Fransiska Ncis, Kisah Perempuan Berhati Bidadari yang Berbagi Kehidupan dengan Donor Ginjal

Cica Rahmania | Beautynesia
Rabu, 05 Jan 2022 06:28 WIB
Fransiska Ncis seperti memberi oase di tengah krisis kemanusiaan yang terungkap ke permukaan. (Foto: dokumen pribadi Fransika Ncis)

Dongeng kisah para bidadari atau ibu peri mungkin menghiasi masa kecil kita. Parasnya digambarkan sebagai sosok perempuan bersayap dengan hati yang mulia. Tak jarang juga, sosok bidadari digambarkan dengan paras yang jelita. 

Lambat laun, seiring berjalannya hidup, sosok bidadari itu rupanya bisa kita temukan di kehidupan nyata. Dalam bentuk orangtua yang rela bangun malam untuk mengganti popok anaknya atau orang asing yang rela menyampingkan ego untuk membantu sesama.

Fransiska Ncis adalah yang kedua. Di saat orang-orang usia sebayanya mungkin sibuk mengurusi hidup sendiri yang masih banyak kurangnya, Siska, begitu ia akrab disapa, membuat keputusan besar untuk berbagi hidup dengan mendonorkan sebelah organ tubuhnya.

Kisahnya bermula dari Twitter pribadinya @_fransiskancis, pada 8 November 2021. Di sana, ia mengumumkan akan menjalankan operasi ginjal untuk di berikan kepada seseorang. Dengan kekuatan Twitter, tweet Siska pun viral ke seluruh penjuru.

Di tempat yang sama, pada Senin (3/1), ia membagikan update penerima ginjalnya sudah bisa bekerja kembali seperti biasa. Hal ini membuat Beautynesia takjub akan kebaikan hatinya. Kepada Beautynesia, perempuan 31 tahun ini membeberkan sekelumit kisah mulia yang ia lakukan. Berikut adalah petikan wawancara bersama Siska.

Bagaimana awal mula keputusan donor ginjal ini?

Teman saya menelpon saya pada suatu malam hari, dia meminta tolong saya, karena kakaknya butuh tranfusi darah golongan O+ (karna saya memang rutin untuk donor darah, baik whole blood maupun darah trombosit). Dari situ saya bertanya, memang sakit apa dan bagaimana kondisi saat itu.

Saat mendengar kondisi, latar belakang dan update sakitnya saat itu, saya mendengar sambil meneteskan air mata. Dengan usia kakaknya yang masih tergolong produktif, punya prestasi kerja, dan puterinya masih kecil, saya lalu berusaha tidak ingin bersedih di depan teman saya, dan tetap memberi semangat dan keyakinan.

Kemudian hati saya LANGSUNG seperti dituntun untuk bilang "Saya bersedia menjadi pendonor ginjal untuk kakakmu, jika semua catatan dan kondisi medis saya dinyatakan baik dan cocok. Ayo kita sama2 berusaha, berikhtiar. Jika Tuhan mengijinkan dan merestui, semua pasti akan dilancarkan. Silahkan dibicarakan perlahan dengan keluarga besar kamu terlebih dahulu."

Jadi, langsung saat itu juga saya memutuskan bersedia mengajukan diri sebagai pendonor.

(fer/fer)