Disorot Media Asing, Maudy Ayunda Jadi Jubir G20 Tuai Pro Kontra: Dibilang Hanya Gimik Pemerintah
Beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia ikut bersukacita atas pencapaian Maudy Ayunda yang dipilih menjadi Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia. Selain kepiawaiannya berbahasa asing, terpilihnya Maudy Ayunda menjadi Jubir G20 Indonesia adalah karena ia dinilai sebagai public figure dari generasi milenial yang dapat menjangkau perhatian masyarakat luas terhadap konferensi tersebut.
Namun, penunjukan pelantun lagu Perahu Kertas tersebut sempat menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Bahkan, baru-baru ini media asing Bloomberg ikut menyorot kritik soal Maudy Ayunda yang menjadi Jubir Presidensi G20 Indonesia.
Media Asing Sorot Kritik Penunjukan Maudy Ayunda Sebagai Jubir G20 Indonesia
Maudy Ayunda/Foto: Dok. detikNews |
Menurut Bloomberg, keputusan pemerintah Indonesia menunjuk Maudy Ayunda sebagai Jubir G20 Indonesia hanyalah 'serangkaian kesombongan' yang dibuat oleh pemerintah sebagai bagian dari upaya untuk bisa terhubung dengan generasi muda.
Perempuan dengan nama lengkap Ayunda Faza Maudya mengambil peran sebagai Jubir Presidensi G20 Indonesia ketika Indonesia menerima kritikan karena mengundang Rusia ke acara tersebut. Seperti diketahui, banyak negara di dunia sedang memboikot Rusia imbas invasi yang dilancarkan negara tersebut ke Ukraina.
Penunjukan Maudy Ayunda dalam peran politik tersebut, menurut para kritikus, adalah langkah terbaru pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk merayu generasi muda yang tengah menghadapi isu pengangguran tinggi.
Isu pengangguran, terlebih di masa pandemik, memang selalu menjadi sorotan. Menurut data Badan Pusat Statistik lebih dari setengah dari 273 juta orang di Indonesia berusia di bawah 35 tahun. Tingkat pengangguran untuk usia 16 hingga 30 tahun berkisar 14 persen tahun lalu.
Ilustrasi anak muda/Foto: Pexels.com/Andrea Piacquadio |
"Penunjukan simbolis ini merupakan bagian dari upaya meredam kritikan dari kaum muda terhadap isu-isu kritis, seperti pekerjaan dan pelayanan publik," kata Wasisto Raharjo Jati, peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada Bloomberg.
Menurut Wasisto, pemerintah lebih condong menjangkau anak muda perkotaan yang istimewa, yakni sesuai dengan kriteria kaum milenial yang ingin dipromosikan. Di sisi lain, anak muda berpenghasilan menengah ke bawah dan tinggal di daerah pedesaan tidak mendapat kesempatan yang sama.
Latar Belakang Maudy Ayunda Jadi Sorotan
Maudy Ayunda/Foto: Instagram/maudyayunda |
Bloomberg juga menyorot latar belakang Maudy Ayunda yang dinilai tidak memiliki pengalaman diplomatik atau ekonomi.
"Pada pengarahan pertamanya, dia tampaknya mengabaikan pertanyaan tentang kehadiran Putin. Penyelenggara mengatakan kepada wartawan untuk bertanya tentang kepribadian Maudy Ayunda sebagai gantinya," tulis Bloomberg.
Sebagai bagian dari tim juru bicara, peran Maudy adalah untuk melaporkan hasil pertemuan G20 yang relevan dengan Indonesia. Sementara isu-isu sensitif, ungkap Maudy kepada Bloomberg, akan ditangani oleh perwakilan lain.
Maudy Ayunda Banjir Kritik, Menkominfo Buka Suara
Maudy Ayunda Jubir Pemerintah G20/Foto: instagram.com/@maudyayunda |
Melihat polemik serta pro dan kontra pemilihan Maudy Ayunda sebagai Jubir G20 Indonesia, pihak pemerintah pun buka suara. Menteri Kominfo Johny G Plate mengungkapkan pendapat pribadi Maudy Ayunda dan substansi G20 tidak bisa digabungkan.
"Substansinya, Maudy dia itu sebagai jubir di keketuaan G20, memberikan konferensi pers secara periodik di Istana. Jadi jangan ditanya soal pribadi, kan terpisah dia punya manajer," kata dia kepada detikcom, Senin (18/4).
Sementara itu, jubir Kementerian Kominfo Dedy Permadi mengungkapkan jika Maudy adalah sosok yang tepat untuk menjangkau masyarakat luas khususnya milenial dan Gen Z.
Wakil Dekan Unair: Pemanfaatan Anak Muda Hanya Gimik
Ilustrasi anak muda/Foto: Pexels.com/pavel-danilyuk/ Foto: Nikita Karin |
Pendapat lain dikemukakan oleh Irfan Wahyudi, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. Menurutnya, penunjukan Maudy Ayunda sebagai Jubir Presidensi G20 Indonesia masuk akal karena latar belakang pendidikan Maudy yang luar biasa. Diharapkan, hal ini bisa menjadi dorongan dan inspirasi bagi anak muda Tanah Air.
"Tetapi untuk G20, negara membutuhkan perwakilan yang dapat berbicara tentang isu-isu global atas namanya. Dalam hal ini, pemanfaatan anak muda akan dilihat sebagai gimmick, bukan sebagai fungsi strategis," ungkap Irfan kepada Bloomberg.
Terlepas dari pro dan kontra, Maudy Ayunda sendiri adalah sosok perempuan inspiratif di Indonesia. Sepanjang kariernya, ia terus menorehkan prestasi demi prestasi dan jauh dari pemberitaan tak sedap.
Langkah pemerintah yang menggaet anak muda, dari selebriti hingga pendiri startup, untuk mengemban peran politik memang seringkali menuai pro dan kontra. Di sisi lain, saat ini, banyak anak muda Indonesia yang harus menghadapi isu pengangguran hingga sulitnya mengakses pendidikan.
Padahal, anak muda memegang peranan penting untuk kemajuan suatu negara. Sayangnya, peran itu sendiri masih sering didiskreditkan di berbagai kondisi.
Bagaimana menurutmu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Maudy Ayunda/Foto: Dok. detikNews
Ilustrasi anak muda/Foto: Pexels.com/Andrea Piacquadio
Maudy Ayunda/Foto: Instagram/maudyayunda
Maudy Ayunda Jubir Pemerintah G20/Foto: instagram.com/@maudyayunda
Ilustrasi anak muda/Foto: Pexels.com/pavel-danilyuk/ Foto: Nikita Karin