Hal Pertama yang Harus Dilakukan ketika Terjerat Aksi Penipuan Modus Tabrak Lari
Belum lama ini, viral terekam aksi penipuan tabrak lari. Korban yang dalam hal ini salah satu penumpang di mobil, merekam aksi 'korban' yang mengaku-ngaku ditabrak.
Hal seperti itu tentunya bisa terjadi pada siapa saja dan sangat meresahkan ya, Beauties! Kita bisa saja diperas dengan jumlah nominal yang tak sedikit, bila terjerat aksi penipuan ini.
Untuk mengantisipasi hal semacam ini ada kiat-kiat khusus yang perlu dilakukan pertama kali dari pihak berwajib.
Berusaha untuk Tidak Panik
Pelaku modus pura-pura jadi korban tabrak lari di Pasar Rebo, Jakarta Timur (Tangkapan Layar)/ Foto: Pelaku modus pura-pura jadi korban tabrak lari di Pasar Rebo, Jakarta Timur (Tangkapan Layar) |
"Semua masyarakat jika mengalami hal seperti ini, saya harapkan jangan panik. Tolong langsung berhenti di tempat pos polisi terdekat, baik polsek polres, atau kantor instansi pemerintahan, karena di sana minimal ada penjaganya," ujar Kapolres Jakarta Timur Kombes Budi Sartono, dikutip dari detikOto.
"Sehingga bisa diselesaikan, apakah benar itu kejadian Lakalantas atau modus bohong seperti ini. Sekali lagi jangan panik dan jangan terprovokasi saat dibilang maling atau apalah, langsung ke kantor polisi apakah benar itu pidana atau tidak," Budi menambahkan.
Waspada Aksi Penipuan Berkelompok
Pelaku Modus Tabrak Lari Berujung di Jeruji Besi/ Foto: Facebook Slidell Police Department |
Founder dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, juga menambahkan beberapa hal yang perlu diingat pengendara mobil.
Yaitu jangan panik dan cobalah berhenti di tempat ramai, serta mengantisipasi bila pelaku penipuan bermodus tabrak lari itu dilakukan secara berkelompok.
"Paling penting jangan panik, segera berhenti di titik yang ramai untuk menarik perhatian banyak orang agar membuat pelaku itu takut. Jangan menuruti tempat sesukanya dia, karena mereka bisa saja berkelompok dan jangan melawan karena hanya menimbulkan masalah baru, tetap berusaha ngotot dan pastikan ada orang orang yang menjadi saksi," tutur Jusri dikutip dari detikOto.
Menariknya, menurut Jusri, suara yang keras dan berani ngotot itu bisa mengganggu psikis pelaku. Jadi semakin pelaku merasa tertekan, itu bisa mempengaruhi gestur badan hingga volume suara.
"Sebaliknya, orang yang merasa dituduh jika melakukan tindakan kejahatan itu pasti akan berteriak dan marah. Hal itu dapat membuat kaget si pelaku tersebut dan dapat menarik masyarakat di sekitar, sehingga mereka tahu siapa yang benar dan salah," katanya.
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pelaku modus pura-pura jadi korban tabrak lari di Pasar Rebo, Jakarta Timur (Tangkapan Layar)/ Foto: Pelaku modus pura-pura jadi korban tabrak lari di Pasar Rebo, Jakarta Timur (Tangkapan Layar)
Pelaku Modus Tabrak Lari Berujung di Jeruji Besi/ Foto: Facebook Slidell Police Department