Benarkah Hartono Bersaudara Bisa Jadi Crazy Rich Sungguhan karena Bisnis Rokok? Bukan, Ternyata Ini Lho Penyebabnya!
Orang terkaya di urutan paling atas jatuh pada Hartono bersaudara. Meski dikenal betulan crazy rich, mereka justru dikenal punya gaya hidup yang sederhana saja, Beauties.
Hartono bersaudara juga dikenal bisa kaya karena diketahui sebagai pendiri Grup Djarum. Wah, dari itu saja sudah nggak kaleng-kaleng sumber penghasilannya ya, Beauties!
Ternyata nggak cuma itu, kamu tentu tahu salah satu bank besar yang mudah ditemui yakni bank BCA. Investor saham tentunya sangat tidak asing, sebab saham bank BCA (BBCA) menjadi salah satu saham blue chip dan emiten perbankan dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.
Tapi, tahu nggak sih Beauties, sebelum saham BBCA jadi favorit, mengutip CNBC Indonesia, rupanya pada 65 tahun silam sempat goyang saat krisis keuangan melanda Asia pada 1998. Akibat krisis ekonomi yang melanda tak terkecuali di dunia perbankan, banyak bank kolaps, sebab para nasabah berbondong-bondong menarik dananya dari bank (bank rush).
BCA/ Foto: istimewa |
Siapa sangka, BBCA sempat sampai harus disuntik modal oleh pemerintah dan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional), serta menyatakan Grup Salim (pendiri) sebagai pemegang saham pengendali bank ketika itu, punya kewajiban kepada pemerintah senilai Rp35 triliun!
Nah, munculnya kewajiban tersebut, membuat saham BBCA jadi berpindah kepemilikan, Beauties. Singkatnya, pemerintah memutuskan untuk menjual kepemilikan sahamnya di BBCA. Kemudian, pada tahun 2000, pemerintah umumkan rencana penjualan saham BBCA.
Pada 23 Oktober 2001, terdapat 18 investor strategis yang menyatakan minat pembelian mereka diundang BPPN. Sebulan setelahnya, BPPN hanya memilih 9 calon investor strategis untuk mengikuti uji kepatutan dan kelayakan.
Semakin mengerucut, pada 28 Januari 2002, cuma ada empat kandidat investor strategis yang memberikan penawaran akhir. Siapa saja Ada konsorsium Bank Mega, konsorsium Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI), konsorsium Standard Chartered dan konsorsium Faralon Capital.
Lalu pada 25 Februari, Bank Indonesia (BI), resmi umumkan dua calon penawar yang tersisa yakni konsorsium Standard Chartered dan Faralon Capital.
Proses pun berlanjut sampai menyisakan seorang pemenang tender yakni konsorsium Faralon Capital dan FarIndo Investment yang berbasis Mauritius yang mengempit 51,15% saham BBCA, Beauties.
Tepat saat itu, kepemilikan saham BBCA beralih dari pemerintah ke konsorsium di bawah Bambang dan Robert Hartono penerus Djarum Group. Sementara keluarga Salim masih memiliki 1,76% saham BBCA.
Siapa yang sangka, itulah sejarah BBCA dari milik Salim Group, dikembangkan Mochtar Riady (Lippo Group), sampai berakhir di tangan Hartono Bersaudara.
Seiring berjalan waktu, kepercayaan publik terhadap BCA meningkat, Beauties. Harga sahamnya pun kian menaik, juga memberi cuan gede bagi para investornya, lho!
Lanjutkan membaca di sini untuk mengetahui fakta menarik kenapa saham BBCA 'disayang' para investor ya, Beauties!
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation! Caranya DAFTAR DI SINI!
BCA/ Foto: istimewa