Hamza Al-Dahdouh Putra Kepala Biro Al Jazeera Tewas Akibat Serangan Israel

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 08 Jan 2024 17:00 WIB
Hamza Al-Dahdouh Putra Kepala Biro Al Jazeera Tewas Akibat Serangan Israel
Hamza Al-Dahdouh/Foto: Instagram/hamza_w_dahdooh

Hamza Al-Dahdouh, putra tertua kepala biro Al Jazeera di Gaza, Wael Al-Dahdouh, tewas akibat serangan rudal Israel di bagian barat Khan Younis, Gaza. Hamza (27) yang merupakan seorang jurnalis meninggal dunia pada Minggu (7/1) waktu setempat.

Jurnalis Mustafa Thuraya juga tewas dalam serangan itu, ketika kendaraan yang mereka tumpangi di dekat al-Mawasi, daerah yang seharusnya aman di arah barat daya, terkena rudal Israel. Penumpang lainnya, Hazem Rajab, terluka parah.

Menurut laporan koresponden Al Jazeera, kendaraan Hamzah dan Mustafa menjadi sasaran ketika mereka mencoba mewawancarai warga sipil yang kehilangan tempat tinggal akibat pemboman sebelumnya.

Hamza dimakamkan di Jalur Gaza selatan, Minggu (7/1). Terlihat rompi pers berwarna biru ditaruh di atas tubuh Hamza. Wael Al-Dahdouh menshalatkan jenazah putranya. Isak tangis dari keluarga dan teman mengiringi kepergian sang jurnalis.

Wael Al-Dahdouh Mengenang Sang Anak

Hamza dan Wael Al-Dahdouh

Hamza dan Wael Al-Dahdouh/Foto: Instagram/hamza_w_dahdooh

Berbicara dari pemakaman tempat putranya dimakamkan, Wael tampak tenang namun pasrah. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah salah satu dari sekian banyak orang di Gaza saat ini yang mengucapkan selamat tinggal yang pahit kepada orang yang mereka cintai setiap hari.

Di tengah kepedihan yang tengah dirasakannya, Wael mengatakan akan tetap berjuang menunjukkan kepada dunia apa yang sedang terjadi di Gaza, meskipun banyak pilu yang dialaminya.

“Hamza adalah segalanya bagiku, anak tertua, dia adalah jiwa jiwaku… ini adalah air mata perpisahan dan kehilangan, air mata kemanusiaan,” ujarnya, dilansir dari Al Jazeera.

[Gambas:Instagram]

Jaringan Media Al Jazeera mengecam keras serangan tersebut, mengatakan “Pembunuhan Mustafa dan Hamzah … ketika mereka sedang dalam perjalanan untuk melaksanakan tugas mereka di Jalur Gaza, menegaskan kembali perlunya mengambil tindakan hukum yang diperlukan segera terhadap pasukan pendudukan untuk memastikan tidak ada impunitas.”

Ketegaran Wael Al-Dahdouh

Wael Al-Dahdouh

Wael Al-Dahdouh/Foto: Instagram/hamza_w_dahdooh

Hamza sangat dekat dengan keluarganya dan sangat terpukul ketika dia mendengar kabar pada tanggal 25 Oktober bahwa serangan Israel telah menghantam rumah tempat keluarganya berlindung di kamp pengungsi Nuseirat.

Tak lama setelah serangan itu, ia harus kehilangan ibunya, Amna, saudara laki-lakinya, Mahmoud, saudara perempuannya Sham, dan keponakannya Adam. Menurut rekan Hamza, kesedihan pria itu setelah kehilangan keluarganya tampaknya memotivasi dia untuk bekerja lebih keras dalam meliput apa yang terjadi di Gaza.

Ketika berita tewasnya Hamza tersebar, istrinya yang telah dinikahinya selama satu tahun bergegas ke pemakaman, begitu pula saudara-saudaranya yang masih hidup, untuk melihat dirinya terakhir kali sebelum dia dikuburkan.

Sang ayah, Wael, terlihat berusaha menguatkan anggota keluarganya, meskipun kesedihan terpampang jelas di wajahnya.

[Gambas:Instagram]

Ketenangan dan kekuatannya membuat Wael Al-Dahdoud lebih dari sekadar kepala biro media Al Jazeera di Gaza. Dia adalah wajah dari liputan saluran tersebut dan simbol ketahanan masyarakat Gaza.

Ketika dia kehilangan istri, putra, putri, dan cucunya akibat serangan udara Israel pada akhir Oktober, dunia menyaksikan saat dia berlari ke rumah sakit tempat jenazah keempat orang yang dicintainya dipindahkan.

Setelah mengucapkan selamat tinggal secara emosional kepada anak, cucu, dan pasangan hidupnya, ia pun tampak semakin bertekad untuk menjalankan pekerjaannya.

[Gambas:Instagram]

Kemudian pada pertengahan Desember, Wael terluka parah dalam serangan yang menewaskan rekannya Samer Abudaqa. Tak lama setelah itu, dia tetap berjuang meliput berita genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.

Sindikat Jurnalis Palestina telah mendokumentasikan pembunuhan 102 jurnalis dan cederanya 71 lainnya oleh pasukan Israel sejak serangan dimulai pada bulan Oktober 2023.

Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), seperti dikutip Al Jazeera, mencatat setidaknya ada 22.185 masyarakat Palestina tewas akibat serangan Israel, termasuk sekitar 9.100 anak-anak dan 6.500 perempuan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE