Kaum perempuan menjadi yang paling terdampak dari genosida yang dilakukan Israel di Palestina. Menurut data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hampir 70 persen kematian di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
Dilansir dari Al Jazeera Plus, dua ibu terbunuh setiap jamnya selama serangan yang dilancarkan Israel. Sekitar 700 ribu perempuan dan anak perempuan di Gaza mengalami siklus menstruasi, tetapi mereka tidak memiliki akses yang memadai terhadap produk-produk kebersihan dasar seperti pembalut, tisu toilet atau bahkan air mengalir dan toilet. Data juga menunjukkan bahwa satu dari lima ibu hamil yang dirawat di sebuah klinik pusat di Gaza mengalami kekurangan gizi.
Semua itu bukan hanya angka, itu adalah kehidupan perempuan di Palestina. Mereka harus menanggung rasa pilu yang luar biasa; kehilangan orang yang dicintai, bertahan dari serangan keji tentara Israel, kelaparan, kehilangan rumah dan tidak punya tempat bernaung yang layak, hingga kekhawatiran akan masa depan yang tak menentu.
Meski begitu, perempuan Palestina terus menunjukkan keteguhan hatinya dengan tetap berdiri tegar. Bagi mereka, dari semua kehilangan dan berusaha mengikhlaskan apa yang terjadi, kekuatan adalah satu-satunya yang tersisa.
Menyambut Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap 8 Maret, simak kisah para perempuan tangguh Palestina dalam berjuang hidup dan menemukan kekuatan untuk terus bertahan.