Nama Xinjiang mungkin sudah familiar di telinga masyarakat dunia. Salah satu daerah di Tiongkok ini ternyata merupakan habitat asli satwa yang disebut berang-berang. Berang-berang Xinjiang adalah spesies Mengxin atau Sino-Mongolian yang merupakan satu-satunya spesies berang-berang endemik asli daerah tersebut.
Berang-berang Mengxin hidup di sepanjang Sungai Ulungur di Prefektur Altay. Hewan ini ditetapkan sebagai hewan kelas satu yang harus dilindungi oleh Pemerintah Tiongkok.
Salah satu orang yang berusaha melindungi berang-berang Mengxin yang terancam akan kepunahan adalah Chu Wenwen. Perempuan kelahiran tahun 1994 ini adalah seorang penyelamat satwa liar yang dijuluki “Putri Berang-Berang” atas perannya dalam menyelamatkan spesies berang-berang Mengxin yang hampir punah.
Untuk lebih lanjut, simak kisah perjuangan Chu Wenwen menyelamatkan spesies berang-berang Mengxin Xinjiang yang hampir punah di bawah ini, dikutip dari laman CGTN.
Terinspirasi dari Sang Ayah
Chu Wenwen dan ayahnya, Chu Hongjun/ Foto: Tangkapan Layar CGTN |
Kecintaan Chu Wenwen terhadap satwa liar terinspirasi dari sang ayah yang bernama Chu Hongjun. Ayahnya bekerja sebagai pejabat kehutanan dan ahli satwa liar terkenal. Rumah sang ayah dulunya adalah di Provinsi Shandong yang berjarak 4.000 km ke Xinjiang.
Sekitar 32 tahun lalu, ayah Chu Wenwen menempuh jarak sejauh itu dan berniat untuk mengerjakan tesis pascasarjananya yang mengambil topik tentang perlindungan berang-berang. Dari waktu itulah Chu Hongjun tinggal di Xinjiang dan memfokuskan diri untuk melindungi satwa yang hidup di dua tempat yaitu air dan darat tersebut.
Berbagai perjuangan tak kenal lelah dilakukan oleh ayahnya untuk melindungi berbagai satwa liar endemik di Xinjiang utara. Beberapa di antaranya adalah melawan perburuan, penambangan, dan kegiatan ilegal lainnya.
Maka dari itu, Chu Wenwen memutuskan untuk mengambil alih tanggung jawab sang ayah dengan melindungi berang-berang Mengxin mengingat lingkungan hidup mereka semakin rusak.
Sejak Usia Dua Tahun Sudah Akrab dengan Satwa Liar
Chu Wenwen ketika kecil/ Foto: CGTN/Chu Wenwen |
Chu Wenwen sejak usia masih sangat kecil sudah tidak asing dengan berbagai satwa liar unik di Prefektur Altay yang merupakan tempat tinggalnya. Di usia dua tahun, dia mulai menemani sang ayah melakukan penelitian lapangan tentang satwa-satwa liar tersebut.
Beberapa di antaranya adalah keledai liar Mongolia, goitered gazelle, dan domba gunung. Lebih dari 20 tahun, Chu Wenwen telah berteman dengan satwa-satwa tersebut, bahkan menganggap mereka bagian dari keluarganya.
Berang-Berang Mengxin adalah Kesayangannya
Berang-berang Mengxin/ Foto: CGTN/Chu Wenwen |
Sudah bertahun-tahun Chu Wenwen merekam berbagai satwa endemik Prefektur Altay dalam bentuk film. Salah satunya adalah berang-berang Mengxin yang disebutnya sebagai "babies" atau "bayi" karena betapa sayangnya Chu Wenwen pada mereka.
Chu Wenwen pada tahun 2019 pernah mengatakan kalau hanya ada sekitar 509 berang-berang Mengxin yang tersisa di daerahnya. Ada alasan kenapa jumlah mereka tidak bertambah.
Hal itu dikarenakan mereka terancam oleh populasi manusia lokal yang semakin membludak. Aktivitas ekonomi dari para manusia tersebut juga merambah habitat tempat tinggal mereka.
Dilansir dari China Today, kabar baik telah datang setelah tiga tahun lamanya. Spesies berang-berang Mengxin saat ini sudah berjumlah 600 ekor. Berkat apa yang dilakukan Chu Wenwen, sarang dari berang-berang Mengxin sudah meningkat dari 162 menjadi 190.
Langkah Bermanfaat yang Dilakukan Chu Wenwen
Berang-berang Mengxin/ Foto: Tangkapan Layar CGTN |
"Kami memfilmkan satwa-satwa liar karena ingin melindungi mereka. Kami ingin lebih banyak orang tahu tentang mereka dan kondisi tempat tinggalnya," ungkap Chu Wenwen membagikan tujuannya di balik mengambil film dari satwa-satwa liar tersebut, termasuk berang-berang Mengxin.
Musim dingin tahun 2017, Chu Wenwen mengumpulkan sekelompok videografer dengan niatan untuk membuat film dokumenter tentang satwa liar. Namun tim dibubarkan akibat kekurangan dana.
Meski melalui berbagai rintangan yang berliku-liku, Chu Wenwen akhirnya berhasil mendirikan sebuah LSM (lembaga swadaya masyarakat) yang bertujuan mendidik penduduk lokal tentang perlindungan satwa liar dengan berbagai proyek dan melakukan penyelamatan satwa ketika dibutuhkan.
Salah satu proyek yang dilakukan oleh Chu Wenwen dan timnya adalah pergi dari desa ke desa untuk mendistribusikan pakan ternak dan mendesak para penggembala untuk menjauhkan sapi mereka dari sungai.
Itu dimaksudkan agar ternak atau sapi mereka tidak menginjak-injak rumah berang-berang yang dibangun di tepi sungai. Selain itu, proyek lain yang dilakukannya adalah dengan mengadakan kampanye guna memotivasi penduduk lokal agar menanam pohon willow atau dedalu sebagai cara untuk meningkatkan pasokan makanan berang-berang.
Menginspirasi Anak Muda Lainnya di Tiongkok
Chu Wenwen/ Foto: Tangkapan Layar CGTN |
Chu Wenwen adalah perempuan yang mandiri, bersemangat, dan pandai berbicara. Dia adalah penyelamat satwa liar yang kompeten. Di akun Weibonya, dia selalu melontarkan berbagai humor dan membagikan kebahagiaannya dalam melakukan pekerjaan sosialnya.
Maka dari itu, karisma Chu Wenwen menginspirasi banyak anak muda di Tiongkok untuk mengikuti jejaknya dalam menyelamatkan lingkungan dan satwa liar. Hanya dalam beberapa tahun, banyak dari mereka bekerja sama dengan Chu Wenwen untuk memperbaiki habitat berang-berang Mengxin.
Tujuan Chu Wenwen dan timnya tidak berhenti sampai dalam tahap melakukan berbagai proyek di atas. Dia ingin masyarakat awam bisa berpartisipasi dalam penyelamatan lingkungan dan satwa liar.
"Saya ingin membantu mereka (masyarakat awam) memahami bahwa hewan liar terikat erat dengan kita, dan bahwa kita tidak dapat hidup dengan baik jika mereka mati," ucapnya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!