
Crash Course in Romance, Drakor Komedi Romantis Segar dan Beda Dari yang Lain! Ini 4 Alasan Kenapa Wajib Nonton

Beauties sedang mencari drakor komedi romantis yang lucu, seru, dan tidak cringe? Crash Course in Romance ini bisa menjadi jawabannya.
Drama yang diproduksi oleh Studio Dragon dan tayang di Netflix setiap akhir pekan ini, bisa dibilang membawa angin segar dan menyenangkan untuk disaksikan.
Apa sih yang beda dari drakor ini? Yuk, ikuti ulasannya di bawah ini.
1. Akting Para Aktor dan Aktris yang Keren
![]() Aktor, Aktris Keren/ foto: Instagram/ tvn_drama |
Dibintangi oleh aktris papan atas dan berpengalaman yaitu, Jeon Do Yeon yang berperan sebagai Nam Haeng Seon. Ia sudah membintangi drama dari tahun 1990-an lho, Beauties. Selain itu, juga sudah bolak-balik memenangkan penghargaan aktris terbaik. Kebayang kan betapa berpengalamannya dan yang pasti aktingnya pun bagus dan natural, sehingga enak untuk diikuti!
Untuk aktor utama laki-lakinya, dibintangi oleh Jung Kyung Ho sebagai Choi Chi Yeol yang juga tidak kalah berpengalamannya, karena ia sudah terjun dalam dunia drama sejak 2004. Ia juga pernah memenangkan penghargaan sebagai best comedic character di MBC Drama Awards.
Selain itu aktor dan aktris pendukungnya juga tidak kalah bagusnya, seperti Oh Eui Shik, Lee Bong Ryung, Nam Jang Young, Kim Sun Yeong, Roh Yeon Seo, Lee Chae Min, hingga Shin Jae Ha yang sering muncul di berbagai drama populer juga.
2. Jalan Cerita yang Baru dan Segar
![]() Jalan cerita baru/ foto: Instagram/ tvn_drama |
Drakor Crash Course in Romance ini memiliki cerita mengenai Nam Haeng Seon adalah seorang ibu pemilik toko lauk yang berusaha mendaftarkan anaknya ke kelas kursus yang terkenal. Lalu ada Choi Chi Yeol yang merupakan guru kursus matematika terkenal, yang berusaha mengatasi gangguan makan yang disebabkan oleh beban stres dan trauma yang dialami.
Penggambaran sifat antara karakter dua tokoh utamanya yang sangat bertolak belakang ini membuat drama ini menjadi menarik. Ibu pemilik toko lauk yang merupakan mantan atlet nasional, memiliki sifat yang hangat, tidak terlalu memikirkan pelajaran dan tidak ingin membuat anaknya terbebani.
Sedangkan, guru matematika yang tentunya sangat mementingkan pendidikan, tidak memiliki stamina yang bagus dan terkenal sebagai bukap, alias budak kapitalisme oleh rekan kerjanya, karena workaholic.
Pertemuan mereka berdua yang tidak diduga-duga, akhirnya menghadirkan win-win solution untuk kedua belah pihak. Anak dari pemilik toko bisa mendapatkan les matematika dari guru populer itu dan sang guru pun bisa makan dengan tenang.