Geram dengan Pidato Diskriminatif & Seksis Sang Profesor, Mahasiswa Ini Berhasil Kumpulkan Beasiswa hingga Rp2,9 Miliar!

Nadya Quamila | Beautynesia
Selasa, 04 Jul 2023 14:30 WIB
Geram dengan Pidato Diskriminatif & Seksis Sang Profesor, Mahasiswa Ini Berhasil Kumpulkan Beasiswa hingga Rp2,9 Miliar!/Foto: Dok. Ally Orr/People

Setiap orang, terlepas dari gendernya, berhak mengenyam pendidikan hingga bekerja di bidang yang diinginkan. Namun sayang, partisipasi perempuan di bidang-bidang tertentu seperti teknik, teknologi, hingga hukum masih minim.

Meski isu kesetaraan gender terus diperjuangkan, tak bisa dipungkiri masih ada sebagian pihak yang seolah menentang perempuan untuk berkembang dan meraih apa yang menjadi haknya. Hal tersebut dialami oleh seorang mahasiswa bernama Ally Orr.

Salah seorang profesor pria di kampusnya memberikan pidato dan mengatakan bahwa perempuan tidak boleh direkrut untuk bekerja di bidang teknik, kedokteran, atau hukum. Ucapan diskriminatif dan bernuansa seksis itu membuat Ally Orr geram dan tidak tinggal diam.

Ia kemudian menggalang dana untuk beasiswa bagi mahasiswa perempuan di kampusnya. Berkat kerja kerasnya, ia berhasil mengumpulkan beasiswa hingga 200 ribu USD atau Rp2,9 miliar! Yuk, simak kisah inspiratifnya!

Isi Pidato Diskriminatif dari Sang Profesor

Ally Orr merupakan seorang mahasiswa di Boise State University. Pada Konferensi Konservatisme Nasional pada November 2021, seorang profesor sekaligus ilmuwan politik di Boise State University, Scott Yenor, memberikan pidato yang bernuansa diskriminatif terhadap perempuan.

Yenor mengatakan bahwa perempuan tidak boleh direkrut untuk bekerja di bidang teknik, kedokteran, atau hukum. 

"Segala upaya harus dilakukan bukan untuk merekrut perempuan menjadi insinyur, melainkan untuk merekrut dan menuntut lebih banyak pria untuk menjadi insinyur," ungkapnya, sebagaimana dilansir dari laman People.

Tak hanya itu, Yenor juga mengatakan bahwa perempuan mandiri bisa mencari tujuan hidup mereka dalam pekerjaan birokrasi tingkat menengah, contohnya manajemen sumber daya manusia, perlindungan lingkungan, dan pemasaran.

Mendengar pidato sang profesor, Ally pun tidak habis pikir. Menurutnya, bagaimana bisa seseorang yang berpendidikan mengucapkan kalimat diskriminatif terhadap perempuan?

Tak tinggal diam, Ally pun mengubah amarahnya menjadi hal yang inspiratif. Yuk, cari tahu perjuangan Ally demi memperjuangkan hak perempuan di halaman berikutnya!

(naq/naq)