Beli Barang Mahal dan mewah Demi Pamer? Hati-hati Mungkin Kamu Terjebak Conspicuous Consumption!

Dian Purnamasari | Beautynesia
Selasa, 03 Aug 2021 08:15 WIB
Beli Barang Mahal dan mewah Demi Pamer? Hati-hati Mungkin Kamu Terjebak Conspicuous Consumption!
Gaji habis diawal bulan karena conspicuous consumption/Foto:pexels.com/cottonbro

Masih awal bulan tapi gaji sudah habis, Beauties? Padahal masih banyak hari-hari berikutnya yang perlu kamu penuhi. Hal ini membuatmu merasa, gaji yang kamu dapatkan tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhanmu. Jika kamu pernah merasakan hal itu, hati-hati mungkin kamu terjebak dalam conspicuous consumption, Beauties.

Dikutip dari laman corporatefinanceinstitute.com, conspicuous consumption atau konsumsi mencolok adalah tindakan memperlihatkan kekayaan yang mencolok, untuk mendapatkan status dan reputasi di masyarakat. Teori ini pertama kali dibahas oleh Ekonom dan Sosiolog Amerika Thorstein Veblen dalam bukunya, The Theory of the Leisure Class, pada tahun 1899.

Menurut Veblen, ada dua alasan kenapa orang melalukan conspicuous consumption, yaitu agar diakui oleh teman-teman mereka dan agar mencapai status sosial yang tinggi di masyarakat. Conspicuous consumption inilah, yang akhirnya membuat seseorang memaksakan membeli barang mewah hanya untuk status sosial, tanpa memikirkan apakah gaji yang ia terima cukup untuk membeli barang tersebut.

Agar tidak terjebak conspicuous consumption, kamu bisa melakukan 3 kiat yang dibagikan Prita Ghozie, seorang financial planner dan juga CEO Zapfinance, di akun Instagram pribadinya @pritaghozie ini, Beauties.

1. Tanyakan pada Diri Sendiri 

Tanyakan diri sendiri sebelum membeli agar tidak terjebak conspicuous consumption
Tanyakan diri sendiri sebelum membeli agar tidak terjebak conspicuous consumption/Foto:pexels.com/mentatdgt

Sebelum kamu membelanjakan uangmu, kamu harus mengetahui apakah barang yang kamu beli adalah kebutuhan atau keinginan. Jika memang kebutuhan maka kamu bisa mendahulukan untuk membelinya, tapi jika hanya keinginan maka kamu bisa menunda untuk membelinya.

Selain itu, sebelum membelanjakan uang, kamu harus tahu berapa kemampuanmu. Jangan sampai kamu membeli barang melebihi batas kemampuan finansialmu, apalagi jika sampai memaksakan hingga membuatmu berhutang.

2. Tidak Membeli Barang Hanya Karena Gengsi

Tidak belanja karena gengsi agar tidak terjebak
Tidak belanja karena gengsi agar tidak terjebak conspicuous consumption/Foto:pexels.com/freestocks.org

Nah, Ini yang menjadi faktor utama penyebab kamu terjebak conspicuous consumption, Beauties. Jangan sampai kamu membeli barang hanya karena gengsi, kamu nggak perlu merasa insecure hanya karena kamu tidak membeli barang mewah. Justru kalau kamu terus menerus insecure, akan membuat kamu semakin terjebak dengan conspicuous consumption yang merugikan finansialmu.

“Semakin kita merasa kurang, kita merasa diri kita ini buruk. Maka kita punya kebutuhan untuk menunjukan ke orang-orang bahwa saya itu nggak gitu, lho. Saya itu sukses, lho. Saya itu kaya, lho. Saya itu berhasil. Tujuannya apa? Supaya dia merasa baik tentang diri dia sendiri” Kata Psikolog Tara de Thouars, seperti dikutip dari detikcom.

3. Hidup Di Luar Batas Kemampuan

Tidak hidup di luar batas kemampuan agar tidak terjebak
Tidak hidup di luar batas kemampuan agar tidak terjebak conspicuous consumption/Foto:pexels.com/Andrea

Menurut Prita Ghozie, seseorang bisa bangkrut pada saat hidup di luar batas kemampuan. Sebaliknya, kita bisa tetap hidup bahagia tanpa harus memaksakan membeli barang-barang mewah kok, Beauties.

Karena yang namanya kebahagiaan itu bisa diperoleh dari mana saja, seperti teman-teman yang saling mendukung, keluarga yang selalu mengerti kamu, dan yang paling mahal saat ini adalah kesehatan.

Ketika kamu punya semua itu, kamu nggak perlu lagi merasa insecure hingga harus memaksakan membeli barang mewah, hanya untuk menunjukkan status sosial. Ingat, biaya hidup itu murah, biaya pamer itu mahal.

Yuk, dicoba trik ini saat gajian bulan berikutnya, semoga kamu tidak semakin terjebak dengan conspicuous consumption ya, Beauties.

CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE