Dosen Ini Ditangkap Taliban Usai Robek Sertifikat Sarjananya, Bentuk Protes Larangan Perempuan Afghanistan Kuliah

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 06 Feb 2023 18:15 WIB
Dosen Ini Ditangkap Taliban Usai Robek Sertifikat Sarjananya, Bentuk Protes Larangan Perempuan Afghanistan Kuliah
Dosen Ini Ditangkap Taliban Usai Robek Sertifikat Sarjananya, Bentuk Protes Larangan Perempuan Afghanistan Kuliah/Foto: Los Angeles Times via Getty Imag/Marcus Yam

Beberapa waktu lalu, Taliban mengeluarkan larangan bagi perempuan di Afghanistan untuk menempuh pendidikan di bangku universitas. Peraturan tersebut langsung menuai kritik tajam dari dunia, tak terkecuali para warga Afghanistan. Tak sedikit perempuan Afghanistan yang melakukan unjuk rasa terhadap pemerintahan Taliban terkait larangan itu.

Sebagai bentuk protes terhadap larangan berkuliah bagi perempuan Afghanistan, seorang dosen bernama Ismail Mashal merobek sertifikat sarjananya dalam siaran langsung televisi pada Desember 2022 lalu. Atas aksinya, otoritas Taliban menahan dosen jurnalisme itu.

"Mulai hari ini saya tidak membutuhkan ijazah ini lagi karena negara ini bukan tempat untuk mengenyam pendidikan. Jika kakak dan ibu saya tidak bisa kuliah, maka saya tidak terima pendidikan ini," kata Ismail Mashal dalam video yang viral di media sosial bulan lalu, dilansir dari Al Jazeera.

Ajudan Mashal, Farid Ahmad Fazli, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa akademisi itu "dipukuli tanpa ampun" dan dibawa pergi dengan cara yang sangat tidak sopan oleh pemerintah Taliban. Penghancuran sertifikat gelar Mashal menyebabkan guncangan, membuat protes oleh para perempuan terhadap larangan Taliban semakin berkobar. 

Seorang pejabat Taliban telah mengonfirmasi penahanan Mashal.

"Mashal telah melakukan tindakan provokatif terhadap sistem selama beberapa waktu," cuit Abdul Haq Hammad, direktur Kementerian Informasi dan Kebudayaan. "Badan keamanan membawanya untuk penyelidikan."

Larangan Pendidikan oleh Taliban bagi Perempuan Afghanistan

KABUL, AFGHANISTAN - DECEMBER 22:  Afghan women protest against new Taliban ban on women accessing University Education on December 22, 2022 in Kabul, Afghanistan. A group of Afghan women rallied in Kabul against a governmental order banning women from universities. Armed guards barred women from accessing university sites since the suspension was announced on December 20. (Photo by Stringer/Getty Images)

Dosen Ini Ditangkap Taliban Usai Robek Sertifikat Sarjana, Bentuk Protes Larangan Perempuan Afghanistan Kuliah/Foto: Getty Images/Getty Images

Dosen Membagikan Buku Gratis

Dalam beberapa hari terakhir, sebuah saluran televisi lokal menunjukkan Mashal membawa buku di sekitar ibu kota, Kabul, dan memberikannya gratis kepada orang yang lewat.

Mashal, yang telah bekerja sebagai dosen selama lebih dari 10 tahun di tiga universitas Kabul, ditangkap pada hari Kamis meskipun "tidak melakukan kejahatan", kata Fazli.

“Dia memberikan buku gratis kepada saudara perempuan dan pria,” tambahnya. “Dia masih dalam tahanan dan kami tidak tahu di mana dia ditahan.”

Afghan female students take entrance exams at Kabul University in Kabul on October 13, 2022. (Photo by Wakil KOHSAR / AFP) (Photo by WAKIL KOHSAR/AFP via Getty Images)Pelajar perempuan di Afghanistan/ Foto: AFP via Getty Images/WAKIL KOHSAR

Merupakan sebuah pemandangan yang cukup asing melihat pria memprotes untuk mendukung hak-hak perempuan di Afghanistan. Namun, Mashal, yang diketahui mengelola lembaga pendidikan bersama, menegaskan bahwa dia akan membela hak-hak perempuan.

“Sebagai pria dan sebagai guru, saya tidak dapat melakukan apa pun untuk mereka, dan saya merasa sertifikat saya menjadi tidak berguna. Jadi, saya merobeknya,” katanya kepada AFP saat itu.

“Saya meninggikan suara saya. Saya berdiri dengan saudara perempuan saya… Protes saya akan terus berlanjut bahkan jika itu mengorbankan nyawa saya," lanjutnya.

Larangan Pendidikan oleh Taliban bagi Perempuan Afghanistan

Larangan menempuh pendidikan bagi perempuan telah menjadi perhatian terus-menerus yang diungkapkan oleh masyarakat internasional.

Sebagian besar sekolah menengah perempuan tetap ditutup, dan sebagian besar perempuan yang seharusnya duduk di kelas 7-12 ditolak aksesnya ke sekolah, hanya berdasarkan jenis kelamin mereka, kata para ahli.

Perempuan di Afghanistan telah memprotes tindakan tersebut terus menerus selama lima bulan terakhir, menuntut hak mereka atas pendidikan, pekerjaan, dan kebebasan. Penguasa Taliban telah berulang kali memukuli, mengancam atau menangkap perempuan yang berdemonstrasi.

Afghan female students stand in a queue after they arrive for entrance exams at Kabul University in Kabul on October 13, 2022. (Photo by Wakil KOHSAR / AFP) (Photo by WAKIL KOHSAR/AFP via Getty Images)Perempuan Afghanistan/ Foto: AFP via Getty Images/WAKIL KOHSAR

Larangan yang dikeluarkan Taliban tersebut memicu kecaman dari dunia internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) "sangat prihatin" dengan perintah itu, kata Ramiz Alakbarov, wakil perwakilan khusus sekretaris jenderal untuk Afghanistan.

“Pendidikan adalah hak asasi manusia yang mendasar. Pintu yang tertutup bagi pendidikan perempuan adalah pintu yang tertutup bagi masa depan Afghanistan,” cuitnya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.