Boleh Ditiru! Ini Rahasia Cerdas dan Sukses Orang Korea Lewat Pola Asuh Nunchi yang Tingkatkan Kecerdasan Emosional

Nisrina Salsabila | Beautynesia
Sabtu, 04 Feb 2023 15:30 WIB
Rahasia cerdas dan sukses orang Korea lewat pola asuh nunchi/Foto: nindybaekki0418/Pinterest

Jika kamu penggemar drama Korea, kamu mungkin suka memerhatikan karakter utama yang biasanya sangat pintar dari segi pekerjaan, akademis, atau pun secara sosial. Tak heran jika orang-orang Korea bisa tumbuh dengan sukses. Rupanya, rahasia cerdas dan sukses orang Korea diperoleh lewat pola asuh ‘nunchi’ yang ditanamkan oleh orangtua mereka.

Nunchi, yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “ukuran mata”, adalah seni merasakan apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain dan kemudian meresponsnya dengan tepat.

Jika seseorang memiliki sifat ini, ia dapat memahami keseluruhan konteks dan situasi apa pun dan merespons sesuai kebutuhan.

Apa Itu Nunchi?

Ilustrasi seorang ibu dan anak perempuan di Korea/ Foto: soompi.com

Euny Hong, seorang jurnalis dan penulis buku “The Power of Nunchi: The Korean Secret to Happiness and Success" (Penguin Books), menjelaskan tentang konsep nunchi dalam CNBC.

Ia menjelaskan bahwa nunchi adalah tentang kemampuan membaca ruangan dengan cepat dengan penekanan pada kolektif, bukan hanya pada individu tertentu.

Ini seperti kita mendengarkan naluri kita tentang memahami orang dan keadaan. Untuk memanfaatkan kekuatan nunchi, yang dibutuhkan hanyalah mata dan telinga, serta bagian tersulit: pikiran yang tenang.

Di Korea, nunchi dianggap seperti kekuatan super yang memungkinkanmu mampu membaca pikiran. Kecepatan adalah yang terpenting. Mereka yang memiliki nunchi “cepat” akan selalu sadar dan mengutamakan pengamatan diam-diam sambil tetap mendengarkan orang lain.

Bagaimana Cara Mengajari Nunchi pada Anak-anak?

Dalam pengasuhan anak tradisional Korea, orangtua mengajari anak-anak mereka tentang nunchi sejak usia tiga tahun.

Meski begitu, ada juga beberapa orang yang terlahir dengan nunchi. Menurut Hong, tradisi tersebut mengikuti ungkapan terkenal yang berbunyi: “Kebiasaan yang terbentuk pada usia tiga tahun bertahan hingga usia 80 tahun”.

(ria/ria)