Keji! Israel Lancarkan Serangan saat Pengungsi Terlelap, Bakar Hidup-Hidup Warga Gaza
Israel melancarkan serangan brutal di halaman Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir el-Balah, Gaza tengah, pada Senin (14/10) dini hari. Serangan ini menghantam tenda-tenda pengungsi, di mana para pengungsi dalam keadaan tertidur.
Akibat serangan ini, empat orang meninggal dunia dan sekitar 70 orang terluka, sebagaimana dilansir dari Al Jazeera. Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena tim penyelamat masih berusaha menyelamatkan korban.
Israel Bakar Warga Gaza Hidup-Hidup di Tenda Pengungsian
Israel Bom Tenda Pengungsian di RS Gaza, Warga Sipil Terbakar Hidup-hidup/Foto: Dok. Instagram/hani.aburezeq
Dalam potongan video yang viral beredar di media sosial, terlihat kobaran api menelan tenda-tenda para pengungsi di halaman rumah sakit. Israel melancarkan serangan pada dini hari, di saat pengungsi masih dalam keadaan terlelap.
Kobaran api di tenda itu membakar pengungsi hidup-hidup. Terlihat pengungsi lainnya berusaha mematikan kobaran api yang begitu besar sembari berteriak.
Serangan Brutal Israel di Gaza Utara Tewaskan Lebih dari 300 Warga
Serangan Brutal Israel di Gaza Utara Tewaskan Lebih dari 300 Warga/Foto: REUTERS/Hussam Al-Zaanin
Sementara itu, Israel melancarkan serangannya di Gaza utara dalam sepekan terakhir. Invasi darat dan serangan pesawat nirawak Israel telah menewaskan sedikitnya 300 orang warga Palestina.
"Apa yang terjadi di Gaza utara sekarang adalah genosida dalam genosida," tulis Duta Besar Palestina Majed Bamya, wakil pengamat tetap untuk PBB, di X.
Akibat serangan dan pengepungan militer Israel di Gaza utara, sebanyak 400 ribu warga Palestina terjebak. Israel tidak mengizinkan siapa pun meninggalkan daerah itu meskipun telah mengeluarkan perintah evakuasi.
Menurut laporan dari Hani Mahmoud dari Al Jazeera, lebih dari 70 mayat masih tergeletak di jalan, sementara pekerja pertahanan sipil tidak dapat menyelamatkan mereka karena serangan Israel yang tiada henti.
Di Jabalia, warga yang putus asa mengunggah tentang situasi mengerikan mereka di media sosial, salah satu di antaranya menyatakan, "Kami tidak akan pergi, kami mati dan kami tidak akan pergi."
Selain itu, makanan dan bantuan kemanusiaan telah diblokir untuk memasuki wilayah utara sejak awal Oktober.
Osama Hamdan, perwakilan Hamas di Lebanon, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel telah "mencegah masuknya pasokan makanan ke utara selama 10 hari", dan menggambarkan apa yang terjadi di Jabalia sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan".
Menurut Statuta Roma dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC), secara sengaja membuat warga sipil kelaparan dengan "merampas barang-barang yang sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka, termasuk dengan sengaja menghalangi pasokan bantuan" merupakan kejahatan perang.
Jurnalis Palestina: Kami Sedang Menjalani saat-saat Terakhir
Ilustrasi/Foto: dpa/picture alliance via Getty I/picture alliance
Seorang jurnalis Palestina bernama Hossam Shabat yang melaporkan kondisi di Gaza utara, mengatakan bahwa kondisi di sana sangat mengerikan.Â
"Pasukan pendudukan Israel telah meminta semua penduduk Gaza utara (lebih dari 300 ribu) untuk mengungsi sebagai cara untuk membersihkan etnis di Gaza Utara. Namun, mereka kemudian mengepung kamp pengungsi Jabalia, dan ketika orang-orang mencoba pergi, mereka ditembak oleh penembak jitu," tulis Shabat di akun X, Selas (8/10).
"Banyak penduduk yang tergeletak di jalan, berdarah-darah, karena pasukan Israel telah menghancurkan ambulans dan menargetkan siapa saja yang mencoba membantu. Situasi di utara sangat mengerikan dan berbahaya; saat ini ada ratusan ribu orang yang terjebak, dan penembakan terus-menerus terjadi. Mohon bagikan apa yang terjadi di utara," lanjutnya.
Pada Minggu (13/10), di tengah serangan brutal dan keji Israel, Shabat menulis di akun X-nya, "Kami benar-benar sedang menjalani saat-saat terakhir kami. Ya Allah, berikanlah kami akhir yang baik."
Aksi brutal Israel sejak 7 Oktober 2024 telah memakan puluhan ribu korban jiwa, ratusan ribu luka-luka, dan jutaan warga Palestina kehilangan tempat tinggal. Berbagai kerusakan dan tangisan pilu menyelimuti Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini, serangan brutal Israel di Jalur Gaza telah memakan 41.780 korban jiwa. Korban luka-luka mencapai 97.166 orang dan 11.000 orang masih dilaporkan menghilang.
Menurut laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mayoritas korban di Palestina adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu lebih daari 1,9 juta warga Palestina terpaksa mengungsi dan kehilangan tempat tinggal mereka. Tak hanya itu, seluruh populasi Gaza berada dalam tingkat krisis kerawanan pangan akut dan ancaman wabah penyakit.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!