Gelombang Demo Tolak UU TNI Meluas ke Berbagai Daerah, Ini Rangkumannya

Florence Febriani Susanto | Beautynesia
Minggu, 30 Mar 2025 12:00 WIB
Gelombang Demo Tolak UU TNI Meluas ke Berbagai Daerah, Ini Rangkumannya
Demo UU TNI di Jakarta/Foto: Detikcom/Ari Saputra

Aksi unjuk rasa tolak UU TNI masih menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Gelombang demo  UU TNI ini makin meluas. Berbagai lapisan masyarakat khawatir UU ini bisa melemahkan masyarakat sipil.

Dilansir dari berbagai sumber, massa demo tolak UU TNI sudah digelar sejak Kamis (20/3) sampai Kamis (27/3) kemarin. Massa tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Solo, Makassar, Lumajang, sampai NTT. Berikut rangkuman aksi unjuk rasa penolakan UU TNI di berbagai daerah.

Jakarta

Demo UU TNI Jakarta/Foto: Detikcom/Ari Saputra

Pada Kamis (20/3) massa melakukan demonstrasi di depan gedung DPR. Mereka menolak pengesahan revisi UU TNI. Massa merasa bahwa pembahasan RUU TNI sangat tidak transparan. Salah satu orator berpidato dengan tegas, "Kami tidak memiliki draft resmi sama sekali." Dia menegaskan bahwa proses ini tidak etis. Rakyat harus bersatu untuk menegakkan supremasi sipil.

Setelah UU TNI disahkan, aksi ini terus berlanjut. Dilansir dari akun X @barengwarga, pada Kamis (27/3), mahasiswa dan masyarakat sipil kembali turun ke jalan. Namun, belum ada perwakilan DPR yang menemui massa aksi.

Pada jam 18:30, situasi semakin tegang. Massa berhamburan lari setelah polisi diduga memukul mundur mereka. Beberapa dari mereka mengalami masalah dengan aplikasi WhatsApp setelah insiden tersebut. Ada juga laporan mengenai beberapa teman yang tertangkap, meski jumlahnya belum jelas.

Informasi terakhir menunjukkan tiga orang luka parah dan dilarikan ke rumah sakit. Situasi semakin mendesak ketika intel polisi diduga terlihat membawa pistol. Setelah dihadang oleh massa, terdengar suara tembakan. Ini menambah ketegangan dalam aksi yang sudah panas.

Tak hanya itu, banyak kaum ibu yang merasa prihatin. Mereka sedih melihat tindakan represi aparat terhadap mahasiswa dan masyarakat sipil. Kaum ibu yang tergabung dalam "Suara Ibu Indonesia," ikut ambil bagian dalam aksi. Mereka ingin mendukung mahasiswa yang menolak UU TNI.

Avianti Armand, salah satu penggagas Suara Ibu Indonesia, menjelaskan alasannya. Dia menyatakan, "Kami ingin melindungi anak-anak mahasiswa dari kekerasan aparat." Mereka juga menuntut Presiden Prabowo Subianto untuk membatalkan UU TNI.

Semarang

Demo UU TNI Semarang/Foto: Detik Jateng/Arina Zulfa

Di Semarang, aliansi BEM Semarang Raya mengadakan aksi. Mereka menolak UU TNI di depan kompleks DPRD Jateng pada Kamis (20/3/2025). Tuntutan utama mereka adalah pencabutan UU TNI yang baru disahkan oleh DPR.

Mengutip dari detikJateng, aksi dimulai sekitar pukul 15.20 WIB. Massa berjalan dari Polda Jateng sambil membawa poster besar. Di antaranya terdapat tulisan "Tentara pulang ke barak" dan "Welcome Neo Orba".

Mereka bergiliran menyampaikan orasi dari atas mobil pikap di halaman Pemprov Jateng. Aksi ini berlangsung hingga malam hari. Sekitar pukul 18.10 WIB, massa yang mencoba masuk ke kompleks DPRD terpaksa mundur karena tindakan aparat.

Solo

Demo UU TNI di Solo/Foto: Detik Jateng/Agil Trisetiawan Putra

Mahasiswa di Solo juga melakukan protes menolak UU TNI. Aksi ini berlangsung di depan Gedung DPRD Solo pada Kamis (20/3/2025).

Mengutip dari detikJateng, massa mengenakan baju serba hitam. Mereka membawa spanduk bertuliskan "Tolak UU TNI" dan "Supremasi Sipil". Ada juga tulisan "Kembalikan supremasi sipil" dan "We don’t need your idiot democracy". Mereka meneriakkan seruan agar TNI kembali ke barak.

Koordinator aksi, Ridwan Nur Hidayat, menyampaikan kekecewaan mereka. "Kami kecewa dengan keputusan DPR yang mengesahkan RUU TNI," katanya. Dia menekankan bahwa keputusan ini membuat masyarakat merasa diabaikan.

Bandung

Demo RUU TNI di Bandung/Foto: Detikcom/Bima Bagaskara

Di Bandung, aksi demonstrasi menolak UU TNI digelar di depan Gedung DPRD Jawa Barat. Aksi ini berlangsung pada Kamis (20/3) dan Jumat (21/3). 

Pada hari pertama, situasi berjalan dengan tertib. Namun, keadaan berubah drastis pada hari kedua. Koordinator aksi dari Front Mahasiswa Nasional cabang Bandung Raya, Ainun Mardiah, menyampaikan tuntutan mereka untuk membatalkan UU TNI yang baru saja disahkan.

Dilansir dari detikJabar, situasi sempat memanas ketika massa melemparkan petasan ke dalam gedung dewan. Sekitar pukul 18.00 WIB, massa akhirnya membubarkan diri secara tertib.

Mereka juga mengangkat spanduk bertuliskan "Kembalikan TNI ke Barak" dan "Tolak UU TNI".

Ahmad Siddiq, perwakilan massa, menegaskan, "Kami ingin DPR menolak RUU TNI." Dia meminta DPR untuk menarik kembali pengesahan yang telah dilakukan.

Surabaya

Demo UU TNI di Surabaya/Foto: Detikcom/Deny Prastyo Utomo

Massa yang menamakan diri Warga Sipil menggelar demonstrasi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya pada Senin (24/3) sebagaimana dilansir dari detikJatim. Mereka menolak Undang-Undang TNI yang baru disahkan DPR.

Para demonstran khawatir UU TNI akan menciptakan superbody. Mereka percaya ini bisa melemahkan kekuatan masyarakat sipil. Jaya, jubir massa aksi, menyatakan kekhawatirannya dengan jelas.

Dia mengatakan, "Revisi UU TNI ini akan semakin memperkuat superbody." Menurutnya, jika supremasi masyarakat sipil dilemahkan, dampaknya sangat berbahaya. "Apa yang bisa kita sebut jika bukan fasisme?" ujarnya dengan tegas.

Blitar

Demo di Blitar/Foto: Detikcom/Fima Purwanti

Di Blitar, para mahasiswa melakukan aksi menolak UU TNI. Mereka mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Blitar pada Senin (24/3). Aksi ini diikuti oleh gabungan Cipayung Plus Blitar Raya dan Aliansi BEM Blitar Raya sebagaimana dilansir dari detikJatim.

Mahasiswa menyampaikan orasi di depan Gedung DPRD. Mereka mendapat pengawalan ketat dari Polres Blitar. Koordinator aksi, Vita Neriza Permai, menjelaskan bahwa mereka ingin aturan berpihak kepada rakyat.

Dia juga menganggap pengesahan UU TNI menimbulkan polemik di masyarakat. "Kami mendesak pemerintah mengeluarkan Perppu untuk membatalkan UU TNI," ujarnya. Mereka bersikeras akan mengawal tuntutan ini sampai ke DPR RI.

Mereka juga mengecam intimidasi terhadap jurnalis. "Kami menolak aksi teror terhadap jurnalis dan masyarakat sipil," tegas Vita.

Majalengka

Demo UU TNI di Majalengka/Foto: Detik Jabar/Erick Disy Darmawan

Di Majalengka, mahasiswa juga melaksanakan demonstrasi pada Senin (24/3). Mereka berkumpul di depan Gedung DPRD dengan mengenakan pakaian hitam. Ini merupakan simbol perlawanan mereka sebagaimana dilansir dari detikJabar.

Massa mulai berdatangan sekitar pukul 15.30 WIB. Mereka membawa spanduk dan poster penolakan terhadap UU TNI. Mereka membakar ban untuk menunjukkan puncak aksi.

Salah satu orator mengatakan UU TNI berpotensi melanggar HAM. Mereka juga menyuarakan tiga tuntutan penting. Anwar Yusuf, salah satu peserta, menegaskan bahwa revisi UU TNI dapat menghidupkan kembali dwifungsi TNI. Mahasiswa menuntut untuk membatalkan pengesahan tersebut.

Kedua, mahasiswa mendesak agar kebijakan pemerintah melibatkan partisipasi publik. "Kami ingin kebijakan yang tidak dibuat tanpa mendengar suara rakyat," ujarnya. Tuntutan terakhir adalah penghentian segala bentuk intimidasi terhadap masyarakat.

Kupang

Demo RUU TNI di Kupang/Foto: CNN Indonesia/Elly

Dirangkum dari detikBali, aksi demo menolak Undang-Undang TNI di NTT terjadi hari Senin (24/3). Mahasiswa dari Aliansi Cipayung Plus berkumpul di Gedung DPRD NTT. Mereka berusaha masuk ke ruang rapat paripurna.

Tiba-tiba, seorang ASN di DPRD NTT menghardik mereka. ASN itu bahkan diduga memukul Melianus, seorang mahasiswa dari GMKI Kupang. Tindakan ini membuat massa semakin marah.

Mahasiswa pun langsung menyerbu ruang rapat paripurna. Terjadi tarik-menarik antara mereka dan polisi. Massa yang marah mulai mengumpulkan karpet dan tempat sampah. Mereka membakarnya di depan tangga sambil bernyanyi lagu Buruh Tani. 

Mereka mendesak Ketua DPRD NTT, Emilia Nomleni, untuk menemui mereka. Akhirnya, Emilia Nomleni datang pada pukul 14.48 Wita. Dia mengaku baru pulang dari perjalanan ke Timor Tengah Selatan. Saat mengetahui ada demonstrasi, ia langsung kembali ke Kupang. "Saya akan sampaikan protes teman-teman ke DPR. Kami juga akan tindak ASN yang terlibat pemukulan," kata Emi, sapaan akrabnya. 

Lumajang

Demo RUU TNI di Lumajang/Foto: Detik/Nur Hadi Wicaksono

Terakhir, di Lumajang, mahasiswa menggelar demonstrasi pada Senin (24/3). Dilansir dari detikJatim, mereka datang dengan nama Aliansi Mahasiswa Lumajang Bergerak.

Mereka meminta agar UU TNI dibatalkan. Korlap aksi, Sulaiman, menyatakan bahwa UU ini membuka pintu bagi TNI ke ranah sipil.

Demonstrasi sempat ricuh ketika mahasiswa berusaha masuk ke gedung DPRD. Mereka terlibat saling dorong dengan petugas dan melakukan aksi bakar ban.

Namun, situasi di Lumajang kembali tenang setelah Ketua DPRD, Oktafiani, bertemu dengan mahasiswa. Dia menerima tuntutan mereka dan berjanji akan menyampaikan aspirasi tersebut ke DPR RI.

Masih banyak daerah lain yang juga ikut menolak UU TNI dan melakukan aksi unjuk rasa. Kumpulan aksi demo menolak UU TNI di berbagai daerah menunjukkan semangat masyarakat untuk bersuara. Dari Jakarta hingga Lumajang, mahasiswa dan masyarakat sipil bersatu menuntut transparansi dan keadilan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE