Film Pendek Korsel Georgia, tentang Kekerasan Seksual & Ketidakadilan pada Keluarga Korban yang Diputar untuk Penonton Indonesia

Fina Prichilia | Beautynesia
Rabu, 15 Dec 2021 12:00 WIB
Georgia. /Foto: Dok. IG Jayil Pak

Beberapa waktu lalu atau hingga hari ini, film pendek Georgia masih ramai dibicarakan di media sosial, terutama di Twitter.

Film asal Korea Selatan itu mengangkat kisah tentang kekerasan seksual dan ketidakadilan yang terjadi pada keluarga korban, dari sudut pandang orang tua korban. Kamu sudah menontonnya di YouTube?

Sepasang Orang Tua Sederhana yang Menuntut Keadilan



Korban, bernama Lee Jina, digambarkan sebagai siswi SMA yang telah mengakhiri hidupnya karena sudah tidak tahan akan trauma yang dihadapi, sebab pernah menjadi korban seksual oleh 18 lelaki.

Namun kasus ini tampak tidak diusut secara tuntas sehingga menimbulkan ketidakpuasan, sehingga orang tua Jina meminta untuk diusut kembali.

Karena kondisi ekonomi yang pas-pasan, diperlihatkan juga bahwa keluarga pelaku kekerasan yang punya 'power' membuat orang tua Jina mendapat perlakuan tidak adil. Hal itu juga datang dari pihak berwajib yang meminta agar kasus ini ditutup dan teman-teman Jina pun tampak abai terhadap kasus ini, Beauties.

Diangkat dari Kisah Nyata

Jina digambarkan sebagai korban dari Miryang Gang Rape. Hal ini pula yang diketahui menjadi inpirasi dari film ini.

Kasus kekerasan seksual pada 2004 yang memicu kemarahan masyarakat, dilakukan oleh pemerkosaan kelompok di Miryang, Korea Selatan. Pemerkosaan tersebut dilakukan oleh 41 lelaki dan berlangsung selama 11 bulan.

Banyak Detail yang bikin Penikmat Film Penasaran

Film dan drama Korea dikenal kerap 'mengandung' pesan terselubung lewat simbol-simbol yang ditunjukkan. Hal inilah yang menjadi pembahasan warganet.

Seperti semua yang menempel di tembok kamar Jina yang merupakan clue. Beberapa warganet juga ada yang langsung menanyakannya langsung ke Jayil Pak, selaku sutradara.

Diputar Khusus Penonton di Indonesia

Film tahun 2020 berdurasi 30an menit ini memenangkan banyak penghargaan. Salah satunya adalah Film Pendek Terbaik di Busan International Film Festival.

Di akun YouTube, Jayil Pak membuka akses filmnya untuk penonton Indonesia karena ia mengetahui kasus kekerasan seksual di Mojokerto, Jawa Timur. Hal ini dilakukan sebagai bentuk menghormati korban yang mengalami kasus mirip dengan ceritanya di film pendek tersebut.

Banyak warganet yang mengaku cerita ini sangat relate dengan kasus yang tengah terjadi di masyarakat kita. Bagaimana menurutmu?


-----------

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(fip/fip)
Loading ...