Optimis adalah sikap yang membantu mengatasi rintangan dan situasi sulit yang rasanya enggak mungkin dilalui. Memang sifat optimis baik, namun bukan berarti kamu menghilangkan sifat pesimis dalam diri kamu lho.
Biasanya sikap ini akan menggunakan pemikiran negatif untuk mencapai tujuan. Sikap ini akan membantu kamu untuk fokus pada hasil akhir atau yang kamu harapkan di masa depan. Untuk menggalinya lebih dalam, berikut manfaat pesimis yang enggak terduga.
Enggak mudah cemas
Sikap ini menunjukkan, kalau hasil buruk yang mereka pikirkan dapat melindungi mereka dari cemas. Misalnya, kamu takut terpeleset di depan umum, biasanya orang pesimis akan mencegah hal ini agar enggak terjadi dan membuatnya malu. Maka enggak jarang, jika orang yang pesimis akan baik-baik saja hingga akhir.
Dapat hidup sukses
Orang yang mempunyai sifat pesimis cenderung punya banyak bayangan buruk tentang hal-hal yang mereka lakukan. Ini akan membuat mereka semakin termotivasi untuk selalu bekerja lebih keras daripada orang yang optimis. Oleh karena itu, mereka akan lebih berusaha dalam mengambangkan ide yang bisa memicu kesuksesan hidup.
Panjang umur
Sikap pesimis akan membuat orang untuk hidup lebih waspada dan berhati-hati. Hal ini termasuk dalam upaya mengambil tindakan pencegahan serta keselamatan yang menyangkut hidup mereka. Otomatis mereka akan hidup lebih lama, namun orang yang optimis dalam memprediksi masa depan cenderung berisiko mengambil risiko sakit hati akibat realitas yang enggak sesuai harapan.
Hubungan asmara awet
Sikap optimis yang berlebihan justru berisiko buruk pada hubungan pernikahan, disebabkan oleh kedua pasangan yang optimis dalam menghadapi masalah tumah tangga. Optimisme yang berlebihan membuat mereka berpikiran semua akan baik-baik saja seiring berjalannya waktu. Padahal enggak demikian, kamu perlu menyelesaikan masalah yang ada hingga terselesaikan.
Konsisten
Mereka yang bersifat pesimis cenderung konsisten dalam mengambil keputusan. Karena ia akan menganggap benar apa yang diyakini benar olehnya. Ia enggak mau mengambil resiko karena takut gagal. Menganggap keputusan yang telah diambil sudah dipikir matang sehingga resikonya kecil.