Ciri-ciri People Pleaser, Jangan Ragu untuk Buat Batasan yang Tegas

Dian Aprilia | Beautynesia
Jumat, 16 Jul 2021 20:00 WIB
People pleaser/ foto: pexels.com/Alexavier Rylee Cimafranca

People pleaser adalah julukan buat orang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain. People pleaser selalu berusaha semaksimal mungkin untuk tidak membuat orang lain kecewa pada dirinya. Sepintas hal ini memang terdengar bagus, tetapi bisa memberikan dampak negatif pada diri sendiri.

Sebab people pleaser cenderung mengutamakan kebahagiaan orang lain dibandingkan dengan kebahagiaan diri sendiri. People pleaser bahkan tak segan memilih diri sendiri mengalami kesedihan, daripada harus melihat orang lain yang sedih. Berikut beautynesia.id merangkum ciri-ciri people pleaser dan anjuran untuk tak ragu membuat batasan yang tegas.

Tidak Mau Menolak Permintaan Orang Lain


People pleaser/pexels.com/Vie Studio

People pleaser cenderung mengutamakan kebahagiaan orang lain dibandingkan kebahagiaan diri sendiri. Akibatnya ia sulit untuk menolak permintaan orang lain. People pleaser rela melakukan berbagai hal yang diminta orang lain meski sebenarnya ia tidak menginginkannya.

Contoh, diajak kumpul dengan teman untuk naik gunung. People Pleaser seolah tak tahu cara berkata tidak, sehingga ia menerima saja ajakan tersebut. Meskipun ia memiliki kondisi fisik yang tidak memungkinkan atau ia tidak suka dengan berpergian ke alam.

Harga Diri Rendah

People pleaser cenderung memiliki pendapat yang rendah pada diri sendiri. Biasanya mereka memiliki harga diri rendah dan senantiasa membutuhkan pujian orang lain agar merasa lebih baik.

Merasa Bertanggung Jawab atas Perasaan Orang Lain


People pleaser/pexels.com/Designecologist

People pleaser merasa bertanggung jawab dengan kebahagiaan orang lain. Jadi ia seolah terbebani tugas untuk membuat orang di sekitarnya merasa bahagia. Biasanya hal ini ditunjukkan dengan sikapnya yang sering melempar bahan candaan, menghibur temannya yang sedih, terlihat ramah dan ceria.

Namun masalahnya, people pleaser berusaha menutupi rapat-rapat perasaannya sendiri. Ia merasa kebahagiaan orang lain lebih penting daripada kebahagiaan diri sendiri. Akibatnya, saat stres, depresi, marah, sedih dan lainnya, ia tidak bisa mengungkapkan pada orang lain karena takut orang lain akan kesusahan.

Khawatir dengan Penolakan

People pleaser sangat takut dan khawatir dengan penolakan dan ketidaksetujuan. Alhasil, ia selalu mengiyakan pendapat orang lain serta mengabulkan permintaan orang lain.

Hal ini membuat people pleaser perlu tahu cara berkata tidak dan manfaatnya. Penolakan atau ketidaksetujuan tidak selalu berarti buruk. Justru penolakan bisa menjadi hal baik jika didorong dengan alasan yang tepat dan objektif. Cobalah sesekali menolak ajakan orang lain dan mengutarakan alasanmu dengan jujur dan baik.

Frustasi karena Terlalu Banyak Memberi


Frustasi/pexels.com/Liza Summer

People pleaser sering terjebak perasaan frustasi karena terlalu banyak memberi. Alhasil ia mengorbankan dirinya sendiri dalam kekurangan dan kesengsaraan. Misalnya terlalu banyak memberi pinjaman ke orang lain, pada akhirnya ia sendiri sulit mencari uang dan memenuhi kebutuhan sendiri.

Hal ini juga menjadi salah satu tanda bahwa people pleaser tidak tahu dan tidak bisa cara berkata tidak. Membantu dan menyenangkan orang lain tentu baik, tetapi jangan sampai mengabaikan kebutuhan dan kepentingan diri sendiri.

Itulah tanda-tanda people pleaser yang senantiasa mengutamakan kebahagiaan orang lain. Salah satu tantangan besar bagi people pleaser adalah menyeimbangkan perhatian pada diri sendiri dan orang lain serta tidak mengabaikan kebahagiaan diri sendiri. 

(arm2/arm2)
Loading ...