3 Kalimat Diucap Orang Tua yang Bisa Merusak Kecerdasan Emosional Anak, Hindari Mulai Sekarang!

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Sabtu, 29 Nov 2025 14:00 WIB
3 Kalimat Diucap Orang Tua yang Bisa Merusak Kecerdasan Emosional Anak, Hindari Mulai Sekarang!
3 Kalimat Diucap Orang Tua yang Bisa Merusak Kecerdasan Emosional Anak, Hindari Mulai Sekarang!/ Foto: Pexels.com/Alina Matveycheva

Kecerdasan emosional bisa ditingkatkan sejak usia dini, Beauties. Yup! Tentu peran orang tua sangat penting untuk membentuk mentalitas anak yang sehat.

Bahkan ada beberapa kalimat yang diucap orang tua bisa memengaruhi kecerdasan emosionalnya. Jika tidak ingin kecerdasan mereka menurun, maka orang tua harus menghindari sejumlah perkataan yang mengganggu mentalitas buah hati. Ini beberapa contohnya, seperti yang dilansir dari CNBC Make It.

“Kenapa kamu nggak mendengarkan Mama/Papa?”

Anak yang tidak mau melakukan apa yang diminta orang tua bukan berarti anak tidak mau mendengarkan. Bisa jadi anak kesulitan melakukan sesuatu.

Anak yang tidak mau melakukan apa yang diminta orang tua bukan berarti anak tidak mau mendengarkan. Bisa jadi anak kesulitan melakukan sesuatu. / Foto: Pexels.com/Ketut Subianto

Saat anak sulit diatur dan tidak mau mematuhi perkataan orang tua, sering kali kalimat seperti ini terucap, Beauties. Namun mengucapkan kalimat “Kenapa kamu nggak mau mendengarkan?” tidak akan memecahkan masalah. Jika anak sulit diajak kerja sama, maka orang tua perlu mencari akar penyebabnya. Mungkin anak kesulitan melakukan sesuatu. Oleh karena itu, alternatifnya, orang tua bisa menanyakan apa yang sang anak butuhkan atau kendala yang membuatnya tidak mau melakukan sesuatu sehingga terjalin komunikasi dua arah.

“Kamu nggak sopan banget!”

Mengatakan kalimat seperti

Mengatakan kalimat seperti "Kamu nggak sopan" terkesan orang tua menghakimi anak. Kalimat ini mungkin cerminan rasa insecure yang dirasakan orang tua sendiri/ Foto: Pexels.com/RDNE Stock Project

Pernyataan seperti “Kamu nggak sopan banget!” memberikan impresi orang tua yang langsung menarik kesimpulan tentang perilaku anak, tanpa mempertimbangkan penyebabnya. Bisa jadi, harapan mendapat “kesopanan” adalah cerminan rasa insecure yang dirasakan orang tua sendiri. Alih-alih langsung menghakimi perilaku sang anak, orang tua bisa menanyakan kondisi anak, apa yang dirasakannya, sehingga anak terbuka untuk bercerita dari sudut pandang mereka.

“Kenapa kamu nggak bisa?”

Kalimat seperti

Kalimat seperti "Kenapa kamu nggak bisa?" bukan berarti anak tidak punya kemampuan sama sekali. Tapi bisa karena ada kesenjangan antara ekspektasi orang tua dengan kemampuan anak./ Foto: pexels.com/MikhailNilov

Tidak semua anak memiliki kemampuan yang sama. Ketika mereka kesulitan melakukan atau menyelesaikan sesuatu, bukan berarti mereka tidak bisa sama sekali. Masalahnya bukan terletak pada dorongan atau motivasi mereka, melainkan dari kesenjangan antara ekspektasi orang tua dengan kemampuan anak. Jadi, respon terbaik yang bisa dilakukan orang tua adalah membentuk rasa ingin tahu tentang titik temu antara motivasi dan kemampuan anak dengan bertanya pertanyaan terbuka kepada anak.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE