Bisa Jadi Ancaman Nyata, Mengapa Perempuan Sering Bersikap Jahat terhadap Sesama Perempuan?

Nadya Quamila | Beautynesia
Rabu, 22 Feb 2023 14:30 WIB
Bisa Jadi Ancaman Nyata, Mengapa Perempuan Sering Bersikap Jahat terhadap Sesama Perempuan?
Bisa Jadi Ancaman Nyata, Mengapa Perempuan Sering Bersikap Jahat terhadap Sesama Perempuan?/Foto: Pexels/cottonbro studio

Beauties, mungkin kamu pernah mendengar ungkapan atau melihat fenomena bahwa 'musuh terbesar perempuan adalah perempuan itu sendiri'. Ya, tidak bisa dipungkiri, terkadang sesama perempuan bisa saling menjatuhkan, mengomentari satu sama lain dengan pedas, bahkan menjelek-jelekkan hingga memfitnah.

Mirisnya, terkadang hal negatif tersebut tidak hanya dilakukan pada orang sekitar, namun juga pada orang yang tidak dikenal. Salah satu contohnya adalah sosok artis atau publik figur yang sering menjadi korban. Netizen dengan 'jempolnya' dengan mudah menghakimi sosok yang sering menjadi sorotan, entah itu soal gaya hidup, cara berpakaian, keseharian, hingga prinsip hidup.

Misalnya baru-baru ini, salah seorang artis perempuan Indonesia menjadi bahan perbincangan netizen karena baju yang ia pakai saat menghadiri acara ulang tahun sang anak. Pro dan kontra memenuhi kolom komentar postingan artis tersebut di media sosial.

6 Tanda Kamu Butuh Istirahat Sejenak dari Media Sosial/Foto:Freepik.com/BeststudioIlustrasi/Foto: Freepik.com/Beststudio

Beberapa netizen menganggap bahwa baju yang dikenakannya terlalu terbuka untuk dipakai di acara yang mayoritas dihadiri anak-anak.

"Kali ini gw rada setuju sama kaum deterjen, alangkah lebih elegannya kalau pake gaun yg lebih sopan, terlebih ini karena acara untuk putrinya," tutur salah seorang netizen yang kontra.

Di sisi lain, tidak sedikit pula netizen yang membela artis perempuan tersebut. Mereka mengatakan bahwa itu adalah haknya untuk mengenakan baju apapun, selama ia merasa nyaman dan percaya diri.

Jangan Emosi, Ini Cara Elegan Menghadapi Teman yang Toxic / foto : pexels.com/LizaSummerIlustrasi/Foto: Pexels.com/LizaSummer/ Foto: aqillah diaz

"Perkara baju dinyinyirin... Yang sebenernya di luar sana banyak juga lebih lebih gimana gitu.. kalo dasarnya tidak suka... Bernafas pun juga salah... Tidak usah sibuk mencari celah orang lain dengan dalih mengingatkan.. tanpa kalian sadari jempol kalian menyakiti hati seseorang... yang dosanya jauuuhhh lebih besar dari pada kesalahan dia," tulis seorang netizen.

Jika diperhatikan, ada banyak akun perempuan yang berkomentar di unggahan tersebut. Terlepas dari pro dan kontra terkait penampilan salah satu artis perempuan Indonesia, sebenarnya apa, sih, alasan perempuan sering kali 'gemar' hingga ikutan 'latah' menjatuhkan perempuan lainnya?

Yuk, cari tahu di halaman berikutnya!

Alasan Mengapa Perempuan Bisa Bersikap Jahat terhadap Sesama Perempuan

Ilustrasi teman

Bisa Jadi Ancaman Nyata, Mengapa Perempuan Sering Bersikap Jahat terhadap Sesama Perempuan?/Foto: Feepik/pressfoto

Mungkin kamu pernah bertanya-tanya, mengapa sebagian perempuan bisa menjadi begitu 'kejam' terhadap sesama perempuan? Mengapa mereka melihat perempuan sebagai 'ancaman' alih-alih support system?

Dilansir dari Psychology Today, pada dasarnya ada tiga alasan utama mengapa perempuan bisa menjadi jahat terhadap sesama perempuan, yaitu:

  • Karena mereka memproyeksikan bagian dari diri mereka yang tidak diinginkan ke perempuan lain. Misalnya seperti ketakutan, iri hati, cemburu, kecurigaan kebencian, kemarahan, kecemasan, atau kurangnya harga diri dan kepercayaan diri.
  • Menjadikan kegiatan mengomentari perempuan lain (dari segi apapun dalam konteks negatif), sebagai ajang melampiaskan emosi, kesenangan, mengatasi rasa bosan. Atau karena kurangnya rasa ingin tahu/toleransi terhadap perbedaan menunjukkan bahwa mereka mungkin tidak menyukai orang lain.
  • Karena mereka tidak memiliki keterampilan komunikasi interpersonal dan intrapersonal untuk mengenali atau mengubah perilaku mereka.
Tanda-tanda teman toksik yang harus dikenali biar nggak makan hati/freepik/drobotdeanIlustrasi/Foto: Freepik/drobotdean/ Foto: Anindya Milagsita

Selain itu, bisa jadi sebagian perempuan menjadi jahat kepada perempuan lainnya karena timbulnya rasa persaingan. Sebagai contoh, di tempat kerja ada seorang karyawan perempuan baru, yang dianggap jauh lebih hebat dan memiliki skill mumpuni. Sebagian perempuan mungkin akan merasa tersaingi. Untuk menutupi rasa 'cemburu' yang hadir, mereka mungkin akan berkomentar soal karyawan baru tersebut demi menenangkan hatinya.

Sekilas, fenomena ini mungkin terkesan sepele dan hanya dipandang sebelah mata, bukan menjadi ancaman nyata. Namun, jika dibiarkan berlarut-larut, kebiasaan negatif ini pada akhirnya bisa dinormalisasi oleh sebagian pihak. 

Six women of different ages and body types holding bouquets while sitting in studio against a brown backgroundIlustrasi perempuan mendukung satu sama lain/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Youngoldman

Jika tidak ditangani dengan tepat dan tanggap, aksi mengolok-olok, menghina, mencaci makin, merendahkan, dan perbuatan negatif lainnya akan menjadi sebuah kebiasaan di kalangan perempuan. Tentu bukan hal yang baik, bukan?

Alih-alih menganggap perempuan sebagai saingan, cobalah untuk fokus pada diri sendiri terlebih dahulu. Benahi apa yang menjadi kebiasaan buruk, kembangkan potensi dalam diri, dan berhenti mengomentari kehidupan orang lain.

Sebagai sesama perempuan, sudah sepatutnya kita harus saling mendukung satu sama lain, bukannya menjatuhkan. Yuk, jadikan Women Support Women menjadi aksi nyata, bukan hanya jargon semata!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE