Baru-baru ini, Pradikta Wicaksono atau yang akrab disapa Dikta ‘Yovie & Nuno’, sempat menjadi perbincangan hangat dan menjadi trending topic di media sosial karena buka suara mengenai body shaming yang ditujukan kepada dirinya.
Body shaming adalah perilaku mengkritik atau mengomentari penampilan fisik orang lain secara negatif. Pemilik kucing yang bernama Jimbon ini mengunggah sebuah foto dirinya dengan caption yang cukup panjang di akun resmi Instagramnya untuk menanggapi komentar para netizen mengenai penampilannya saat ini yang dibilang kurus dan dekil hingga dikira memakai narkoba.
Ketika kita berbicara tentang body shaming, kebanyakan dari kita berpikir bahwa perempuanlah yang menjadi sorotan atau korbannya. Karena selama ini pada umumnya perempuan lebih rentan jadi korban body shaming itu sendiri karena konsep beauty standard kerap terbatas pada perempuan.
Meskipun begitu, ternyata laki-laki juga bisa menjadi korban body shaming atau yang disebut dengan male body shaming.
Apa itu Male Body Shaming?
male body shaming / instagram.com / dikta |
Dari sekian banyak kasus body shaming yang terjadi, kita cenderung tidak menyadari bahwa laki-laki juga bisa menjadi korban. Laki-laki mengalami tekanan negatif citra tubuh ideal dengan cara yang berbeda.
Bagi laki-laki, konsep 'tubuh pria ideal' adalah putih, ramping, berotot, dan mempunyai perut six-pack. Saat mereka nggak memenuhi standar sosial ini, mereka akan dikritik atau dinilai telah kehilangan tubuh maskulin mereka.
Contohnya adalah komentar ‘dekil’ dan ‘kurus kaya pake narkoba’ seperti yang diterima Dikta, juga lelucon Dad Bod yang diterima oleh aktor Hollywood pemeran Aquaman, Jason Momoa, karena penampilannya berbeda dari perannya sebagai sosok Aquaman yang atletis dan seksi menjadi seperti pria paruh baya dengan perut yang agak buncit.
Basa-basi yang Udah Basi
dikta dan jimbon / instagram.com / dikta |
“Kamu gendutan ya sekarang”
“Loh kok kurusan sih?
“Eh perawatan dong biar nggak dekil,”
Setiap orang berhak untuk punya opini. Namun, kamu nggak berhak untuk mengomentari apalagi mengatur kehidupan orang lain. Setiap kata yang kamu ucapkan kepada orang lain mempunyai dampak bagi mereka meskipun bagi kamu itu hanya untuk bercanda, karena cara setiap orang menerima komentar atau kritikan itu pasti berbeda-beda.
Body shaming udah nggak jaman, physical appearance bukan lagi sesuatu hal yang harus dipersoalkan.
Your Body Your Rules
your body, your rules! / instagram.com / dikta |
Yang menarik dari kasus body shaming Dikta adalah, adanya anggapan bahwa dengan menikah kamu akan lebih terawat karena ada seseorang yang akan mengurus kamu. Tentunya ini adalah hal yang salah kaprah dan nggak ada hubungannya sama sekali.
Your body, your rules! Kamu selalu mempunyai kendali penuh atas tubuh kamu sendiri, dan bukan orang lain. Selain itu, ingatlah bahwa semua orang itu berbeda, dan setiap orang itu unik.
Jangan sampai kamu membandingkan diri kamu terhadap orang lain, atau membiarkan hidup kamu didiktekan dengan standar sosial oleh orang-orang yang seharusnya nggak punya otoritas atas hidup kamu. Sangat tidak masalah jika kamu mempunyai preferensi penampilan ideal bagi diri kamu, selama kamu bahagia dan selama kamu sehat, just do it!
Lakukan apapun yang kamu suka, jadilah apa yang kamu mau. Yang terpenting adalah jangan pernah memaksakan preferensi kamu terhadap orang lain ya, Beauties!
_______________
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!