Film Dokumenter No Other Land, Ungkap Perjuangan Rakyat Palestina Melawan Kekejaman Israel

ALMIRA WIJI RAHAYU | Beautynesia
Senin, 21 Oct 2024 07:30 WIB
Film Dokumenter No Other Land, Ungkap Perjuangan Rakyat Palestina Melawan Kekejaman Israel
Film Dokumenter 'No Other Land' /Foto: Yabayay Media

Sudah ada banyak film dokumenter maupun fiksi yang mengangkat kisah perjuangan rakyat Palestina dalam melawan tentara zionis. Yang terbaru, ada film dokumenter berjudul No Other Land yang telah ditayangkan di beberapa festival film internasional, termasuk Berlin International Film Festival. 

No Other Land merupakan film dokumenter karya kolaborasi dari empat sineas yang berasal dari Palestina dan Israel. Ada aktivis dan jurnalis Palestina bernama Basel Adra, jurnalis Israel Yuval Abraham, pembuat film asal Israel bernama Racher Szor, serta sineas dan petani asal Palestina Hamdan Ballal. 

Film tersebut berfokus kepada kehidupan dari Basel Adra yang tinggal di Masafer Yaffa, sebuah wilayah desa-desa agrikultur yang berada di Tepi Barat, Palestina. Selama lima tahun, pemuda itu telah mendokumentasikan bagaimana tentara Israel menghancurkan pemukiman secara bertahap dan menyiksa penduduk setempat yang tidak berdosa. 

Di wilayah itu, ia bertemu dengan Yuval Abraham yang berasal dari Be'er Sheva, Israel, yang jarak tempuhnya hanya selama 25 menit dari Masafer Yaffa. Yuval yang awalnya tidak pernah bertemu dengan rakyat Palestina pun kagum dalam melihat perjuangan Basel. Dari situlah, ia berteman dengan Basel dan bergabung dalam perjuangan melawan negaranya sendiri melalui penggarapan film ini.

Perbedaan Kehidupan Rakyat Israel dan Palestina yang Mencolok

Basel Adra (Kiri) dan Yuval Abraham (Kanan) /Foto: Yabayay Media

Saat diwawancarai dengan AJ Plus dan Al Jazeera English, Basel meluruskan bahwa film dokumenter ini bukanlah menceritakan pertemanannya dengan Yuval. Ada isu yang lebih krusial lagi, yakni perbedaan kehidupan mereka sebagai manusia. Ada ketidakseimbangan dalam relasi kekuasaan.

Dalam sebuah cuplikan film terlihat ada banyaknya tentara militer yang mengepung wilayah Masafer Yaffa. Pergerakan Basel sangat terbatas. Ia selalu was-was tentang keselamatan keluarganya dan dirinya sendiri.

Hanya ada satu alat yang ia miliki dalam melawan penjajahan tersebut, yakni kamera. "Dalam masyarakat kami, kamera adalah satu-satunya alat yang kami punya untuk mengumpulkan bukti," katanya.  

Sedangkan, Yuval yang merupakan warga Israel bisa bebas berpergian dengan tenang. Ia kerap mengunjungi Basel untuk sekadar menanyakan kabar maupun membantunya dalam melawan kejahatan sistematik yang dilakukan oleh negaranya sendiri.

"Mempelajari adanya kejahatan sistematik yang saya kira tidak terlihat dalam diri rakyat Israel, itu yang membuat saya tergerak untuk mengubahnya," ucap Yuval Abraham kepada AJ Plus.

Mengharapkan Hidup Normal

Cuplikan Film Dokumenter 'No Other Land' /Foto: Tangkapan Layar YouTube Berlin International Film Festival

Melalui film dokumenter ini, keduanya berharap dunia akan membuka mata dan melakukan aksi bersama dalam melawan genosida Israel di Palestina. Mereka juga meminta pemimpin-pemimpin dunia, khususnya Amerika Serikat, untuk berhenti mendanai pemerintah Israel.

"Saya tidak ingin orang-orang hanya melihat film kami, merasa kasihan, merasa bersalah, dan pergi begitu saja. Saya harap mereka melakukan tindakan sesuatu. Orang-orang harus bangun, khususnya bagi mereka yang tinggal di Amerika Serikat," ujar Basel. 

"Mimpi saya hanyalah hidup dengan tenang tanpa adanya penjajah dan tentara-tentara itu. Saya juga ingin bergerak secara bebas di kota, melihat penggembala bekerja secara tenang di desa, dan melihat para siswa berjalan ke sekolah dengan tenang. Seperti kehidupan orang normal pada umumnya," lanjutnya. 

Sebagai warga Israel yang memiliki identitas Yahudi, Yuval menegaskan bahwa penting untuk memberikan pengakuan bahwa Palestina adalah sebuah negara yang berdiri sendiri.

"Ada kata yang sering digunakan, yakni 'koeksistensi' (catatan: hidup berdampingan secara damai). Ya, kami jadi kawan dalam perjuangan ini selama bertahun-tahun. Tidak mungkin adanya koeksistensi ketika satu pihak tidak memiliki eksistensi," tegas Yuval. 

Mengutip laman IMDb, film No Other Land berhasil membawa pulang piala dokumenter terbaik dalam ajang Berlinale Documentary Award dan Panorama Audience Award 2024.  Sayangnya, belum ada informasi di mana penonton internasional bisa menonton film tersebut.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE