Bikin Geram, 11 Narapidana Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan di India yang Dihukum Seumur Hidup Kini Dibebaskan
India menjadi salah satu negara di dunia yang tidak ramah untuk perempuan. Sebab, ada begitu banyak kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi setiap tahunnya. Salah satu kasus kekerasan terhadap perempuan yang menghebohkan India adalah kasus yang dialami oleh perempuan bernama Bilkis Bano pada 2002 silam.
Ia diperkosa secara brutal di usia 21 tahun dan saat itu sedang hamil lima bulan. Ia juga melihat 14 anggota keluarganya dibunuh pada kerusuhan tahun 2002 di negara bagian Gujarat, India Barat.
Baru-baru ini, namanya kembali menjadi pemberitaan utama. Sebab, 11 orang yang dihukum karena pemerkosaan massal Bilkis Bano dibebaskan dari penjara di India setelah pemerintah memperpendek hukuman seumur hidup mereka. Padahal, hukum India mengatakan bahwa orang yang dihukum karena pemerkosaan tidak dapat dibebaskan lebih awal.
Dilansir dari The Indian Express, permohonan remisi dipertimbangkan karena terpidana telah menyelesaikan 14 tahun penjara, dan faktor-faktor lainnya seperti "usia, sifat kejahatan, perilaku di penjara dan sebagainya". Narapidana tersebut dibebaskan pada Hari Kemerdekaan India yang jatuh pada Senin (15/8).
Viral di media sosial para narapidana yang dibebaskan dari hukuman seumur hidup tersebut disambut dengan makanan manis dan karangan bunga. Keputusan tersebut langsung memicu amarah dan protes dari aktivis di India.
Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Keluarga Bilkis Bano
Bilkis Bano/ Foto: Dok. BBC |
Serangan terhadap Bilkis Bano dan keluarganya adalah salah satu kejahatan paling mengerikan selama kerusuhan yang pernah terjadi di India. Kasus ini bermula ketika 60 peziarah Hindu tewas dalam kebakaran di kereta penumpang di kota Godhra.
Menyalahkan umat Islam karena dinilai memulai api, massa umat Hindu mengamuk dan menyerang lingkungan Muslim. Selama tiga hari, lebih dari 1.000 orang meninggal, kebanyakan dari mereka adalah Muslim, sebagaimana dilansir dari BBC.
Narendra Modi, yang saat itu menjabat sebagai kepala menteri Gujarat dan kini sebagai Perdana Menteri India, dikritik karena tidak berbuat banyak untuk mencegah pembantaian itu. Dia selalu membantah melakukan kesalahan dan tidak meminta maaf atas kerusuhan tersebut.
Selama bertahun-tahun, pengadilan telah menghukum lusinan orang yang terlibat dalam kerusuhan, tetapi beberapa terdakwa terkenal mendapat jaminan atau dibebaskan oleh pengadilan yang lebih tinggi. Dan kini, orang-orang yang menganiaya Bilkis Bano juga telah dibebaskan.
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Tinnakorn Jorruang |
Dilansir dari The Indian Express, pada tanggal 28 Februari 2002, Bilkis melarikan diri dari desanya, Radhikpur di distrik Dahod, setelah kekerasan terjadi di negara bagian tersebut setelah insiden hari sebelumnya di stasiun Godhra, di mana Sabarmati Express dibakar, yang mengakibatkan kematian puluhan orang peziarah yang kembali dari Ayodhya.
Bilkis ditemani putrinya Saleha, yang saat itu berusia tiga setengah tahun, dan 15 anggota keluarganya. Mereka melarikan diri karena takut akan terulangnya kembali pembakaran dan penjarahan yang terjadi di desa mereka pada perayaan Bakr-Id beberapa hari sebelumnya.
Pada tanggal 3 Maret 2002, keluarga tersebut tiba di desa Chapparwad. Menurut dakwaan, mereka diserang oleh sekitar 20-30 orang bersenjatakan arit, pedang, dan tongkat. Di antara para penyerang adalah 11 pria yang dituduh.
Bilkis, ibunya, dan tiga perempuan lainnya diperkosa dan diserang secara brutal. Dari 17 anggota kelompok Muslim dari desa Radhikpur, delapan ditemukan tewas, enam hilang. Hanya Bilkis, seorang pria, dan seorang anak berusia tiga tahun yang selamat dari serangan itu.
"Mereka menyerang kami dengan pedang dan tongkat. Salah satu dari mereka merebut putri saya dari pangkuan saya dan melemparkannya ke tanah, membenturkan kepalanya ke batu," ungkap Bilkis kepada BBC. Putri Bilkis yang masih kecil tersebut pun meninggal dunia akibat serangan tersebut.
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/coldsnowstorm |
Bilkis Bano berhasil selamat karena dia kehilangan kesadaran usai diserang dan pelakunya pergi, percaya dia sudah mati. Perjuangan Bilkis untuk mendapatkan keadilan pun tidak mudah. Beberapa polisi dan pejabat negara mencoba untuk mengintimidasinya; bukti-bukti dihancurkan dan orang-orang yang meninggal dikuburkan begitu saja tanpa ada pemeriksaan. Bahkan para dokter yang memeriksa mengatakan dia tidak diperkosa hingga ia menerima ancaman pembunuhan.
Selama persidangan, ada seruan hukuman mati bagi penyerang Bilkis Bano, termasuk dari dirinya sendiri.Tetapi setelah pengadilan tinggi di Mumbai menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada mereka, Bilkis mengatakan "tidak tertarik untuk membalas dendam" dan "hanya ingin mereka memahami apa yang telah mereka lakukan". Namun, Bilkis ingin para pelaku menghabiskan seluruh sisa hidup mereka di penjara.
"Saya berharap suatu hari mereka akan menyadari besarnya kejahatan mereka, bagaimana mereka membunuh anak-anak kecil dan memperkosa perempuan."
Namun kini, para pelaku tersebut telah dibebaskan. Bilkis Bano dan keluarga tidak percaya hal tersebut bisa terjadi. Begitu besar amarah dan kesedihan yang mereka alami, mengingat besarnya kejahatan dan pertempuran berlarut-larut yang harus mereka perjuangkan untuk keadilan.
"Selama beberapa menit pada Senin malam, Bilkis Bano tidak percaya bahwa para terpidana telah bebas, dia pertama kali menangis dan kemudian terdiam," suaminya Yakub Rasool mengatakan kepada The Indian Express. "Kami telah mati rasa, terkejut dan terguncang," tambahnya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Bilkis Bano/ Foto: Dok. BBC
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Tinnakorn Jorruang
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/coldsnowstorm