya diri tinggi, orang bisa menjalani pekerjaan, kehidupan sosial dan segalanya dengan lebih baik.

Berbeda halnya dengan orang yang minder, cenderung akan menutup diri dari orang lain, tidak ingin tampil bahkan menjauh dari lingkungan sosial. Saatminder, maka banyak peluang yang akan kamu lewatkan. Untuk itu be aware dengan kondisi diri, periksa apakah kamu mengalaminya. Dan jika iya, segera atasi dan minta bantuan orang lain, jika diperlukan.

Berikut beautynesia.id telah merangkum tanda-tanda krisis kepercayaan diri yang bisa menghambat prosesmu.

Menyalahkan Diri Sendiri

Menyalahkan diri sendiri
Menyalahkan diri sendiri/pexels.com

“Memang aku selalu salah, aku bodoh banget sih” Pernah gak sih kamu memunculkan pikiran-pikiran racun tersebut? Perasaan tersebut biasanya muncul karena melakukan kesalahan bertubi-tubi ataupun saat menghadapi kegagalan. Hal ini kemudian menutupi segala hal baik dan keberhasilan yang pernah kamu capai.

Padahal kesalahan adalah hal yang harus dicapai jika kamu ingin berhasil. Pengalaman kesalahan membawa seseorang pada pelajaran penting dalam hidup, yang tak didapat dari teori, kelas dan lainnya. Jadi alih-alih melabeli dirimu dengan ‘gagal, bodoh, selalu salah’ yuk ubah dengan ‘sedang belajar’.

Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Membandingkan dengan orang lain
Membandingkan dengan orang lain/pexels.com

Media sosial jadi media yang rentan memunculkan perasaan ini. Saat kamu melihat feed instagram atau insta story teman tentang pekerjaan, penampilan, kecerdasan, ataupun kekayaan mereka, adakalanya muncul perasaan membandingkan diri dengan orang lain.

“Wih hebat ya. Si A sudah sukses dan mapan, sedangkan aku? Aku kok masih gini-gini aja”. Padahal membandingkan diri dengan orang lain adalah cara terburuk untuk mencapai kesuksesan. Sebab setiap orang memiliki kondisi, latar belakang, jalan hidup, kemampuan, dan potensinya masing-masing. Percayalah, setiap orang punya zona waktunya masing-masing. Jalani dan nikmati prosesmu.

Terlalu Memikirkan Opini Orang Lain

Marah
Marah/pexels.com

“Kalau aku begini, nanti dikira aku gak sukses, pekerjaanku begini apa kata orang nanti?” Suara-suara tersebut seolah menyiratkan bahwa kamu sangat khawatir jika dikritik, diopinikan, dan dicap tertentu oleh orang lain. Padahal pikiran itu tak selalu menjadi nyata.

Saat kamu terjebak dalam ketakutan tersebut, justru akan membawamu tak akan melakukan apapun. Sadari bahwa kritik dan opini akan selalu ada dari orang lain, tapi selama kamu percaya bahwa jalan yang kamu tempuh adalah benar dan terbaik, keep going. Bila perlu tutup telinga rapat-rapat dan penuhi dirimu dengan segala hal baik dan positif. 

Menilai Orang dari Penampilan

Menilai orang dari penampilan
Menilai orang dari penampilan/pexels.com

“Tasnya LV, pake mobil lagi, fix dia pasti orang sukses dan kaya” Helooo, tak semua apa yang kita lihat itu sama seperti apa yang kita bayangkan. Tak sedikit orang yang punya barang-barang branded, malah punya hutang seabrek karena gaya hedonnya.

Banyak pula, orang yang sukses dan kaya malah milih untuk tampil sederhana dan biasa. Sikap menilai penampilan orang lain biasanya jadi benteng pertahanan dimana kamu gak mau mengenal sembarang orang. Kamu hanya mau dekat dengan mereka yang terlihat baik saja, hanya berpijak pada penampilan.

Bagi orang yang percaya diri, mereka cenderung bisa bergaul dengan siapapun. Dan memiliki prinsip yang kuat sehingga tak akan mudah terpengaruh oleh orang lain.

Berteman dengan yang Setara atau Lebih Rendah

Teman
Teman/pexels.com

Untuk mengamankan rasa percaya diri, kadangkala seseorang sengaja berteman dengan mereka yang dianggap sejajar atau memiliki level di bawah. Hal itu, agar kamu bisa terlihat lebih baik dibanding mereka.

Padahal, hal itu malah bikin kamu sulit berkembang. Kamu akan terkurung di zona nyaman dengan lingkup teman-teman yang hanya itu-itu saja. Sementara lingkungan pertemanan yang baik, atau teman yang mungkin memiliki status 'lebih tinggi' dari kamu bisa berpotensi mengajakmu untuk maju dan berkembang.

(arm2/arm2)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE