BMKG Peringatkan Masyarakat Waspada La Nina dan Aktivitas Badai Seroja

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Rabu, 05 Nov 2025 18:30 WIB
BMKG Peringatkan Masyarakat Waspada La Nina dan Aktivitas Badai Seroja
BMKG Peringatkan Masyarakat Waspada La Nina dan Aktivitas Badai Seroja/ Foto: Freepik.com/evening_tao

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi adanya potensi aktivitas La Nina lemah dan badari Seroja yang akan terjadi mulai November 2025 hingga Maret 2026. Masyarakat diminta siaga akan dan terus memantau peringatan dini dari BMKG.

Hal tersebut diungkapkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers (1/11/2025), Beauties. Melansir dari CNBC Indonesia, aktivitas tersebut dipengaruhi adanya perbedaan suhu di Samudera Pasifik dan wilayah kepulauan Indonesia. Selain suhu La Nina yang telah melewati ambang batas, ada temuan kondisi atmosfer penguatan angin timuran.

"Bukan berarti curah hujan akan meningkat signifikan," ujar Dwikorita. "Memang di sebagian Indonesia curah hujannya di atas rata-rata normal. Namun menurut ahli klimatologi BMKG, peningkatan bukan karena La Nina lemah. Namun disebabkan karena semakin hangatnya suhu muka air laut tadi."

Potensi Badai Meningkat dan Curah Hujan

Curah hujan diperkirakan meningkat selama musim hujan. BMKG meminta masyarakat waspada.

Curah hujan diperkirakan meningkat selama musim hujan. BMKG meminta masyarakat waspada./ Foto: Pexels.com/Vlad Chetan

Siklon tropis di wilayah selatan mulai bulan November juga perlu diwaspadai, terutama di wilayah pesisir selatan Indonesia, termasuk Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga sebagian Maluku bagian selatan. Pasalnya, siklon tropis dapat meningkatkan risiko cuaca ekstrem di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari angin kencang, hujan deras, hingga banjir bandang. Fase ini diperkirakan terjadi mulai November 2025 hingga Februari 2026, tapi tidak menutup kemungkinan berlanjut sampai Maret atau April 2026. 

Dalam periode yang sama, Dwikorita juga menyebutkan akan ada fenomena Badai Seroja. “Fenomena semacam Badai Seroja itu pun akan makin meningkat frekuensi kejadiannya di fase bulan November hingga Februari atau bahkan Maret dan April," ungkapnya.

Bersama dengan itu, ia meminta semua pihak, masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kesiagaan. Terlebih saat menghadapi potensi peningkatan curah hujan selama musim hujan 2025/2026. “Mohon untuk disiagakan bagaimana kita semua siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang akan semakin meningkat di masa-masa puncak musim hujan, bulan November (2025) hingga Februari nanti (2026)," katanya.

“Jadi ingat, fasenya itu mulai bulan November sampai Februari nanti, juga bisa berlanjut Maret hingga April (2026). Seperti tahun 2021 lalu, kejadiannya terakhir itu bulan April, Badai Seroja.”

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE