Dianggap Kontroversial, Sederet Karya Sastra Penulis Ini Sempat Dilarang di Indonesia

Budi Rahmah Panjaitan | Beautynesia
Sabtu, 30 Sep 2023 10:00 WIB
Foto: Haykal/detikcom

Buku mempunyai kekuatan untuk membentuk pemikiran mereka yang membacanya. Sebab itu, tidak semua buku dianggap baik dan layak untuk beredar. Bahkan ada momen buku-buku yang menyentuh topik tertentu justru dilarang oleh pemerintah. Misalnya saja saat era Orde Baru di Indonesia.

Terdapat beberapa penulis dengan karya sastranya yang dianggap kontroversial oleh pemerintah. Karya-karya sastra dari beberapa penulis itu akhirnya dilarang untuk dimiliki, disimpan, diedarkan, dan dibaca.

Mengutip tulisan Suroso dari Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul “Sastra dan Kekuasaan di Era Orde Baru” dijelaskan bahwa salah satu korban pelarangan buku kontroversial pada masa Orde Baru adalah Bambang Isti Nugroho, yang merupakan mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Pada saat itu Bambang Isti Nugroho dijatuhi hukuman penjara karena membaca dan mengedarkan buku “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer.

Selain itu, merujuk pada Keputusan Jaksa Agung 22 Desember 2009 dan masih ada beberapa karya sastra dari penulis lainnya, bahkan dalam periode milenium atau 2000-an, yang juga sempat dilarang. Apa saja? Simak beberapa di antaranya di bawah ini.

Dalih Pembunuhan Massal Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto - John Roosa


Buku John Roosa/ Foto: books.google.com

Buku berjudul “Dalih Pembunuhan Massal Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto” karya John Roosa yang diterjemahkan oleh Hersiri Setiawan ini masuk dalam deretan karya yang dilarang pada era Orde Baru. Larangan ini secara resmi tertuang dalam Keputusan Jaksa Agung Nomor KEP-139/A/JA/12/2009 tanggal 22 Desember 2009.

Buku ini merupakan terbitan Institut Sejarah Sosial Indonesia Jalan Pinang Ranti Nomor 3 Jakarta, Hasta Mitra Jalan Duren Tiga Selatan Nomor 36 Jakarta Selatan dan larangannya mencakup seluruh Indonesia. John Roosa sendiri merupakan sejarawan University of British Columbia, Vancouver, Kanada yang banyak mendedikasikan dirinya dalam upaya pengungkapan Peristiwa G30S.

(dmh/dmh)